5

2.6K 148 0
                                    

Assalamualaikum
Jika ada typo tolong di bantu betul kan ya
Selamat membaca ♡

.
.
.
.

Itara mengaji dengan gus Firza sampai jam 7 malam dan sekarang waktunya untuk gus Firza kembali ke pondok nya. Gus Firza pun pamit pada mereka semua.

"Ayah, ibu, Itara saya pamit pulang ya." Pamit gus Firza.

"Baiklah dan terima kasih kamu telah mengajari putri kami mengaji. " Ucap Umar.

"Itu sudah tugas saya ayah dan anda tidak perlu berterima kasih kepada saya. " Ucap tegas gus Firza.

Gus Firza pun menyalami ibu dan ayah Itara lalu tiba tiba Itara mengambil tangan gus Firza lalu menyalami nya.

Gus Firza pun kaget dan jantung nya ber debar debar lagi seperti tadi. Tak hanya gus Firza, ayah dan ibu dari Itara itu juga kaget atas tingkah laku putri nya itu.

Itara yang menyadari ke tiga orang tersebut memasang wajah kaget pun bingung dan ia bertanya.

"Kenapa kalian memandangku seperti itu? Oh apa karna aku menyalami gus Firza? Aku hanya meniru kalian memang nya ada apa?" Tanya Itara.

Mereka pun segera menormal kan ekspresi nya.

"Kamu tidak papa menyalami tangan saya, tapu jangan lakukan hal itu dengan lelaki lain. " Ucap gus Firza seraya tersenyum kepada Itara.

"Memangnya kenapa? Berarti aku tidak boleh menyalami ayah ku sendiri?" tanya Itara.

Gus Firza pun tersenyum kecil mendengar ucapan istrinya itu.

"Bukan seperti itu juga Itara kamu hanya boleh melakukan itu dengan makhrom kamu. " Ucap Firza menjelaskan kepada Itara.

"Emang nya kamu makhrom ku? bukanya bukan ya. "

Gus Firza hanya tersenyum tipis dan pergi dari rumah tersebut.

"Itu orang kenapa sih? Padahal kan dia tinggal jawab apa susahnya." Gerutu Itara sambil berjalan ke kamar nya.

Dua orang yang melihat kejadian tadi hanya tersenyum dan menutup pintu lalu kembali ke kamar nya untuk tidur.

Satu bulan kemudian.

Tok tok tok

"Itara bangun ini sudah siang dan kamu harus sekolah hari ini hari senin! " Ucap Faridah membangun kan putrinya itu.

"Eungh iya ibu itara sudah bangun. " Ucap Itara agak keras agar ibunya mendengar suara nya.

"Baiklah cepat mandi dan bersiap siap ke sekolah." Ucap Faridah sambil meninggalkan kamar Itara dan menuju ke meja makan.

"Bagaimana, apa Itara sudah bangun? " Tanya Umar tang duduk di meja makan.

Faridah menarik kursi yang ada di samping suaminya itu lalu duduk di kursi tersebut.

"Iya dia sudah bangun,mungkin sebentar lagi dia akan kesini." Ucap Faridah.

Umar pun hanya mengangguk kan kepala nya.

Tidak lama kemudia seorang gadis berseragam sekolah berwarna putih abu abu turun dan menghampiri sepasang suami istri yang sedang duduk di meja makan.

"Ibu Itara berangkat ya, aku tidak perlu sarapan nanti aku makan di kantin saja takut telat." Ucap Itara sambil menyalimi kedua orang tua nya itu.

"Tunggu Itara!" Ucap Umar menghentikan putrinya yang akan berangkat sekolah itu.

"Ada apa ayah? aku sudah telat ini."

IMAM SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang