⚠️ Contains Adult Scene! ⚠️
***
"Let's move."
Ucapan bernada perintah yang keluar dari mulut Haein menjadi pertanda bahwa ciuman mereka tak akan berhenti begitu saja. Itu adalah pertanda buruk ketika Haein membawa tubuh Jisoo ke dalam gendongannya —bergerak menuju kamar tidur milik lelaki itu.
"K-kakak mau apa?! Lepas!!"
Jisoo tentu saja tidak tinggal diam. Seluruh tenaganya digunakan untuk memberontak walau semua usaha tersebut gagal. Pada akhirnya, Jung Haein berhasil membawa masuk Jisoo ke kamar tanpa ketahuan seorang pun.
Hal pertama yang Haein lakukan ketika masuk ke dalam kamar adalah menaruh tubuh Jisoo di atas ranjang empuk ukuran king size miliknya. Sedikit kasar cara Haein melakukannya, terlihat dari bagaimana ia menindih dan mengunci pergerakan Jisoo yang terus memberontak.
"Kak lepas! Jangan ikutan gila!"
Tubuh yang terkunci membuat Jisoo tak berdaya. Tenaga Haein sangat kuat untuk membuatnya tetap tak berkutik. "Sadar kak."
"Berisik!!" Jisoo tercengang. Tak percaya kalau Haein baru saja membentaknya. "Shut the fuck up, Soo. I don't wanna be rude tonight."
Racauan kasar keluar seiring dengan bentakan tadi. Benar-benar bukan Haein yang Jisoo kenal selama ini. Ketakutan mulai melanda Jisoo, entah mengapa tatapan tajam ditambah dengan cengkeraman kuat Haein berhasil menciutkan nyali Jisoo. Pikiran negatif mulai menyerang otak gadis itu, yang berakhir dengan meloloskan bulir airmatanya.
Tetap saja tak ada rasa iba dari Haein. Pikirannya yang sudah mabuk hanya menuruti nalurinya yang masih tersisa. Naluri untuk menyentuh apa yang diklaim sebagai miliknya.
"Aku hanya ingin menghilangkan jejak sentuhan bajingan tadi." Cuma respon gemetar yang Jisoo rasakan saat sebelah tangan Haein masuk ke dalam bajunya —mengelus perut Jisoo dengan gerakan abstrak. "Jadi, biarkan aku menyentuhmu."
Ucapan terakhir Haein ditutup dengan senyum sinis. Tindak terakhir yang pada akhirnya menghantar mereka pada ciuman bibir kedua. Berdenyut rasanya bibir Jisoo setiap kali Haein menekan ciuman mereka, sensasi memabukkan yang membuat Jisoo kewalahan.
Ada raut wajah marah yang tak dapat Haein tutupi, yang tidak diketahui apa alasan pastinya. Intinya, suasana hati buruklah yang membuat Haein melakukan tindak tak senonoh ini terhadap Jisoo. Terkesan seperti pelampiasan, karena memang begitu adanya.
"Jangan ..hikss.. dilanjutin kak.. hikss.. please."
Semua ketakutan Jisoo makin nyata adanya ketika Haein mulai menanggalkan pakaian gadis itu. Jantung Jisoo berdebar tak karuan setiap detik, membayangkan banyak hal buruk yang akan terjadi.
Miris rasanya saat pakaian yang tadi Jisoo pakai, sekarang sudah berada di lantai kamar. Keadaan gadis itu sudah full naked, berbeda dengan Haein yang masih terbalut pakaian.
Tak kunjung menyerah dengan keadaan, Jisoo tetap berusaha mendorong tubuh Haein. Sayangnya, posisi yang terkukung mempersulit Jisoo mengeluarkan tenaga lebih.
Wajah Haein kembali mendekat. Kali ini bukan bibir sasarannya, melainkan leher mulus Jisoo. Awalnya hanya kecupan biasa. Namun, lama-kelamaan terasa gigitan di area sekitar leher dan terus turun hingga area collarbone. Mengukir kissmark berwarna merah keunguan sebagai cap hak milik.
"K-kak.."
Jisoo mengerang tertahan. Tak sadar bahwa itu malah membuat gairah Haein semakin naik.
"Sudah.. hikss.. cukup.."
