Part 19

3.7K 264 7
                                    

Arun mengomel sepanjang jalan,tak henti-hentinya dia menjulidi cucu nakalnya itu.

Bagaimana bisa Calixta akan menyusul saat acara sebentar lagi akan dimulai,ini saja mereka sudah sangat terlambat.

"Sudahlah Arun,Vlazta kan udah bilang usahain datang cepat"Amaro mengelus elus tangan sang istri yang sudah mulai sedikit keriput,itu sudah menunjukkan bahwa mereka sudah semakin tua.

"Ck,tapi sayang,aku ga enak sama keluarga Aklesh.Hari pertama kenalan,Vlazta terlambat masa di hari ulang tahun sekaligus acara pertunangannya dia datang telat lagi"Arun mengeluarkan segala kekesalannya.

"Sebenarnya sifat ngaretnya itu menurun dari siapa sih?"kesal Arun.

Amaro tertawa,Calixta adalah fotokopian Arun saat muda,segala sifat dan kelakuan serta kenakalan bahkan soal cinta juga sama(tapi ga bertransmigrasi ya)Tapi lucunya Arun malah tidak mengingatnya dan menyalahkan orang lain.

"Tenanglah,jika kamu ngomel-ngomel kayak gini riasan 3 jam mu akan rusak begitu saja"Arun melotot,benar juga.

"Duh,ada keriputnya"panik Arun saat berkaca.

Amaro geleng-geleng kepala padahal Arun jauh lebih cantik kalo natural daripada make-makeupan kayak gitu.

Mobil mereka sudah sampai,mobil dibukakan oleh bodyguard.Amaro menggandeng mesra tangan sang istri lalu membawanya masuk ke dalam gedung

Semua para pebisnis mulai berdekatan,seperti semut yang mengerumuni gula.

Hell!siapa yang tidak mengenal Amaro Zorya?orang terkaya kedua di dunia,bergerak di bidang apa saja.membuatnya menjadi orang terpandang dan disegani di dunia bisnis.

Dan siapa yang tidak mengenal Arun Zorya?seorang motivasi kebanggaan PBB,sering diundang dalam acara negara dan sering berpergian ke luar negeri.

Maka dari itu keluarga Zorya sangat dikagumi dan disegani di dunia bisnis,tidak ada satupun yang tidak mengenal mereka di dunia bisnis.

Setelah kedatangan Amaro dan Arun,kini disusul Alen dengan seorang wanita cantik dan anggun disampingnya

Amaro dan Arun yang melihatnya tersenyum lebar,putranya sangat penurut.

"Puas?"terlihat wajah bete sang Alen.

Arun menyikut perutnya membuat Alen mengaduh kesakitan.

"Senyum bego!banyak wartawan"omel Arun.

Mau tak mau Alen tersenyum formal,senyuman ala-ala pebisnis.

Amaro tertawa dalam hati,lucu sekali melihat putranya yang sangat penurut dengan sang istri sedangkan wanita disampingnya terkekeh kecil melihat tingkah Alen yang sangat lucu.

"Sayang,sini dekat sama mami"Arun tersenyum hangat sambil menggenggam hangat tangan wanita tersebut.

"Ga usah mami,aku disini aja"tolak wanita tersebut halus.

"Kamu bukan pembantu kami,kamu harus ikut kedepan juga"Alen menarik lembut lengan wanita tersebut agar bersampingan dengannya.

"Ma-makasih"Alen hanya berdehem beda dengan si wanita yang sudah merona malu.

Amaro dan Arun yang melihatnya merasa bahagia,Alen lebih cocok bersanding dengan wanita itu daripada Lycana.

Wanita itu bernama Olivia,seorang wanita sederhana dari belanda,datang ke indonesia mencari pengalaman,punya toko roti buatannya sendiri,dan banyak diminati.

Olivia bertemu dengan Amaro dan Arun saat mobil mereka mogok di tengah jalan dan saat itu jalanan sepi hingga para preman datang tetapi suara sirene membuat preman tersebut lari,saat mencari asal suara ternyata berasal dari speaker kecil dan pelakunya Olivia.

TRANSMIGRASI[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang