Part: 34

322 45 19
                                    

"Kenapa seseorang yang tidak memahami orang lain bisa dengan mudahnya menilai baik buruknya orang tersebut."
_Zahrah.

Happy reading

ʕっ•ᴥ•ʔっ

Sekitar empat jam-an mereka berada di dalam bus, akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan dengan selamat, saat semua murid SMA Buditama turun dari bus ternyata murid dari SMA Jaya Bakti sudah sampai terlebih dahulu.

Kini giliran Zahrah dan yang lain turun dari bus mereka, yang berdampingan dengan salah satu bus SMA Jaya Bakti.

Salah seorang gadis dan kedua teman laki-lakinya dari SMA Jaya Bakti datang menghampiri Zahrah dan yang lain.

"Eh! Kita itu mau menganalisis taneman kan? bukan mau ke Padang salju, iya nggak sih?" ucap Sabrina mengejek yang sengaja suaranya ia keraskan.

Membuat beberapa murid yang berada di sana menatap ke arah mereka.

"Yoi," sahut teman laki-lakinya yang bernama Sega.

Namun Zahrah mengabaikan ucapan orang di depannya itu, Zahrah berjalan santai melewati mereka dengan wajah datarnya seperti tidak ada orang yang mengajaknya berbicara.

Bak disambar petir di siang bolong Sabrina mendelik dengan mulut yang menganga, tidak percaya bahwa dirinya diabaikan.

"Pufft..." Gladlin dan Sindy membekap mulutnya sendiri menahan tawanya agar tidak terlepas, melihat drama di hadapan mereka.

"HEH!! Cewek gatel, nggak tau malu, berani-beraninya lo ya nge-abain gue, biar apa gitu lo pake outfit kayak gitu? Mau pamer? Ooh... Apa karena lo udah lama ngejomblo terus lo tau kalo SMA Jaya Bakti mayoritas muridnya laki-laki jadi lo mau ambil kesempatan tour kali ini untuk memikat most wanted boy yang ada di SMA Jaya Bakti dengan penampilan lo yang kayak ukhti muslimah ini? Iya? Cantik sih tapi murah. Miris deh liatnya, hahaha," ucapnya panjang kali lebar karena geram di abaikan oleh Zahrah, ia kembali menghina penampilan Zahrah.

"Mbaknya lagi mendeskripsikan diri sendiri? Maaf gue nggak tertarik," SAHUT Zahrah tanpa membalikan tubuhnya lalu melanjutkan jalannya meninggalkan mereka.

Tawa Gladlin dan Sindy yang susah payah mereka tahan akhirnya menggelegar, membuat murid yang lain ikut menertawakan Sabrina yang dengan beraninya mengusik queen bar-bar SMA Buditama.

"Gila tuh anak makin hari, makin pedes aja omongannya, emang udah dari tadi pagi sih tuh anak sensi," ucap Gladlin sambil menyeka air mata yang keluar akibat tertawa terbahak-bahak.

"Setuju sih, kasian deh. Padahal nggak tau apa-apa, bisa-bisanya SKSD rasain deh. Malu sendiri kan," sindir Sindy sambil memegangi pipinya yang sakit karena tertawa.

"Apaan sih lo pada ikut-ikutan aja," sungut Sabrina.

"Aduhhh, ada suara tapi nggak ada wujud. Taman Nasional ternyata angker ya Sin, pergi susulin Zahrah aja yuk," Gladlin melihat ke kiri dan kanan seakan-akan mencari sumber suara.

Sindy dan Gladlin pergi dan masih diiringi dengan tawa jahil mereka, kemudian meninggalkan ketiga murid SMA Jaya Bakti yang emosinya sedang meluap saat ini.

"ARRRGH, ngeselin banget sih mereka. Awas aja nanti," ucap Sabrina dengan senyum penuh arti dari bibirnya.

🥀🥀🥀

"Baiklah semuanya mohon perhatiannya, oke. Assalamu'alaikum semua. Sebelum kita mulai kegiatan hari ini bapak akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok," ucap pak Setyo selaku salah satu panitia dari sekolah Jaya Bakti.

Terpaut Takdir ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang