1

9.3K 306 5
                                    

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq." Ucap lantang gus Firza yang sedang menjabat tangan sang mertua dan melaksanakan ijab qobul di rumah istri nya.

"Bagai mana para saksi sah?"

"SAH." Ucap semua orang yang ada di dalam rumah tersebut.

"Allhamdulilah." Ucap gus Firza.

"Gus sekarang putri saya sudah resmi istri anda,namun dia akan tinggal bersama anda jika putri saya sudah lulus dari sekolahnya." Ujar seorang pria paruh baya yang merupakan ayah dari gadis yang di nikah i oleh gus Firza.

"Iya om saya mengerti.saya akan membawa dia tinggal bersama saya jika ia sudah lulus dari sekolahnya." Ujar gus Firza.

" Hey saya ini sudah menjadi ayah mertuamu, jadi jangan panggil saya om panggil saja ayah oke." Ucap Umar membenarkan ucapan menantu nya itu.

Ya nama ayah dari gadis yang di nikah i gus Firza adalah Muhammad umar asidiq.

"Baik ayah,dan apa kah saya boleh bertanya satu hal." ujar gus Firza.

"Ya tanyakan saja yang mau kau tanyakan. " Ucap Umar mengangguk kan kepalanya dan mempersilakan gus Firza untuk bertanya.

"dia sekarang ada dimana yah?" Tanya gus Firza.

" dia sekarang sedang ikut temanya liburan ke bali, memangnya ada apa apakah kamu mau bertemu dengan nya?" Tanya Umar dan tersenyum menggoda.

"Emmm enggak kok yah saya hanya bertanya saja. " ujar gus Firza dengan pipi yang memerah karna di goda oleh mertuanya itu.

"Oh ya apakah itu hanya pertanyaan,hmmm berarti kamu tidak ingin bertemu dengan putri ku? " Goda umar lagi lalu menaik turunkan alisnya.

"Hah ah tidak bukan seperti itu ayah. Aku hanya ah sudahlah." Jawab gus Firza panik dan akhirnya ia kesal sendiri dengan ayah mertunya yang jahil itu.

"HAHAHAHAHAHAHA. " Para tamu pun meledak kan tawa nya dan merasa terhibur dengan ucapan mertua dan menantu itu.

"Suami ku sudahlah apakah kamu tidak melihat bahwa menantu kita itu pipi nya sudah seperti kepiting rebus hahahha. " Ucap istri Umar.

Istri dari umar itupun menghampiri sang suami yang sedang duduk di pelaminan menghentikan suaminya yang sedang menggoda sang menantu, dan ia pun juga tertawa karna nya.

Nama istri umar adalah Faridah Wulandari.

"Umiiii lihat lah mereka semua mengejek ku. " rengek gus Firza yang melihat uminya di kursi hanya tertawa dan tidak membantu nya.

"Uluh uluh putra umi ini sudah dewasa dan bahkan sudah menikah apa tidak malu merengek kepada umi nya ini seperti anak kecil hm? " ujar umi nya gus Firza yang bernama Aisyarah az zahira.

Dan umi Aisyarah pun berdiri dari duduknya  menghampiri putra nya itu yang berada di pelaminan itu lalu memeluk gus Firza

"Emm ayah apakah aku bisa menemui istri ku jika aku ingin menemui nya? " Tanya gus Firza yang sudah melepaskan pelukan umi nya itu.

"Boleh tapi kamu jangan bilang jika kamu itu suaminya. Atau begini saja,kamu akan menjadi guru mengaji nya Disini, otomatis kamu akan bertemu dengan nya hampir setiap hari. Bagaimana apakah kamu mau? " Tanya ayah Umar dan memberi usulan.

"Hmm ayah aku juga mempunyai saran. " jawab gus Firza yang sepertinya kurang setuju dengan usulan sang ayah mertunya.

"Iya katakan apa saranmu itu."

"Apakah tidak sebaik nya dia di masuk kan pesantren kami saja?" usul gus Firza.

Gus Firza bukan nya tidak setuju untuk menjadi guru mengaji nya ia hanya ingin dia terbiasa dengan suasana pondok pesantren.

"Hmm ya itu bol-

"Tidak aku tidak mau putri ku ke sana aku ingin bersama putri ku sebelum dia tinggal dengan mu. " ucap tegas Faridah memotong ucapan suaminya itu.

Faridah itu bukan nya tidak mau tapi, ia hanya ingin putrinya tinggal bersama nya sebelum bersama suaminya.

"Tapi Faridah bagai mana jika putri kita tidak terbiasa dengan suasana di sana. " ucap Umar.

" TIDAK POKOK NYA PUTRI KU TETAP DI SINI SAMPAI LULUS SEKOLAH!! "

Tiba tiba Faridah berdiri dari duduknya dan Faridah membentak suaminya itu ia merasa waktunya bersama putrinya akan berkurang

"Faridah mengerti lah jika putri kita ada di pesantren dia akan bisa membiaskan diri hidup di sana.Kamu jangan egois. " Jelas Umar.

Umar pun berdiri dari duduknya menghampiri istri nya yang sedang marah itu.

"Apa katamu aku egois? Kamu yang egois kamu tidak memberikan waktu kepada seorang ibu untuk bersenang senang dengan anaknya yang sebentar lagi akan di bawa oleh suaminya. "

Tangis Faridah pun pecah,Umar lalu memeluk istrinya itu. Suasana pernikahan yang seharusnya menggembirakan malah menjadi menakutkan.

"ya sudah dia akan tinggal bersama kita sampai lulus sekolah jangan menangis lagi yah. " Umar pun mengalah agar tamu tamu tidak merasa nyaman di sana.

Umar memeluk sang istri sambil mengecup kepala Farida yang tertutup oleh jilbab itu.

"Iya ibu, dia akan tinggal di sini saja bersama kalian. Kami tidak akan membawa nya ke pesantren sekarang. "

Pria dengan kemeja putih jas hitam celana dan sepatu senada dengan jas nya itu pun menghampiri sang ibu mertua yang sedang menangis cegukan.

"Apakah kalian berkata jujur? " Tanya Faridah menengadahkan kepala melihat wajah sang suami nya itu.

" Iya Faridah kita tidak akan membawa dia di pesantren. " Ucap Umi Aisyarah berdiri dari duduknya lalu berjalan dan menghampiri sang putra yang berada di depan sepasang suami istri yang sedang berpelukan.

"Janji? "

"Iya sayang janji. " Ucap Umar.

"Ihhh apaan sih manggil manggil sayang segala. "

Faridah pun melepasnya pelukannya dari sang suami karna merasa malu.

"Hahahhaha itu pipi nya kenapa kok merah? Malu ya? " Goda Amar.

Dan suasana pernikahan itu pun sudah tidak seperti tadi.

"Apaan sih udah tua juga masih nggak ingat umur udahlah aku mau ke kamar mandi dulu. " ujar Faridah lalu pergi ke kamar mandi.

"Eh iya gus Firza kiyai Fahri nya mana kok nggak ikut? " tanya Umar.

"Abi nggak bisa ikut karna sedang ada di luar negeri dan tidak bisa pulang sekarang." jelas gus Firza.

"Oh begitu yah." Umar pun mengangguk kan kepala tanda mengerti.

"Iya."

"Yasudah kalau begitu ayo semua silahkan mengambil makanan yang ada. " Ucap Umar mempersilakan tamu untuk menyantap hidangan itu.

Semua tamu pun mengambil makanan yang di sediakan di sana.

"Hmmm ayah apakah aku juga boleh makan? "tanya gus Firza.

"Ya tentu saja boleh ayo kesana." Umar pun mengajak mereka (umi Aisyarah, gus Firza dan umar)ke tempat pengambilan makanan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sekian dari saya jangan lupa
Vote and coment

Wassalamualaikum

IMAM SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang