11

814 91 3
                                    

"Happy Reading"





Taehyun tiba-tiba memeluk Beomgyu dengan erat saat keduanya telah keluar dari gudang kertas itu.
Beomgyu yang dipeluk dengan secara tiba-tiba itu hanya dapat membeku.

Ia tidak tau kenapa Taehyun secara tiba-tiba memeluknya.
Seakan tidak mau melepaskan pelukan itu, Taehyun menenggelamkan wajahnya disela-sela leher Beomgyu.

Beomgyu masih dilanda kebingungan, Hal ini masih tidak dapat ia cerna.
Tetapi saat merasakan tubuh Taehyun yang mulai bergetar, dapat menyadarkan Beomgyu dari lamunannya.
Bahwa ia menyadari Taehyun sedang menangis disela-sela pelukan itu.

Beomgyu pun memeluk kembali Taehyun dengan erat.
"Taehyun? Kau kenapa?"
Tanya Beomgyu disela-sela pelukan itu dengan lembut.

Taehyun melonggarkan pelukannya dengan Beomgyu, lalu menatap wajah tampan Beomgyu dengan lekat.
Dapat Beomgyu lihat wajah Taehyun memerah karena menangis.
"Beomgyu Hyung.....hiks"
Kembali Taehyun memeluk tubuh Beomgyu dengan erat.

Mendengar panggilan itu membuat hati Beomgyu menghangat, sudah sangat lama Taehyun tidak pernah menyebut embel-embel itu padanya.
"Hyung.....Maafkan aku hiks, Maaf karena aku tidak ingat siapa kau hiks"
Dan beomgyu tersentak mendengar itu, apa Taehyun telah mengingat semuanya?

Dan hari ini betapa bahagianya Beomgyu mengetahui Taehyun telah mengingat semuanya.
Beomgyu semakin mengeratkan pelukannya pada Taehyun.
Mengelus dengan lembut punggung itu dengan perasaan senangnya.

"Terima kasih telah mengingat semuanya Tyun-nie"
Taehyun menangis lebih kencang, seakan-akan ia merindukan panggilan itu.

°

°

Beomgyu dan Taehyun duduk dibawah pohon Mangga sembari menatap langit biru diatas sana.
"Humm Hyung, Ini ponselmu"
Ucap Taehyun dengan menyodorkan benda pipih Beomgyu pada sang pemilik.

Beomgyu tersenyum sembari mengambil ponselnya dari Taehyun.
"Ternyata kau yang membawanya?"
Taehyun mengangguk dengan senyum cerahnya.
"Yeonjun kemarin menitipkannya padaku"
Beomgyu mengangguk, lalu satu tangan nya mengusap Surai taehyun dengan lembut.

"Jadi kau mengingat semuanya lewat ponselku?"

"Benar. Saat itu aku hanya iseng saja membuka ponselmu, kebetulan tidak dikunci sama sekali. Jadi kubuka saja"

"Hum dasar anak nakal ya?"
Beomgyu mencubit pipi Taehyun dengan gemas, sembari mendaratkan ciuman dikening Taehyun.
Taehyun hanya terkekeh, sembari memeluk Beomgyu dari samping.

"Beomgyu Hyung, bisakah aku tinggal dimansionmu saja? Aku muak melihat keluagaku"

"Tentu saja. Tapi kenapa kau tidak ingin melihat keluarga mu?"
Taehyun nampak menghela nafas berat, ia melepaskan pelukannya pada Beomgyu.

"Kau tau kan Hyung? Yang ingin aku membunuhmu itu adalah keluargaku? Kemarin aku sempat bertengkar dengan mereka, Hanya karena masalah rencana mereka yang ingin aku membunuhmu"

Ya Beomgyu sangat tau itu.
Ia tidak menyalahkan Taehyun karena ingin membunuhnya, Beomgyu tau Taehyun itu tidak tau apa-apa.
Dan juga ingatan Taehyun hilang, Otomatis Taehyun tidak mengenalnya.
Beomgyu memaklumi itu.

"Aku mengerti semuanya Hyun, mari kita hadapi bersama-sama hum?"
Taehyun mengangguk, ia menyenderkan kepalanya dibahu beomgyu.

"Tetaplah bersamaku Hyung"



[°°°°]


Sepanjang hari Taehyun hanya menempel pada Beomgyu, sedetikpun enggan mau memisahkan diri.
Ia berkata pada Beomgyu "Hyung selama 1 hari penuh ini aku akan selalu menempel denganmu ya? Sudah lama kita tidak berjumpa" padahal ia dapat bertemu dengan Beomgyu kemarin-kemarin.
Kenapa baru sekarang ia menempel?

Sekarang ini keduanya sedang menonton televisi bersama-sama, ditemani juga dengan banyaknya cemilan.

Keduanya asik sendiri, hingga tidak menyadari ada Huening Kai didepan pintu utama, sedang menatap kedua insan yang sedang bermanja-manja disana.

"Tck dasar"
Ia pun memutuskan untuk menghampiri kedua insan itu.
"Wah wah, boleh aku bergabung?"
Beomgyu dan Taehyun tersentak akan suara Huening Kai yang tiba-tiba muncul.

Taehyun mengalihkan pandangannya kearah Huening Kai dengan tatapan tajamnya.
"Tck bisakah kau tidak menganggu kami?"
Huening Kai tertawa renyah, ia memutuskan untuk mendudukkan dirinya di sebrang Beomgyu dan Taehyun.

"Ada kepentingan apa Kai?"
Tanya Beomgyu pada Huening Kai.
"Ayah memanggilmu"
Beomgyu mengerutkan keningnya.

"Karena apa?"
Huening Kai menaikkan kedua bahunya tanda ia juga tidak tau.
"Besok pagi pergilah kesana, katanya penting"
Beomgyu mengangguk paham.

"Apa kau menatapku seperti itu?!"
Tanya Huening Kai pada Taehyun yang sedari tadi menatapnya tajam.

"Tck. Hyung bisakah kau usir dia dari sini?"
Rengek Taehyun sembari menggoyang-goyangkan sebelah tangan Beomgyu.
Beomgyu gemas sendiri, ia mengecup bibir Taehyun sekilas lalu mengangkat tubuh itu untuk dibawanya diatas pangkuannya.

Sedangkan Huening Kai jijik sendiri melihat apa yang ada didepannya.
"Kau iri kan?"

"Mana ada? Aku sudah sering seperti itu dengan banyak gadis diluar sana, bahkan kami melakukan sex setiap malam"
Huening Kai tidak mau kalah.

"Hanya gadis? Cih lemah kau"
Beomgyu pusing sendiri menghadapi Taehyun dan sepupunya yang tidak pernah akur. Bahkan tahun silam, saat belum terjadi kejadian itu, Huening Kai dan Taehyun sudah ditakdirkan untuk tidak akur.

Saat masih duduk disekolah dasar, Taehyun dan Huening Kai selalu saja bertengkar.
Dan begitulah sampai mereka tumbuh dewasa.

"Aku bisa saja meniduri laki-laki, tapi maaf aku tidak tertarik. Bahkan melihatmu saja aku tidak tertarik"

Taehyun mendelik, ia berdiri dari pangkuan Beomgyu menuju kearah Huening Kai.
Dan disanalah pertengkaran seperti anjing dan kucing dimulai.

Taehyun yang sensitif, Hanya dapat menjambak rambut Huening Kai dengan sekuat tenaga.
Sedang Huening Kai berusaha melepaskan tangan Taehyun dari rambutnya.

Diruangan itu hanya ada suara teriakan melengking milik Huening Kai, dan tawa kencang Taehyun.
Beomgyu yang melihat itu hanya dapat tersenyum, sudah lama moment ini tidak ia lihat.

Rasa bahagianya karena Taehyun nya telah kembali membuat dunianya menjadi berwarna lagi.
Beomgyu berharap ini akan bertahan lama, hingga ia pulang kesisi yang maha kuasa.








TBC,

Next? Vote!

[✓] Mafia •BeomTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang