15

347 21 14
                                    

Duduk didepan TV tanpa menyala, berbaring lemas diatas sofa sambil menscrol ponsel, rasanya tidak ingin diusik, apalagi setelah melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga. Tapi nyatanya tetap diusik, apalagi dua REZATTA sedang merajuk. Haura sedang sedikit demam, baru terasa tadi sore dan mas galen sedang cemberut disertai diam, mungkin gara-gara tadi malam, aku tidak menemaninya dalam acara penyerah jabatan direktur, karena aku menemani haura.

Sesekali aku bangun, memeriksa dua orang ini yang sedang terlelap pulas lewat pintu kamar yang sengaja aku buka. Jika mengingat peran ku tadi malam, aku tidak sama sekali tidak membiarkan kedunya. Meski menjaga ara ditempat yang berbeda. Aku pun melayani mas galen dengan baik, tanpa menolak apa yang dia inginkan, aku menyetujuinya.

Aku sudah biasa kena pelampiasan singa, jika sudah marah. Aku kira sesudah melakukannya dengan waktu yang panjang sesuai hasratnya, moodnya akan membaik, tapi tetap saja, dia mendiamkan ku. Meski tubuh ku, terasa sangat remuk dibuatnya.

Aku berusaha untuk mencairkan suasana kembali, dengan cara memasak makanan yang menarik perhatiannya, yang akan dihidangkan ketika dia bangun. Btw, kami sudah berada diJakarta.

Aku berinisiatif ingin membangunkannya, selagi haura masih terlelap, jika sudah terjaga, aku tidak bisa lepas dari kendalinya. Mas galen masih dalam keadaan telanjang dada, selain aset bawah.

Aku memberikan morning kiss diseluruh wajahnya berulang kali dengan lembut, inilah alasan aku tidak ingin membuat mood mas galen ancur, susah baiknya. Padahal seharusnya dia bisa memahami, anaknya sakit, dimaklum lah. Tapi, ini tidak. Terserah deh...

"Makan yuk," ucap ku sambil mengecup bibirnya, dia terusikan, merangkul pundak ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan yuk," ucap ku sambil mengecup bibirnya, dia terusikan, merangkul pundak ku.

"Aku masak bakwan, sambal kacang, capcay bakso dan ayam goreng. Enak tahu, ayah..."

"Temani saya tidur,"ucapnya dingin.

"Boleh, bersama haura juga ya..."

Dia mendelikkan matanya, What? Apa ini? What do you mean? Haura anak mu? Dia darah daging mu? Dia bukan anak tiri kamu, mas...

"hemm, sekarang bisa tanpa haura tap---"

"Urus dia saja, tinggalkan saya. Keluar."

"Mau ayah gimana? Ingin seperti tadi malam, tanpa dilepas, diemut terus?" Ucap ku disertai kekehan. Seriusan, tadi malam mas galen sudah seperti bayi, sampai aku menelpon bibi dibawah, untuk menjaga haura dan memeriksa kondisinya. Tapi,bersyukur dia baik-baik saja.

"Ganti baju kamu,"

"Ok, sebentar ya."

Aku mengela napas, sambil berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian yang memiliki standar amat terbuka. Merapihkan penampilan, lalu mendekatinya kembali.

"Tutup pintunya,"

"Jangan ya mas, kita sekalian pantau ara disini."

Mas galen langsung melihat ke lain arah, aku membawa dirinya dalam dekapan ku, mengelus kepalanya.

Special My DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang