26b

145 25 8
                                    

Aiyla Afsana Garia panggilan Ay atau Iya itu nama putri ke dua ku dan mas galen. Tidak ada perbedaan apapun dengan Haura, bedanya hanya dari segi bulu-bulu halus ditubuh, Ay lebih sedikit dibanding haura. Arti nama tersebut wanita penuh cahaya bersinar yang memberikan cerita, citra dan aura positif pada semua orang. Singkatnya seseorang yang bisa memotivasi orang lain dalam perspektif kebaikan. Aku cukup tersenyum dan manut ketika mas galen menjelaskan tanpa aku protes, meski dia menawari nama yang lain. Nama tersebut menyatu pada tubuh anak ku, tepat jam 12 malam, mas galen selesai bekerja.

Kami duduk berdua dibanker, selagi memandang bayi perempuan ku dalam gendongan ku, karena dia haus. Kami berdua tersenyum, bercanda ringan tentang banyak hal menyangkut keunikan anak pertama kami "Haura" saat ini sedang tidur pulas dirungan mas galen bersama mamah ku dan eyang. Keluarga lainnya pulang, sebelum mas galen datang, aku ditemani bapak, tapi bapak tadi pergi menyusul ara, imbuhnya jika ada apa-apa telpon saja. Namun kecerianan ku seketika luntur saat mas galen izin bekerja ke Luar Negri, tepatnya Belanda. Tidak ada penjelasan apapun, dia hanya izin, lalu malam itu juga langsung pergi bersama sekretarisnya kata mamah lika, karena aku tertidur. Pesan singkat yang keluar dari mulutnya, "I love you, thank you for to day. Your the bast for me, my wife. I love you." Ucapnya didepan wajah ku, sisanya mencium seluruh permukaan wajah ku.

Flasback

"Temani aku sampai subuh saja Mas..." ucap ku sudah parau, sesak didada menahan tangis.

Mas galen diam, selagi memandangi wajah Aiyla dalam gendongannya.

"Aku izinkan, tapi tolong sampai subuh saja disini. Setidaknya, kita bisa terpejam bersama."

Suasana kamar hening, aku sudah tak kuasa menahan tangis. Luruhlah air mata ku, mas galen mengajak bicara aira sebentar, lalu meletakkan pada kasur khususnya. Tidak sedikit pun aku memalingkan wajah padanya, mas galen terkekeh manis melihat ku, selagi menyeka air mata ku.

"Aiyla sudah tidur, sekarang usap kepala mas. Ngantuk..."

Aku mengangguk, dia meletakkan kepalanya disisi tangan kanan ku. Aku mengikuti perintahnya,

"Kalau mau berangkat, bangunin aku ya mas." Ucap ku parau dan bergetar.

"Hem," jawabnya, sambil meletakkan tangan kirinya diatas perut ku.

"Aku sendirian Mas, takut..." ucap ku sangat pelan, tangisan ku makin tak bisa berhenti. Sudahlah semunya keluar, mas galen pun tak jadi tidur, dia menenangkan ku. Saat aku terbangun, mas galen sudah pergi. Aku pun nangis lagi.

Flasback off

Kini, aku dan kedua anak ku sudah ditinggal dirinya dinas sudah terhitung 1 minggu, namun baru ada kabar 2 kali, itu pun tidak pada ku, tapi pada kekuarga besar ku. Itulah sikap jelek mas galen, yang sebenarnya tidak bisa ditoleransi oleh ku.

Hari-hari ku berdiam diri dirumah ku, bersama ara dan aiyla, sekaligus hiburan ku. Jujur, cape tapi enjoy aja. Haura selalu tidur dengan ku dan aiyla. Tapi sudah 3 hari ini mulai tidur dikamarnya.

Aku baru beres merapihkan aiyla, dia tertidur setelah mandi dan nenen. Ada telpon dari sekolah, nyatanya ara pakainnya kotor, jadi mengharuskan membeli pakaian ganti di sekolah. Pembayarannya via transfer.

"Ada apa?" Tanya mamah ku,

"Baju seragam ara kotor, habis bersih-bersih."

"Terus?"

"Beli lagi di TU."

"Sudah?"

"Hem,"

Mamah ku setia pada ku, meski bergantian jaga dengan mamah lika, kecuali eyang dia stay disini, tak lain membantu kebutuhan ara yang ringan-ringan saja.

Special My DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang