#Aksamerta
#Rabu, 9 Maret 2022
#Bab16_FaktaDiBalikFakta
#TereLiyeTia"Masih belum nemu, Lin?" tanya Mahesa ke sekian kalinya, mungkin sudah sepuluh kali Mahesa menanyakan hal itu.
"Ini kelihatannya strategis menurut saya, karena ada ruangan gudang yang agak luas," saran Polisi Ramli sambil menunjuk epicentrum channel RamTV.
"Coba kamu cari ruangan ganti bajunya, deh, Lin!" titah Mahesa, sementara Linda menekan sesuai arahan pamannya.
"Om lihat, deh ... kelihatannya itu ada baju-baju seragam bekas di gudang mereka. Kita pakai itu aja."
Ketiga manusia itu sedang mencari channel mana yang akan mereka incar untuk ivestigasi kasus Raga ini. Mereka butuh tempat yang memiliki ruang persembunyian lebar dilengkapi dengan ruangan ganti seragam jurnalis yang nampak aman untuk mereka gunakan sebagai penyamaran. Mahesa mengangguk setuju dengan lokasi strategis dari epicentrum tiga RamTV.
"Benar kata Bapak Ramli dan Kelinda, saya setuju jika epicentrum RamTV sebagai tumbal investigasi kita kali ini."
Malam itu, RamTV tinggal menyajikan acara berita malam sehingga suasananya sudah mulai sepi. Dalam kesempatan itulah, Mahesa, Kelinda dan Polisi Ramli lebih mudah menyusup ke epicentrum RamTV. Ketiganya segera menggerakan diri ke gudang, lalu mencari-cari seragam bekas yang mereka lacak di GoogleMaps tadi sore.
"Akhirnya," ucap Kelinda lalu tersenyum. Ia mengambil tiga buah seragam, satu dipakainya yang lain diberikan kepada Mahesa dan Polisi Ramli.
"Jangan sampai kita terlihat bergerombol dalam waktu lama, itu akan menucurigakan. Kita jangan sampai lengah! Segala sesuatu tingkah laku dari karyawan di kantor ini harus kita rekam atau foto diam-diam. Paham?" titah Polisi Ramli dibalas anggukan tegas oleh Mahesa dan Linda.
Mereka mulai berpencar, Kelinda menyibukan diri ke urusan dokumentasi dan perekaman gambar, sementara Polisi Ramli berada di indoor syuting berita malam hari. Di tengah sibuk berpura-pura mengedit video untuk siaran besok, tak sengaja Kelinda melihat Mahesa dan dirinya yang tertangkap dan video rekaman akan segera ditayangkan malam ini. Kelinda dengan panik mengirimkan pesan kepada pamannya agar pamannya memakai masker atau atribut lain yang sekiranya tidak sampai ketahuan oleh siapapun itu.
Beruntung Mahesa dengan cepat merespon keponakannya lalu mengenakan masker dan kaca mata hitam yang sehari-hari ia kenakan di kantor."Berita utama malam ini, seorang pria dan keponakannya telah melakukan tindak pengeroyokan kepada polisi daerah. Tak hanya itu, mereka juga menuduh polisi yang telah menyembunyikan CCTV kasus Raga, kasus pembunuhan perempuan ODGJ yang viral lima belas tahun yang lalu. Kami telah mewawancarai Polisi Ramli dan Polisi Ramli berjanji akan mengusut kasus ini sampai tuntas, saya Widya melaporkan dari kepolisian daerah Celeguk, terima kasih," isi video itu.
Geramlah Polisi Ramli ketika namanya disebut di video tersebut.
"Apa-apaan ini? Bahkan saya tidak pernah sedikitpun diwawancarai oleh media? Ini namanya mengada-ada, dan mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Aku harus segera menghampiri Kelinda dan Pak Mahesa karena dengan ini saja saya yakin bahwa ada sesuatu di balik media," gerutu Polisi Ramli lalu berjalan untuk mencari tim investigasinya.
Mahesa berjalan melewati ruangan penyuntingan naskah berita. Sampai akhirnya ia terhenti saat dalam ruangan penyuntingan naskah berita terdapat beberapa editor dengan seragam berbeda-beda dari berbagai macam channel televisi. Mahesa hanya menggeleng keheranan, pasti ada sesuatu di balik ini semua. Kerutan Mahesa semakin dalam taktala melihat mereka saling mengoper-oper kertas dan saling mencocok-cocokan kertas satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tere Liye Tia (END)
Romance"Gelapku akan lebih indah jika Tia dapat menangkap indahnya surya." Raga mengangkat pipi Adhira, menatap bola mata istrinya dengan dalam-dalam. "Gelap dalam dinginnya tembok sengsara?" tanya Adhira dengan penuh penegasan. "Sengsara untuk Tia? Tidak...