22b

273 16 8
                                    

Cucuk pertama memang sudah kodratnya menjadi contoh figur untuk yang lain. Tentu peran orang tuanya harus ekstra untuk mewujudkan itu semua. Layaknya saat ini, haura jadi percontohan bagi sodara-sodaranya, dari prestasi yang diraih. Sungguh mas galen kurikulum terbaik untuk anak-anaknya.

Ku lihat haura masih terlelap tidur siang, setelah mengerjakan PR bersama ku, dan dia baru pulang eskul renang serta  4 bahasa (Mandarin, Inggris, Jepang dan Jerman). Terkadang kasihan padanya, jika aku jadi Ara pasti tidak mampu. Terkadang juga, malah aku yang selalu ngomel dan marah padanya, melihat ara yang selalu sibuk belajar, waktu bermainnya hanya 2 jam, itu pun nonton TV sambil makan (sendiri atau disuapi oleh ku atau bibi). Sedangkan waktu sudah menunjukan acara ultah anak pertama erza, akan berlangsung.

 Sedangkan waktu sudah menunjukan acara ultah anak pertama erza, akan berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lelap banget," ucap ku selagi menutup pintu kamarnya,

Aku terkejut, saat ingin menutup pintu kamar Ara, menubruk tubuh pria, itu ayah nya.

"Kaget, ih!" Geram ku, mas galen melihatnya.

"Masih tidur?"

"Iya, udah 2 jam."

Sang ayah hanya tersenyum,

"Sudah aku bilang, kalau weekand itu, libur saja, gak ada kegia---"

"Husttt, saya jauh lebih sibuk." Ucap nya selagi mengecup bibir ku. Aku mendelikan mata,

Kami berlalu, berjalan beriringan ke dalam kamar. Seperti bisa, menyiapkan baju ganti, dirinya habis main badminton bersama temannya, itu rutin!

30 menit berlalu, dia menghampiri ku, sampai aku beres menyiapkan baju resmi untuk hadur diacara tersebut. Kami duduk diranjang, tangannya terulur mengelus perut ku,

"Adik sudah besar ya...satu bulan lagi ya, ayah ketemu adik. Kakak ara sudah tidak sabar loh, ketemu adik."

"Ayah, kadonya sudah disiapkan?"

"Sudah berapa hari ya, ayah tidak tengok adik, hem? Maaf ya, ayah selalu pulang malam."

"Yah, bagaimana? Selagi jalan, kita belinya?" Ucap ku selagi mengeringkan rambutnya,

"Aka ara masih tidur, ketemu yuk."

Aku menjambak rambutnya, kesel. Ucapan ku tak di indahkan.

"Awas, Sayang!"

"Apa? Mau tengok adik hah? GAK, GAK ADA TENGOK-TENGOK, SAMPAI ADIK LAHIR!"

Mas galen tersenyum, mencium bibir ku singkat.

"Iya, iya, kenapa sih? Nge-gas terus. Kenapa cantik, hem?"

"Bodo amat, gak penting!"

"Sudah, kadonya sudah disiapkan, tuh ada diruang tv. Sudah, jangan cemberut. Jadi tambah cantik."

"Bekelnya habis?" Ucap ku, sembari memakaikan moistraizer pada wajah pada.

Fyp, melihat kondisi ku saat ini, mas galen semakin sadar dan memaklumi. Dirinya tidak terlalu sering meminta hak, tapi lebih memberikan penjagaan ketat terhadap ku.

Special My DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang