Part: 13

583 93 15
                                    

Hay Assalamu'alaikum bestik^^
Semoga suka ya dengan part ini^^



Happy reading

Zahrah memasuki kelas dengan wajah sumringah, karena pagi ini Maulana tidak menyebalkan dan ia bersikap manis hari ini.

Ia berjalan menuju kursinya yang sudah ada kedua temannya yang menatapnya dengan tatapan aneh. Zahrah duduk masih dengan senyum yang belum luntur dari wajah cantiknya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar. Saha maneh metu kadie'," ucap Gladlin dengan tangan kiri yang ditempelkan ke kening Zahrah dan tangan kanan yang menengadah memanjatkan doa dengan mencampur bahasa Arab, Sunda dan Jawa menjadi satu.

Seketika senyum di wajah Zahrah menghilang berubah menjadi raut wajah yang kesal.

"Apaan sih lo!" ucap Zahrah menepis tangan Gladlin.

"Yeee... Lo tuh yang kenapa?" sewot Gladlin.

"Ya lo tuh kenapa kambing?! pake baca doa mau makan segala lagi," sungut Zahrah semakin kesal.

"Abisnya lo senyum-senyum sendiri sih, gue kira lo kerasukan kuntilanak, setan, jin, demit dan kawan-kawan. Tadinya mau gue bacaan ayat kursi tapi gue gak hafal jadi baca doa makan aja deh hehe," sahut Gladlin cengengesan yang menghadirkan gelak tawa dari kedua temannya.

"Bwahaha goblok nya alami gue suka," sahut Sindy dengan tertawa terbahak-bahak.

"Bukan tau, tapi goblok nya udah gak ketolong lagi ahah," timpal Zahrah yang ikut mengolok Gladlin.

"Yee apaan sih, kok jadi gue yang kena," ucap Gladlin kesal dengan tangan dilipat di dada.

"Udah-udah balik ke intinya lagi, Lo kenapa tadi dari masuk kelas senyum-senyum gitu?" tanya Sindy.

"Emang iya?" tanya Zahrah balik.

"Iya geblek," kesal Gladlin.

"Gue lagi pingin senyum aja, lagian emang gak boleh gue senyum?" jawab Zahrah berusaha mengubah topik pembicaraan dan kedua temannya itu hanya ber oh ria.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama gue sih akhir-akhir ini?" batin Zahrah dan diakhiri dengan senyum simpul.

Bel masuk berbunyi menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai.

"Assalamu'alaikum pren," salam Bu Dini. Bu Dini adalah guru penjas dan sejarah sekaligus wali kelas XII IPA-2.

"WA'ALAIKUMSALAM Ibu cantik," Sahut seluruh murid antusias menjawab salam dari Bu Dini.

Selain cantik dan masih muda. Bu Dini juga terkenal karena kegaulan dan friendly terhadap murid-muridnya.

"Hari ini ibu membawa kabar yang menarik," ucap Bu Dini menggantungkan kalimatnya.

"Kabar apa tuh Bu?" tanya salah satu murid.

"Klub bola voli sekolah Buditama di tantang oleh sekolah Makmur," sahut Bu Dini antusias.

"Wah berani betul mereka nantangin klub bola voli kita," seru Gladlin menggebu-gebu.

"Belum tau mereka semes-an dari gue," timpal Vina selaku pemain bola voli sekolah buditama.

"Heh beban, kalo gak ada Rehan Lo menye-menye ya mainnya," ucap Gladlin tertawa remeh.

"Lo-," ucapnya terpotong oleh Bu Dini.

"Udah, kita itu mainnya tim gak boleh kayak gitu. kita harus kompak, kita tunjukkan skill bola voli sekolah Buditama ini," ucap Bu Dini melerai.

"Hehe iya Bu maaf," sahut Gladlin.

"Yasudah, semua kelapangan kita praktek passing bola voli, sedangkan murid yang mengikuti klub bola voli bisa izin mulai latihan untuk pertandingan di SMA Makmur dua Minggu lagi," ucap Bu Dini mantap.

"Siap laksanakan kapten," sahut seluruh murid antusias.

🍁🍁🍁

Lapangan...

"Zahrah ibu serahkan kepada kamu untuk menghandle tim ya," pinta Bu Dini pada Zahrah.

"Ogah Bu, ribet ngatur anak orang," tolak Zahrah.

"Gak punya sifat pemimpin sih," sindir Vina.

"Mending ibu suruh dia aja buat jadi jongosnya, saya males bu," sahut Zahrah santai.

"Lo kalo ngomong sama guru pake filter goblok," Gladlin sedikit berbisik pada Zahrah, sedangkan Zahrah hanya merotasikan matanya.

"Nggak, ibu maunya kamu. Kamu yang paling menonjol dalam permainan bola voli jadi kamu tolong teman-teman setimmu agar lebih hebat lagi dalam men-smas dan men-serven bola voli," jelas Bu Dini.

"Tap-," Zahrah mau menolak namun di potong oleh Bu Dini.

"Kalo kamu tetep gak mau, ibu akan hukum kamu membaca buku sejarah seharian penuh besok bersama ibu," ancam Bu Dini.

Zahrah mendelik mendengar ancaman dari Bu Dini. Bu Dini tau bahwa Zahrah tidak menyukai buku sejarah yang mempelajari masa lalu yang membosankan. Kita itu harus move on dari masa lalu untuk menuju masa depan yang lebih cerah begitulah argumentasi dari Zahrah saat di tanya persoalan sejarah. Bagi Zahrah ia lebih memilih di hukum berjemur di lapangan seharian dari pada membaca buku sejarah.

"Iya deh Bu, iya," jawab nya pasrah.

"Bwahaha kapok," Gladlin tertawa terbahak-bahak, terpingkal, terjungkal.😁

"Diem lo! AYO MULAI LATIHANNYA!" ucap Zahrah lantang membuat semua yang dilapangkan melompong, melongo, cengo bersamaan.

Latihan bola voli selesai sekitar jam sepuluh lewat. Setelah beristirahat sebentar lalu mereka semua mengganti baju olahraganya dengan baju OSIS dan kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar.

Bel istirahat berbunyi membuat semua murid serempak berhamburan menuju tempat yang sama yaitu kantin, tak terkecuali untuk Zahrah dan kedua temannya.

"Kantin yok laper gue," ajak Sindy

"Iya yok, gue juga haus," timpal Gladlin.

"Ya ayok ngapain coba masih duduk?" tanya Zahrah kepada kedua temannya yang tengah duduk dengan menampilkan cengir Peps*dent. Ini bukan iklan!.

Hay reader, gimna part ini?

Buang buruknya ambil baiknya aja ya dari part ini.

Jangan lupa vote dan komen 👍

Terpaut Takdir ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang