Part: 41

340 41 11
                                    

"Apa anda kehilangan akal sehat? Anda ingin menghipnotis ingatannya?" emosi Bunda sudah tak tertahankan.

"Diharapkan ibu bisa tenang, dan mendengarkan saya, jika kita tidak mencoba terapi ini Zahrah akan mengalami peristiwa traumatis yang bertahan lama dapat menyebabkan kondisi seperti PTSD (post-traumatic stress disorder) yaitu Gangguan yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan.
Kondisi ini bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan pemicu yang dapat membawa kembali kenangan trauma disertai dengan reaksi emosional dan fisik yang intens," jelas Dokter yang membuat Bunda syok dan lemas seketika saat mendengarnya penjelasan sang Dokter.

Air mata Bunda kembali memenuhi plupuk matanya, penglihatannya memburam akibat genangan air mata.

"Tapi dengan menghipnotisnya kita bisa menciptakan memori baru pada ingatan Zahrah," imbuh sang Dokter.

"Bagaimana caranya?" tanya Ayah yang masih setia mendekap Bunda untuk menenangkannya.

"Kita akan mengganti memori yang membuat mentalnya yang tertekan dengan memori yang baru, waktu Zahrah bangun, walaupun ia tau itu palsu, waktu dia memikirkan itu, lain kali ia tidak akan terlalu tertekan," jawabnya.

"Berapa persen kesempatan berhasilnya?" tanya Ayah.

"Itu tergantung pada kemampuan pakar dan kemauan Zahrah untuk kembali melanjutkan hidupnya. Maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai lebih dari 80%," jelas sang Dokter.

"Apa yang akan terjadi jika terapi itu tidak berhasil?" Ayah kembali bertanya.

"Perawatan itu kemungkinan akan gagal, dan akan menyebabkan trauma tingkat kedua pada Zahrah dan akan berdampak kematian," jelas sang Dokter membuat hati yang tadinya sedikit lega menjadi berpacu kembali.

"Bagaimana? Apakah kalian ingin Zahrah melakukan terapi?" tanya pria dengan jubah putih kebesarannya.

Ayah dan Bunda saling pandang sebelum memutuskan dengan berat hati untuk menyetujui terapi hipnotis pada Zahrah. Mereka hanya ingin gadis kecil mereka kembali dalam pelukan mereka, menebus waktu yang sudah mereka lewatkan dan mereka buang begitu saja.

🥀🥀🥀

Paginya Bunda Alexa dan Ayah Gibran pergi jiarah ke Makan sang putra yang kini sudah tenang di alam sana.

"Assalamua'laikum sayang, Bunda kangen. Maafkan Bunda ya, maaf karena melemparkan semua tanggung jawab Bunda sebagai orang tua kepada dirimu, maafkan Bunda ya sayang. Bunda tau kamu sayang dengan adikmu, tapi tolong jangan Bawa dia bersamamu. Izinkan Bunda untuk memperbaikinya, beri Bunda kesempatan untuk menjaga adikmu, Bunda mohon jangan kamu bawa adikmu," pinta Bunda yang masih takut kehilangan putrinya setelah putranya di renggut darinya.

"Kita berdo'a kepada Allah ya Bunda, Kita serahkan pada yang menciptakan manusia. Sesungguhnya semua makhluk hidup Akan kembali kepada-nya," ucap ayah yang masih setia menemani Bunda Alexa.

Setelah membersihkan makam Zein lalu menaburkan bunga di atas makam dan sudah merapalkan do'a, mereka kembali ke rumah sakit untuk menjaga Zahrah.

🥀🥀🥀

Setelah melakukan terapi hipnotis, Keadaan Zahrah semakin memburuk, detak jantungnya melemah, Zahrah seperti sudah menyerah dengan hidupnya. Sudah tujuh hari semenjak Zahrah dinyatakan koma, dan tidak ada peningkatan dalam pengobatannya. Ayah dan bunda tidak menyerah berusaha untuk kesembuhan Zahrah, mereka selalu memanjatkan doa untuk kesehatan Zahrah.

Terpaut Takdir ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang