Part 29

1.6K 126 3
                                    

"Se,ini enak banget deh,sumpah"Sean menatap Calixta yang sementara memakan semangkuk mie samyang.

"Enak apanya?orang merah gitu,pasti pedas banget"Sean bergidik ngeri membayangkan tenggorokannya dimasuki benda panjang keriting berwarna merah tersebut.

"Ihh...enak tau,nih cobain"dengan paksaan Calixta memasukkan mie tersebut ke dalam mulut Sean.

Sean mengunyah pelan,hingga di kunyahan berikutnya dia tertegun.Wajahnya memerah dan matanya melotot sedangkan Calixta sudah terbahak keras di tempatnya.

"JANCOK!PEDAS BANGET GILAA!!"Sean berteriak kesetanan.

Dia segera berlari cepat ke stand minuman dan meminum 1 botol air berukuran jumbo hingga habis.

Gils sih~Calixta.

"Huweee....masih pedas Lix"rengek Sean dengan wajah melangsa.

Calixta menghentikan tawanya dan menatap Sean yang bibirnya sudah dower dan berwarna merah serta air mata yang bercucuran tanpa diminta.

Calixta meringis,dia merasa bersalah dan kasihan.Sudah tau Sean ga bisa makan pedas,dia malah memaksanya.

"Bentar"

Calixta menuju salah satu stand dan kembali dengan membawa sebuah toples kecil yang berisi gula merah.

"Hisap-hisap"titah Calixta memasukkan gula merah berukuran kecil ke dalam mulut Sean.

Sean menurut dan mulai mengemut-ngemut gula merah dalam mulutnya.Perlahan-lahan rasa pedas yang dia rasakan menghilang dan tergantikan dengan rasa manis.

"Wahhh"senang Sean.

Calixta menghela nafas kecil,akhirnya Sean sudah tidak kepedasan lagi.

"Sori Se,gara-gara gw lo kepedisan.Padahal gw tau lo ga bisa makan makanan pedis"

Sean terdiam sesaat lalu tersenyum kecil tanpa disadari oleh Calixta.

Ternyata lo masih ingat~Sean.

"Ga semudah itu,lo hampir buat gw mati kepedisan"ketus Sean.

Calixta meringis.

"Ya udah,gw harus ngapain biar lo bisa maafin gw?"sesal Calixta.

Sebenarnya Sean tidak mempermasalahkan hal ini tetapi hanya saja kapan lagi bisa berdekatan dengan Calixta?hitung-hitung dia ingin membayar atas kesalahannya di masa lalu dan mencoba berdekatan kembali,ya meskipun dia tau bahwa sahabatnya telah bertunangan dengan gadis di depannya ini.

Nikung sahabat sendiri ga papa kan?lagipun mereka baru tunangan dan saling ga ada rasa~Sean.

"Akhir minggu ini temani gw cari keperluan Hiking"

"Hiking?"beo Calixta.

"Iya Hiking,gw masuk di salah satu komunitas Hiking"

"Sejak kapan?setau gw,lo malas dengan hal-hal gituan"

"Baru-baru aja kok.Entahlah,gw rasa pengen nyobain hal-hal baru yang nguji adrenalin gw"

"Oh gitu tapi kalo lo mau,gw bisa kasi saran hobi baru yang nguji adrenalin juga"diam-diam Calixta tersenyum jahil

"Apa?"tanya Sean penasaran.

"Bunuh diri!"seketika Sean melotot.

"Kan nyobain hal-hal baru yang belum pernah dilakuin sekaligus menguji adrenalin lo dengan nge-prank malaikat maut"jelas Calixta dengan watadosnya.

"Allahuakbar"gumam Sean.

"Sini tak santet ginjalmu biar tuh otak lurus kembali"Sean memekik gemas.

"Loh,emang bisa?"bingung Calixta.

"Ga tau"ketus Sean.

"Emang lo mau liat gw mati?"sambung Sean.

Mau bangettt!!!~Calixta.

"Ga lah,gila aja lo.Masa baru baikan udah bersuka cita aja"

"Heh!"

"E-eh?salah-salah.Maksudnya berduka cita"Calixta menyengir lebar begitu Sean menatapnya tajam.

Tak congkel juga ntar biji matamu itu~Calixta.

"Ya udah,kita ketemuan dimana?"tanya Calixta.

"Entar gw jemput lo aja"Calixta mengangguk.

"Ok,gw tunggu"

Sean tersenyum manis,yes!rencananya berhasil.

Sedangkan Calixta diam-diam tersenyum miring.

Nikmati kebahagian lo dulu,sebelum orang yang buat lo bahagia rengut nyawa lo sendiri~Calixta.

Jangan salahkan dia yang berhati kejam,keadaan yang memaksakannya seperti ini.

TRANSMIGRASI[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang