#AksaMerta
#Minggu, 20 Februari 2022
#Bab 3_Regina
#TereLiyeTia"Tia cantik--Tia cantik--Tia cannntiikkk!" Raga dengan gemasnya menggelitik perut gembul Tia. Tentunya Tia amat responsif, ia menggeliat sembari tertawa puas sampai pipinya menjadi kemerahan. Adhira tersenyum sembari menonton televisi yang baru saja ia beli itu.
"Lengket banget ya dia ama lu," ucap Adhira lalu menaikan kaca mata plastiknya. Raga hanya menaikan alis dan tersenyum miring, lalu menggendong Tia. Ia membeberkan kakinya ke depan dan meletakan Tia di pahanya. Raga menggosok kepala Tia dengan dagunya membuat Tia semakin menggeliat nyaman di dadanya.
"Peyut papa dendut!" ledek Tia lalu mencubit perut buncit Raga. Adhira sontak tertawa terbahak-bahak, sementara Raga hanya menghela napas berat dan memegang perutnya.
"Peyut Tia juga dendut, kok," sahut Raga tak mau kalah.
"Tapi Tia laper, mau susu," pintanya dengan manja.
Raga tersentak lalu menatap Adhira. Dengan santai, Adhira hanya menaikan bahunya. "Ya udah, gimana lagi? Beliin, gih ... gua siapin airnya."
"Oh-okay, masak airnya radak banyakan, ya! Gua pengen ngopi soalnya. Lu ga mau apa-apa?" Raga pelan-pelan memindahkan Tia ke karpet lagi.
"Em, cokelat Bon-Bon, dong! Tau kan' di mana tokonya? Beliin susu khusus batita! Jangan sampai salah!" tegas Adhira sambil menunjuk Tia seolah memberikan pemahaman pada Raga bahwa Tia masih sangat kecil.
"Kalau salah emang ngaruh?" tanya Raga keheranan.
"Hadeuh, lu mau dikasih susu khusus lansia?" tanya Adhira dengan tatapan datar.
Raga hanya meringis malu dan segera pergi ke minimarket kecil untuk membeli susu, cokelat bubuk dan juga kopi untuknya. Ia tak lupa membelikan permen-permen yang terpampang di depan kasir. Saat kembali ke kamar apartemen Adhira, Raga dengan cekatan mengambil permen dan diletakan di belakang punggungnya. Ia segera berlutut di depan Tia.
"Ayo tebak, Papa bawa apa buat Tia?" tanya Raga membuat Adhira tersenyum gemas dengan kelakuan keduanya.
"Pelmen?" tebak Tia dengan mata terbelalak, seolah dia antusias dengan permainan kecil yang diadakan ayahnya. Adhira menggeleng takjub sementara Raga menciutkan bibirnya
"Ya, Papa kalah," gumam Raga lalu memberikan permen tusuk itu pada Raga.
Adhira mengambil kantong kresek yang ada di samping Raga. Lalu diperiksa satu-persatu barang belanjaan Raga. Ia menemukan sebatang cokelat GoldenKing di dalam kantong kresek.
"Wih, cokelat mahal, nih. Buat siapa, Ga?" tanya Adhira penasaran.
"Buat lu, makan aja!" jawab Raga lalu memangku Tia dan mengambil alih kuasa remote.
"Maca--Maca, Pa ... Tia mau nonton Maca!" rengek Tia dengan manja.
"Maca?" Raga memaju-mundurkan tampilan channel sampai yang diinginkan Tia.
"NAH, TADI!" teriak Tia heboh dan membuat Raga hampir jantungan. Rupanya 'Maca' yang dimaksud Tia adalah serial kartun 'Masha And The Bear'.
"Ga, kalau Tia ada permen--gua punya cokelat ... lu makan apa?" tanya Adhira keheranan.
"Kopi doang udah cukup, kok," jawab Raga lalu meletakan telapak tangannya ke belakang agar lebih nyaman dari sebelumnya.
"Kenapa ga beli dua cokelatnya?!" tanya Adhira dengan setengah merengek.
"Kagak cukup uang gua, hehe. Hari pertama gini emang kata temen-temen sepi order-an," jelas Raga sekaligus mengeluhkan kelelahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere Liye Tia (END)
Romance"Gelapku akan lebih indah jika Tia dapat menangkap indahnya surya." Raga mengangkat pipi Adhira, menatap bola mata istrinya dengan dalam-dalam. "Gelap dalam dinginnya tembok sengsara?" tanya Adhira dengan penuh penegasan. "Sengsara untuk Tia? Tidak...