"Tidak perlu berargumentasi, buktikan saja,"
_Maulana.Happy reading
ʕっ•ᴥ•ʔっSepulangnya dari pantai, mood Zahrah saat itu sedang naik dan ingin berbelanja sampai hatinya puas, jadi mau tidak mau Maulana harus menuruti permintaan istrinya.
Dan tidak tanggung-tanggung, Zahrah mengajak Maulana untuk mampir ke mall yang paling terkenal di kota itu, di mana barang-barang branded ada di dalamnya.
Zahrah memasuki sebuah toko yang menjual gelas-gelas hias yang sangat cantik, sedangkan Maulana memilih menunggu Zahrah di luar toko karena ia sudah merasa lelah seharian berjalan di bibir pantai dengan Zahrah, namun lelahnya tidak dapat di tandinggi dengan rasa bahagianya saat melihat Zahrah tersenyum lebar. Tanpa sadar Maulana mengulumkan senyumnya mengingat betapa manisnya Zahrah saat tersenyum.
Pyar!
Sampai suara pecahan gelas terdengar di telinga Maulana, ia juga mendengar ada suara yang bernada membentak keras dari dalam toko.
Maulana memutuskan untuk masuk dan melihat apa yang terjadi, ia tidak mau sampai terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan pada Zahrah.
Dan benar saja Zahrah tengah di sudutkan oleh pegawai toko, ia meminta pertanggungjawaban atas gelas hias yang tidak sengaja tersenggol oleh Zahrah dan akhirnya jatuh ke lantai membuatnya pecah tak beraturan, namun cara meminta pertanggungjawaban dari kedua pegawai itu terdengar seperti menghina Zahrah.
"Buruan ganti rugi!" ucap seseorang pegawai sedikit memekik pada Zahrah.
"Udah gue cek, harga gelas hias yang lo pecahin itu mencapai 30 juta," sahut yang satunya sambil melempar bon harga pada Zahrah.
Zahrah membulatkan matanya mendengar harga dari gelas hias kecil yang ia pecahkan.
"Kenapa diam?! Lo lakuin kayak gini bisa bikin kita di pecat tau nggak?!" pekik pegawai toko.
"Gue udah banyak melihat perempuan yang modelan kayak lo, kalo nggak punya duit itu, nggak usah bergaya main ke mall segala!" sahut pegawai satunya yang terdengar menghina.
Dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana, ia memasang wajah datar untuk menyembunyikan amarahnya di hadapannya Zahrah. Maulana menghampiri Zahrah yang tengah kebingungan mengenai tanggung jawabnya mengenai gelas yang ia pecahkan.
Saat mendengar ada langkah kaki yang mendekat, kedua pegawai toko itu menengok untuk melihat siapa yang datang.
Mereka di buat menganga dengan kedatangan Maulana yang tampak menyeramkan dengan wajah datarnya namun tatapan yang terpancar dari matanya mengatakan hal lain. Zahrah menundukkan kepalanya, ia merasa menyesal karena tindakannya yang ceroboh dan mengakibatkan masalah yang fatal.
"Tuan Al-," pegawai toko itu tidak melanjutkan ucapannya karena Maulana melewatinya, seperti tidak melihat ada orang di sana.
Maulana mengangkat dagu Zahrah agar menatap wajahnya.
"Angkat kepalamu, ingat kamu adalah istriku," ucap Maulana dengan tatapan mata yang sangat lembut.
Pipi Zahrah kini telah bersemu menjadi merah, hatinya berdesir hangat seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.
"Berapa kerugiannya?" tanya Maulana dingin.
"Eh, it-itu 30 juta tuan," ucap pegawai toko itu dengan sopan bercampur dengan takut.
"Tuan?" batin Zahrah bingung.
Maulana mengeluarkan blackcard miliknya, memberikannya kepada kedua pegawai toko itu. Salah satu pegawai toko langsung mengambil blackcard tersebut dengan cepat lalu menggeseknya pada mesin pembayaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut Takdir ||END✓
عاطفية[BUDIDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA🙂] Vote dan komen kalian adalah penyemangat ku Terinspirasi boleh, plagiat jangan❌ Zahrah Abrina Anaqah merupakan primadona SMA Buditama yang terkenal bukan hanya kecantikannya juga sifatnya yg bar bar...