#Aksamerta
#Sabtu, 12 Maret 2022
#Bab18_Papa!
#TereLiyeTiaAntara berhasil mengubah wajah sedihnya setelah menangis bersama dengan calon mertuanya. Kini pria tampan itu kembali ke ruang tamu dan ingin mengakhiri hubungannya dengan Tia. Lamunan Antara terpecahkan dengan suara hentakan sandal Tia yang sudah kembali dengan meneteng kantong keresek hitam berisi gula sekilo.
"Hai, hehe," sapa Tia lalu berjalan ke dapur.
"Eh, ga usah deh, Ti," tolak Antara membuat Tia sedikit kecewa.
"Ih, kok ga mau, sih? Apa kamu mau cokelat panas? Kopi, atau GreenTea?" tanya Tia dengan senyuman antusias. Mendengar kekasihnya yang begitu rela terepotkan, Tara semakin berat menyelesaikan hubungan begitu saja.
"No, Baby--duduk, sini!" Antara memijat-mijat sofa supaya Tia bisa duduk dengan nyaman.
"Apa?" tanya Tia penasaran, pastinya dengan meremas-remas gula yang ia beli tadi.
"Pengen bakso, keluar yuk!" ajak Antara, membuat mata Tia terbelalak kesenangan.
"Ayo, kita beli yang di sampingnya kedai boba, ya!" Tia dengan wajah sumringah menggoyangkan lengan Antara dan dibalas anggukan oleh Antara.
Keduanya akhirnya mendarat selamat ke warung bakso langganan yang tepatnya ada di samping kedai boba. Keduanya akhirnya melahap bakso yang mereka pesan dengan penuh kenikmatan, tak lupa segelas teh hangat yang berhasil memanjakan perut mereka.
Antara habis duluan, dan ia harus mengatakannya sekarang.
"Ti, kamu tahu, gak?" Antara memegang tangan kiri Tia yang masih menyedot yeh hangatnya.
"Em, iya?" tanya Tia lalu membalas pegangan Antara.
"Aku ga suka sama pembohong," sindir Antara membuat Tia mengerutkan dahinya.
"Aku juga dan semua orang ga suka sama pembohong, kan?"
"Lalu kenapa kamu bohongin aku?" Pertanyaan Antara sukses membuat Tia tersedak. Dengan sedikit gemetar ia segera meneguk teh hangatnya.
"A-ku ga bohongin kamu dan ga ada yang bohongin kamu, Tara!" bantah Tia lalu menghapus sisa teh di bibirnya.
"Sekali lagi--ingat, sekali lagi! Om Raga itu siapanya kamu?" tanya Antara lengkap dengan seporsi raut tegas dan penuh emosi.
"Om? Kok kam--"
"Jawab Tia!" Antara memukul meja makan, beruntung tak banyak tamu di warung itu.
"Dia tukang kebun aku, Tara!"
Lagi-lagi, Tia berbohong. Antara kecewa dan hanya bisa diam tanpa kata. Semua mendadak hening, sementara Tia bernapas terengah-engah setelah berhasil menjawab pertanyaan Antara.
"Kita putus!" Antara akhirnya berhasil memutuskan hubungannya dengan Tia dan tentu gadis manis itu tak bisa menerima perpisahan ini begitu saja.
"Kok bisa? Sebenarnya kamu kenapa, sih? Ga mau aku buatin teh, ajak ke sini, terus tanyain Raga, terus putusin aku! Mau kamu apa?!" protes Tia sambil melihat Antara yang sudah berdiri sambil menaikan resleting jaketnya.
"Kamu bilang kalau Om Raga itu adalah tukang kebun kamu padahal dia adalah ayah kamu. Tiga kali--tiga kali aku ngasih kamu kesempatan untuk jawab jujur, tapi lagi-lagi kamu bohong dengan kenyataan itu. Aku ga bisa berhubungan dengan pembohong, apapun itu alasannya!" Antara menyingsingkan leher jaket lalu dengan tega meninggalkan Tia begitu saja.
"TARA--TARA--TUNGGU, SAYANG!" teriak Tia heboh lalu berlari mengejar kekasihnya, tapi Tara sudah naik ke mobilnya untuk kembali ke rumah sakit.
"SIAL!" jerit Tia lalu menangis di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere Liye Tia (END)
Romance"Gelapku akan lebih indah jika Tia dapat menangkap indahnya surya." Raga mengangkat pipi Adhira, menatap bola mata istrinya dengan dalam-dalam. "Gelap dalam dinginnya tembok sengsara?" tanya Adhira dengan penuh penegasan. "Sengsara untuk Tia? Tidak...