Seorang gadis muda terbaring lemah di atas brankar sebuah kamar VVIP.
Di dalam terdapat sepasang paruh baya yang senantiasa menemani gadis tersebut.
"Pa,kita sarapan dulu yuk"ajak Lycana.
"Nanti"tolak Alen.
Lycana hanya menatap sendu Alen yang selalu memegangi tangan kurus putrinya,memang dari semua keluarga Zorya,sang kepala rumah tanggalah yang paling menyayangi sang putri bungsu.
"Tapi pa"bujuk Lycana.
"AKU BILANG NANTI YA NANTI,KAMU GA TULI KAN?"bentak Alen.
Lycana yang dibentak seperti itu hanya tersenyum.
Kini dia beralih ke sang putri,semoga putrinya cepat sadar agar sang suami tidak selalu emosional karna saat sang putri masuk rs,sang suami mulai emosional.
"Sayang,kamu kapan bangun?papa kangen banget liat senyuman kamu"lirih Alen sambil mengecup dahi sang putri.
"Eungh"lenguh sang gadis.
"Sayang!kamu udah sadar?"Alen menatap bahagia putrinya.
Perlahan-lahan matanya terbuka,menampilkan bola mata berwarna abu-abu yang jarang dimiliki.
Tak lama kemudian datang dokter memeriksa keadaannya begitu Lycana memanggilnya.
"Bagaimana dok?"tanya Alen tak sabaran.
"Kalian siapa?"lirih Dzemila membuat kedua paruh bayu tersebut terkejut.
"Kenapa putri saya seperti ini dok?"kaget Lycana.
"Maaf,sepertinya nona Zorya mengalami amnesia akibat benturan keras di stir mobil"ucap sang dokter.
Amnesia apa njir?!~Dzemila.
Iya,Dzemila sekarang ber-transmigrasi ke dalam raga Calixta.Sedangkan Calixta dia sudah pergi begitu saja setelah meninggalkan semua ingatannya.
"Apa ingatannya bisa kembali dok?"tanya Alen.
"Maaf,tidak bisa.Amnesia nona Zorya tergolong permanen"
Alen hanya menghela nafas,tidak apa-apa yang penting putrinya tidak apa-apa
"Terima kasih dok"sang dokter mengangguk lalu pamit pergi.
"Kamu mau apa sayang?"tanya Alen lembut.
"A-air"jawab Calixta.
Sekarang kita manggilnya Calixta ya~Author.
"Kamu udah enakan?"tanya Alen setelah menaruh kembali gelas yang kosong ke atas nakas.
"Iya pa"jawab Calixta.
"Oh iya pa,boleh ga Vla tinggal di apartemen milik papa?"pinta Calixta.
"Kenapa?"tanya Alen.
"Aku mau hidup mandiri"jawab Calixta.
Pret!gw cuman mau menghindari para tokoh dulu~Calixta.
Calixta tau,dia masuk ke dalam sebuah novel yang dia baca berjudul 'Love You'
Kenapa dia terima-terima saja?sebab dia sangat ingin merasakan kehidupan Calixta dan membalas dendam ke cewek PPB itu dan kepada tokoh utamanya.
Selain itu,dia juga menyukai tokoh Calixta yang terlihat badas sebagai tokoh antagonis tidak seperti Lilitha yang hanya bisa menangis hingga pangeran berkuda putih datang menyelamatkannya.
"Ga boleh sayang"tolak Alen,dia sangat khawatir membiarkan putrinya sendiri.
"Boleh kok sayang"beda lagi oleh Lycana yang mengizinkan sang putri.
"Kamu apa-apaan?"bentak Alen.
"Ak-"
"Papa pleaseee"mohon Calixta.
Alen menghela nafas,dia tidak bisa tidak menuruti kemauan princessnya ini.
"Baiklah tapi papa akan kirim bodyguard buat menjaga"
"Iya pa"pasrah Calixta.
"Istirahat gih,kamu kan baru sadar"ucap Lycana.
Calixta hanya diam lalu membaringkan tubuhnya dan kembali terlelap.
"Singkirkan pikiran kotormu itu Lycana,aku belum memaafkan kedua putra kesayanganmu itu"ucap Alen dingin.
"Tapi pa,mereka juga masih kecil"elak Lycana.
"Kecil kau bilang?anak kecil mana yang menampar adiknya sendiri?"
"I-itu-"
"Sekali tidak maka tidak Lycana"desis Alen membuat Lycana tutup mulut,jika sudah begini maka dia sudah tidak berani.
Kenapa kamu selalu pilih kasih pa?~Lycana
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI[On Going]
RomanceNo Spoiler Penasaran???Ya baca😏 Jangan lupa di vote dan follow🎈 Jangan jadi siders ghost🙂🎃