26

1.7K 130 12
                                    

Assalamu'alaikum
Tandai ya kalau ada typo
Selamat membaca♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Oh ya?"

Tanya seorang gadis yang tidak lain tidak bukan adalah Cantika.

Suara Cantika membuat semua orang yang berada didalam kamarnya terkejut. Lalu menoleh ke arah Cantika yang menyandar di pintu.

"Bagaimana kamu bisa ada disini?" Tanya Nanad masih dengan ekspresi kaget.

"Bisa lah orang pintunya aja kagak di tutup." Jawab Cantika.

Setelah itu, Cantika tiba-tiba meletakan telunjuknya di dagunya dan mengetuk-ngetuk seperti orang yang sedang berfikir.

"Gimana ya kalau mbak-mbak pengurus tau?" Cantika memasang wajah polos.

"Pasti hp kalian disita lalu dibakar hahahahha." Ucap Cantika lalu tertawa seperti ODGJ.

Nanad mendekatkan bibirnya ke telinga milik Itara lalu membisikkan sesuatu.

"Dia kenapa sih? Kok ketawa-ketawa nggak jelas?" Tanya Nanad kepada Itara secara bisik-bisik.

Lalu Itara mendekatkan mulutnya ke telinga Nanad.

"Biasa pasien rumah sakit jiwa yang kabur itu." Bisik Itara.

Karena suara Itara ya agak keras Cantika mendengar nya lalu ia marah

Cantika menghampiri Itara lalu menunjuk wajah Itara menggunakan telunjuk nya.

"Kamuuuu!!" Geram Cantika tetap mengarahkan telunjuknya ke wajah Itara.

Itara menaikan satu alisnya dan bertanya dengan nada menyebalkan.

"Apa?" Tanya Itara.

Terlihat hidung Cantika yang kembang kempis menandakan ia sangat marah.

"Aku akan melaporkan mu kepada keamanan agar hp kamu disita." Ucap Cantika lalu berbalik arah dan pergi dari kamar itu dengan menutup pintu sangat keras.

BRAKK

Suara pintu yang di tutup dengan keras itu mengagetkan semua yang ada didalam kamar itu.

Nanad menoleh kearah Itara dengan raut wajah yang khawatir.

"Itara bagaimana jika dia mengadu? Aku nggak mau ya sampai hp aku disita." Ucap Nanad sambil memeluk handphone nya.

Itara menepuk pipi Nanad pelan. "Tenang saja hp kalian nggak akan disita." Ucap Itara lalu tersenyum tipis.

Nanad menjulurkan kelingking nya ke Itara. "Janji?"

Itara tersenyum lalu mengaitkan kelingking nya ke kelingking milik Nanad lalu mengangguk.

"Aku janji."

Nanad tersenyum lebar dan memeluk Itara.

Tidak lama kemudian, Cantika datang dengan membawa tiga santriwati yang kelihatan nya adalah pengurus bagian keamanan.

IMAM SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang