Part: 1

2.2K 177 40
                                    

Hai Assalamualaikum semua

*
*
*
Selamat membaca


Sekitar pukul dua dini hari, dimana kebanyakan manusia normal akan beristirahat untuk menghilangkan penat dan lelahnya setelah seharian penuh melakukan kesibukan masing-masing.

Tapi berbeda dengan seorang gadis yang menyamar menjadi seorang laki-laki untuk mengikuti balapan dengan anak motor lainnya yang menantangnya untuk balap motor malam ini, sekarang mereka sudah bersiap di sirkuit balap untuk menunjukkan skil yang mereka punya sekaligus akan menunjukkan geng mana yang lebih unggul. Saat ini mereka sudah menunggangi motor kesayangannya masing-masing, menatap lurus jalanan yang sepi.

Gadis cantik yang biasa untuk melakukan aba-aba, kini telah berada ditengah-tengah pembalap yang akan bertanding, bendera sudah diangkat, hitungan mundur di mulai.

"Tiga ... dua ... satu."

Bendera diayunkan kuat ke bawah, para pembalap langsung menancapkan gas mereka masing-masing, menjauh meninggalkan garis start dengan begitu kencangnya, membelah jalanan yang sudah menjadi rute balap yang sudah disepakati.

Sampai selang beberapa menit, deru motor dari kenalpot yang berisik mulai terdengar di Indra pendengaran, para penonton mulai berteriak histeris guna menyemangati jagoan mereka masing-masing.

Hingga motor sport berwarna hitam itu mencapai garis finis terlebih dahulu, hanya berbeda sedikit dengan lawannya. Gadis itu menang, di balik helm full face nya ia tersenyum puas dengan pencapaiannya ada rasa senang yang sulit ia jabarkan, akhirnya ia bisa merasakan lagi hembusan angin malam yang menusuk hingga ketulang, mengendarai motor seperti orang yang kesetanan, menunggangi kuda besinya lagi setelah sekian lama vakum.

"Abrina, selamat ya," kata salah satu anggotanya, merangkul gadis itu.

"thanks," jawabnya masih dengan helm yang tidak ia lepas.

"Akhirnya lo balik lagi," sahut laki-laki tampan itu.

"Gue kira, setelah lo vakum bakal loyo tuh mental, ternyata masih gigih, memang pantes di sebut sebagai pimpinan dari DREAM."

"Setuju sih, gue aja sampe jejeritan karena ngeliat lo bawa motor ngebut banget, kayak nggak peduli nyawa sendiri. membelah jalanan malam bak orang yang kesetanan," tutur seorang gadis, salah satu anggota Dream.

Sedangkan Abrina hanya tersenyum dalam helm full face nya, tak berniat membongkar identitas nya di depan umum akhirnya ia angkat bicara.

"Balapan udah selesai, kalian urus sisanya. Gue mau langsung balik, gue ikut ini tanpa sepengetahuan Bunda. Takut nanti ketahuan bunda, nggak tau lagi deh gimana nasib motor kesayangan gue," pamitnya yang dihadiahi kekehan dari anggota nya.

"Gue kira pimpinan kita tahan banting, giliran berhadapan dengan Bundanya tetep nggak berani berkutik."

"Hust! Kayak nggak tau Bunda aja lo. Kalau gue yang jadi Abrina, gue lebih milih nggak ikut balap motor malam ini dari pada berurusan dengan Bunda," ucap gadis itu menggaruk lengannya yang tak gatal.

"Bener juga sih," pemuda itu kompak dengan anggota lain bergidik ngeri.

"Udah ah, awas jangan ngalangin jalan! gue duluan, sampai berjumpa lagi, bay bay." gadis itu menyalakan motor nya, meninggalkan arena balap, melaju kencang membelah jalanan malam yang dingin dengan perasaan yang hangat.

Terpaut Takdir ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang