13. Aku Mencintai mu, MAS...🔞

653 21 2
                                    

Aku mulai tenang karena sudah melewati trimester kedua, dimana masa morning sickness mas galen sudah menghilang dari lima hari yang lalu, ternyata selama ini mas galen lah yang merasakan ngidam, bukan aku, pasalnya aku baik-baik saja seperti orang tidak sedang hamil. Selama itu, sikap begitu manja dengan segudang permintaan, apalagi moodnya huh membuat aku ingin membunuhnya hidup-hidup.

Diusia kehamilan ku terbilang sudah tua, perut pun sudah terlibat sedikit membesar. Itu membuat mas galen kegirangan, berimbas dia selalu pulang sebelum azan asar, kadang dia pun menjemput ku usai bekerja. Selain itu juga, kadar memanjakan ku sebelum tidur dengan perlakuan dan ucapan manisnya sangat bertambah, apalagi ketika dia mengajak ngobrol sepatah dua patah perut ku walau hanya say hallo atau dia menceritakan kegiatannya dari pagi sampai pulang ke rumah, aku sesekali menaggapinya, membuat ku terharu.

Aku hari ini pulang kerja lebih cepat dari mas galen, entahlah mood ku begitu tidak baik. Seperti biasa, selepas kerja bersih-bersih, lalu makan di temani bibi terakhir istirahat meregangkan otot punggung yang mulai terasa akhir-akhir ini bila duduk terlalu lama.

Aku tidur terlentang menatap langit-langit kamar sambil mengelus perut ku, begitu sejuk sampai mata ku terpejam lelap. Entah aku tak tahu selanjutnya apa...

Aku menggeliat, sayup-sayup dari penglihatan ku terdapat wajah yang mendekati ku, dia terpejam seperti ingin mencium ku. Sudah dekat, aku menutup mulut ku, berteriak, dia melotot pada ku...

"Sayang?!"

Aku berdecak dan menjauh,

"Awas ah, gak lucu." Ucap ku jutek,

"Sayang?"

Aku menghiraukannya, bangun dan berjalan ke kamar mandi, selanjutnya melakukan ibadah ku. Melepas mukena, mas galen mendekat, aku menghiraukan nya kembali. Jujur aku sedang tidak ingin disentuh oleh siapa pun.

Dia nekat, memaksa membaringkan tubuh ku dan menguncinya.

"Mas apaan sih ih, lepas! Aku leper, belum makan." Ucap ku, dengan bibir sudah seperti donal bebek, kesel.

Mas galen malah senyum, orang gila!

"Seksi sekali baju nya, si adik sampai terlihat sudah besar."

"Iya lah besar, dia kan berkembang."

"Hem, seperti badan mamah nya."

"Aku gendut? Mas lagi ngatain aku? AWAS LEPAS!"

Mas galen menghujani wajah ku dengan ciuman, sampai aku tertawa geli dan awet. Sisanya, dia memangku ku ala koala menuju meja makan, eh tidak jadi, malah keruang TV. Dia mendudukkan ku dipangkuannya, saling berhadapan. Aku meronta ingin turun, namun mas galen begitu posesif, tangannya selalu melingkar dipinggang ku.

"Diam, sebentar lagi makanannya datang. Mas tadi pesan bebek goreng,"

"Gak mau bebek goreng, aku mau makan pecel lele, mas."

"Itu abang nya sudah tutup."

Aku menatap nya melotot,

"Mana ada jam segini tutup, baru buka kali. Ngaco!"

Mas galen tertawa, sambil mendusel-dusel wajah nya didepan dada ku yang terekspost. Aku menjerit kegelian lebih tepatnya ketawa nyaring dan awet. Berakhir aku menempelkan wajah ku di dada bidangnya, nyaman. Lemes...

Special My DREAM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang