Part: 27

420 56 42
                                    

"Ketika dunia menjadikan Good looking everything, maka kita harus buktikan kalau Good Akhlak tiada tanding."
_Maulana Arsha El Fathan

Happy reading
ʕっ•ᴥ•ʔっ

Bruk!!

Saat Maulana membuka pintu, siswi yang mengintip di depan pintu, terjatuh ke lantai karena dorongan yang tiba-tiba dari balik pintu. Zahrah di buat melongo dengan pemandangan di luar.

Ada banyak siswi yang mengerumuni ruang BK bahkan ada yang sampai naik ke rak sepatu hanya untuk mengintip, sebenarnya mereka hanya ingin melihat Maulana mereka sungguh tidak tertarik dengan masalah yang di perbuat Zahrah karena mereka sudah terbiasa dengan Zahrah yang bolak-balik ke ruang BK.

Zahrah beralih menatap Maulana, Zahrah mengulum kan senyumnya, sungguh ia di buat semakin kagum dengan lelaki di sampingnya itu. Ia menundukkan pandangannya dengan tangan yang sudah mengait di tangan Zahrah, wajahnya datar tidak menampilkan ke sombongan saat dirinya di puji oleh lawan jenis.

Zahrah semakin mengeratkan genggamannya pada Maulana. Maulana tersenyum singkat saat Zahrah membalas genggamannya. Saat hendak melangkah tangan Zahrah yang satunya dicekal oleh Rehan yang memaksanya untuk berhenti.

Maulana di buat geram oleh pria yang dengan beraninya menyentuh gadisnya di hadapannya. Maulana melepas paksa cekalan Rehan lalu menarik Zahrah ke dalam dekapannya.

Rehan melangkah mundur beberapa langkah saat melihat sorot mata yang tidak bersahabat dari Maulana. Itu membuat Rehan merasakan bahwa dia bukan seorang yang harus ia singgung. Namun, ia beranikan untuk bertanya kepada Zahrah bagaimana kronologi kejadian yang sebenarnya.

"Zah-," ucapnya terpotong di serobot oleh Maulana.

"Tanganmu harus di disinfeksi," ucap Maulana sambil mengelus lembut tangan Zahrah yang sempat tersentuh oleh Rehan.

"Lo kira gue rabies apa!?" Rehan menjerit dalam hati tak berani langsung mengatakannya pada Maulana.

"Sudahlah, ayok pulang a', Zahrah ngantuk," Zahrah mengacak-acak rambut Maulana membuatnya sekarang bertambah tampan dengan tampilan seperti badboy.

Lalu mereka pergi meninggalkan ruang BK membuat seluruh siswi yang melihat itu terpesona sekaligus iri pada Zahrah yang dapat menggenggam tangan Maulana.

🍁🍁🍁

Maulana berhenti secara tiba-tiba membuat Zahrah terbentur punggung lebar Maulana.

"Kenapa sih!! Berhenti nggak bilang-bilang," kesal Zahrah menggosok dahinya.

Maulana tidak menjawab pertanyaan dari Zahrah, ia berbalik kemudian meraih tangan Zahrah untuk ia gigit.

"Awssstt sakit tau!! Ngapain sih pake gigit-gigit?" tanya Zahrah dengan wajah yang menahan denyut nyeri di tangannya karena gigitan dari Maulana.

"Salah sendiri, siapa suruh tadi nggak ngakuin kalo aku suami kamu," ucap Maulana santai kemudian berjalan menuju mobilnya.

"Pria ini apa bisa lebih tidak masuk akal lagi," batin Zahrah mencoba meredam emosinya.

"Eh tunggu, a' lana dari mana? Kok pake jas? Ini juga bukan seragam pesantren," tanya Zahrah yang baru tersadar akan penampilan Maulana.

"Emm, ini... Tadi abis dar-," jelas Maulana blepotan mencari alasan namun, ucapannya terpotong oleh seseorang yang memanggil Zahrah.

"Zahrah!" panggil Gladlin.

Terpaut Takdir ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang