스물하나

125 7 1
                                    

Keesokan harinya

Bangchan dan tentu saja Jisung berkunjung ke rumah sang anak, Jeno.

"Jeno!!"

"Kaka kangen banget sama kamu" Jisung langsung berlari memeluk sang adik kala melihatnya turun dari tangga rumah tersebut.

"Jeno juga kangen cama ka cungie" ucap si kecil sambil memeluk Jisung tak kalah eratnya.

"Ka ayo main cama Jeno, di cini Jeno juga punya luangan belmain loh, mirip kaya yang Jeno punya di lumah Ayah"

"Ayok"

"Oh ya, ka Icung belum pelnah ketemu cama Unchan kan, ayo cekalang kita temui dia juga"

Jeno menuntun Jisung ke ruang bermainnya yang terletak di lantai atas rumah itu. Di sana juga sudah ada Sungchan yang memang sejak tadi berada di ruang bermain itu.

Setelah kepergian dua orang berbeda umur itu, sang nyonya rumah mengajak satu tamunya lagi untuk bersantai di ruang tamu, diikuti sang kepala keluarga.

"Apa kabar kalian?"

"Baik seperti yang terlihat" jawab Minho

"Kamu sendiri bagaimana?"

"Ya begitulah, baik seperti biasanya dan cukup sibuk juga"

Lalu terjadilah percakapan-percakapan ringan di antara mereka.

°*°*°*°*

Bulan-bulan berlalu, fajar sudah menampakkan sinarnya beberapa jam lalu.
Terlihat seorang pemuda tengah mempersiapkan bekal dengan tangan mungilnya.

Chupp

Sebuah kecupan ringan mendarat di pipi chubby si pemuda yang tengah bergelut dengan bahan-bahan makanan.

"Ihh... ka apaan sih, Sungie lagi sibuk nih" rajuk si pemuda, bibirnya yang mengerucut membuat sang pria Aussie itu menjadi gemas.

"Hehe, morning kiss sayang"

Terjadilah sedikit keributan di pagi hari itu bersama si pria pengganggu dan si tangan mungil.

°*°*°*°*

Matahari sudah di atas kepala namun hal itu tak menyurutkan senyum yang selalu tercetak di wajah orang-orang yang saat ini tengah piknik di pinggir sebuah danau.

"Jeno, Lixie, Sungie udah dulu mainnya, makan dulu sini!" teriak si musang tampan alias Hyunjin.

"Iya ka!" sahut ketiga orang di seberang danau.

Mereka pun berlarian meninggalkan tempat bermain tadi menuju sang kaka yang sudah menunggu mereka, dengan menyeberangi jembatan yang memang sudah tersedia si danau itu.

"Yeay, Nono sampe duluan, wlee"

"Kamu curang, masa lari duluan" protes si pemuda ayam yang langsung mendudukkan dirinya di atas rumput hijau tempat mereka piknik

"Makan dulu sini, Lixie kalo haus minum dulu" titah seseorang

"Iya ka Umin"

Mereka berdelapan pun menyantap berbagai macam cemilan yang sudah di siapkan.

°*°*°*°*

Matahari sudah berganti dengan bulan, piknik yang dilakukan oleh 4 pasang kekasih tadi pun sudah lama selesai.

Yah, mereka hanya melepas penat dari banyaknya kegiatan dan kejadian yang cukup melelahkan akhir-akhir ini, lama tak berjumpa membuat mereka juga merindukan satu sama lain. Bersyukurlah hubungan mereka masih terjalin dengan baik, walaupun sebenarnya bisa saja terjadi pertikaian. Namun, hal itu tak terjadi karena satu pria yang sangat berbaik hati mau merelakan miliknya kepada orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DécisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang