35

2.1K 129 67
                                    

Assalamu'alaikum
Tandai ya kalau ada typo
Selamat membaca♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Najis tau nggak?" Tanya Itara mendengar ucapan gus Firza barusan.

Ucapan Itara barusan seperti belati menusuk hati gus Firza. Tapi gus Firza tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hari istrinya itu.

"Itara apakah kamu bisa sedikit saja mencoba berbicara agak sopan?" Tanya gus Firza lembut.

"YA TERSERAH KU DONG MAU BICARA SOPAN KEK KASAR KEK NGGAK ADA URUSAN YA SAMA KAMU!" Bentak Itara menunjuk wajah gus Firza dengan telunjuk nya.

"Astaghfirullah istighfar Itara, jangan menunjuk-nunjuk seperti itu." Ujar gus Firza berusaha menenangkan istrinya yang sedang mode banteng.

"KAMU NGGAK ADA HAK YA BUAT LARANG-LARANG AKU. SAMA SEKALI TIDAK BERHAK, KARNA KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA." Itara semakin menjadi-jadi membuat gus Firza bingung.

"Saya hanya meng-

BRAKK

"Itara yang sopan kamu ya, gus Firza itu suami kamu!" Tiba-tiba kedua orang tua Itara masuk kedalam karna mendengar bentakan Itara.

"Nggak, aku nggak akan penah sopan kepada orang ini!", Itara menunjuk gus Firza lagi membuat Umar marah sehingga menghampiri Itara dan menampar nya.

PLAKKK

Bukannya menangis Itara malah terkekeh sambil memegang pipinya yang di tampar oleh ayahnya itu.

"Kenapa cuma satu pipi? Ayo tampar lagi biar pipi lainnya tidak iri." Ucap Itara menyodorkan pipinya yang tidak tekena tamparan.

Umar memegangi tangannya yang gemetar setelah tadi menampar pipi putrinya.

"Kenapa ayah? Apakah ayah menyesal? Oh tentu nya tidak mungkin lah ya, secara tadi saja ayah menampar ku berkali-kali aku saja sampai tidak ingat berapa kali ayah menampar ku." Itara memandang ayahnya remeh.

"Itara!" Gus Firza memanggil Itara dengan suara yang seperti bentakan karna merasa Itara sudah sangat tidak sopan.

"Apa hah? Jangan ikut campur ini masalah keluarga ku!"

Faridah menghampiri Itara lalu akan memegang pipi putrinya itu, namun sebelum berhasil memegang nya tangannya sudah di tepis oleh Itara.

"Ada apa ibu? Apakah ibu akan mengelus pipi ku atau menambah tamparan?" Tanya Itara.

"Maafkan ibu dan ayah mu ini nak." Faridah menatap penuh sesal Itara.

"Apa, maaf? Aku tidak salah dengar kan? Huh percuma kalian meminta maaf kapada ku, karna kalian pasti mengulang i nya lagi." Ucap Itara membuat kedua orang tua nya menunduk sedih.

"Kenapa kamu jadi seperti ini nak?" Tanya Faridah memandang sendu putrinya itu.

"Karna kalian berdua! Karna kalian menikah kan ku dengan orang ini membuat ku menjadi seperti ini!!" Itara menunjuk kedua orang tua nya dan juga gus Firza.

IMAM SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang