6. Nanonano

480 25 4
                                    

"Aku pernah mendengar dalam alur cerita film nyatanya CINTA SEJATI AKAN MELULUHKAN HATI YANG BEKU itulah motivasi ku terhadap memperlakukan suami ku, memaklumi sikapnya dan menerima perkalukannya. Aku percaya semuanya itu pasti terdapat bunga yang begitu harum. Dingin belum tentu hatinya beku, bicaranya pedas belum tentu tidak ada cinta dalam dirinya"


Sudah satu malam aku tidur sendiri, mengingat mas galen sedang ke Bandung bersama temannya, tentu urusan pekerjaan. Tapi aku tidak merasa sepi, karena dirumah ini sangat ramai. Ini menjadi kebahagiaan ku, akhirnya bisa memulai kembali menjalankan rutinas ku tanpa ada gangguan salah satunya puasa sunah senin kamis.

Azan magrib berkumandang, aku segera membatalkan puasa ku, setelah membalas pesan dari mas galen yang membuat ku broken heart. Kenapa? Harusnya malam ini mas galen pulang, kenyataannya esok siang.😔, padahal aku sudah kangen.

Usai membatalkan akupun masuk kamar untuk sholat. Namun niat ku untuk makan terurungkan, melihat kak liza sedang berduaan dengan suaminya dimeja makan, mereka begitu mesra. Hati ku kembali sakit, aku kembali ke kamar takut mengganggu mereka.

Aku berbaring menonton TV sambil membuka ponsel dan ngemil. Aku kesal ponsel ku sangat tidak ada yang menarik begitu juga dengan TV,

"MAS GALEN RIA KANGEN!" Ucap ku berteriak dibawah bantal,

"MAS GALEN PULANG, RIA GAK ADA TEMAN. HIKS,,,HIKS,,,HIKS,,,"

Aku menangis kesal, tangan ku memukul-muluk bantal guling.

"MAS GALEN..."jerit ku dalam hati, aku menangis sampai tertidur. Coba saja kalau mas galen ada, pasti buka puasa ku diajak makan diluar.

o0o

Aku terbangun untuk sholat subuh, tidak sengaja melihat wajah ku sangatlah bengkak. Ditambah terasa kepala ku sedikit pusing. Aku menuruni anak tangga, disapa oleh erza. Namun saat erza dan mamah lika adu mulut, pqndangan ku sudah buram, terakhir aku dengar mamah membicarakan mas galan, sisanya tidak tahu lagi.

Aku mendengar sayup-sayup obrolan hangat, aku perlahan membuka mata. Ku lihat banyak sekali orang-orang, ada keluarga ku, keluarga mas galen, melingkari tubuh ku.

Tersadar tangan ku menggantung sebuah infusan,

"Pusing?" ucap mamah suaranya sudah bergetar,

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Ri, kamu mengalami dehidrasi. Kalau sedang puasa jangan begini tidak baik. Sayang," ucap ka liza lembut. Aku tidak bisa berbicara apa-apa mulut dan tubuh ku sangat lemas. Mamah mencoba menyuapi ku makan. Bapak melihat ku sangat iba, dia seperti ingin menangis.

"Besan, anak mu benar-benar buat anak saya tidak berdaya."ucapnya sedikit terkekeh,

"Nanti saya sampaikan pada anak saya, supaya jangan pergi lama-lama. Biarkan berduaan saja,"

"Benar ya besan, kasihan anak saya malam-malam selalu tidur dengan bantal guling dan sepi."

Papah mengulum senyum, dia duduk disamping bersebrangan dengan mamah ku sedang memberi ku makan. Beliau memberiku beberapa nasehat soal hidup sehat dan mengenai mas galen, katanya mas galen akan marah melihat keadaan ku sekarang, dia akan marah bercampur emosi dan bicaranya akan tidak terkontrol, namun semua itu karena dia sayang sama aku. Kemudian cukup dengarkan, seolah kita jadi dinding yang kuat bila sudah reda dia akan baik sendiri.

Special My DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang