Part 30

1.5K 127 1
                                    

Calixta duduk dengan santai di salah satu bangku di pinggir lapangan basket,dia ga bakalan ada disini jika seseorang tidak memerintahnya serta mengancamnya.

Ya,siapa lagi yang berani mengancam Calixta jika bukan Alrescha orangnya.

Calixta menghela nafas yang kesekian kalinya,dia sudah duduk selama setengah jam di tengah terik siang matahari.

Dia bisa saja kabur dan duduk cantik di kantin bersama teman kelasnya tetapi hanya saja ancaman yang diberikan Alrescha sungguh membuatnya mati kutu.

"Lo masih ingat kata nyokap gw,kalo dia pengen cucu?"

Dengan ragu Calixta mengangguk,perasaannya tiba-tiba tidak enak.

"Gw bisa kabulin malam ini juga"

Calixta melotot dengan mulut menganga.

"Wh-what the hell?"lirih Calixta.

"Gw sih fine-fine aja punya anak di usia semuda ini apalagi nyokap gw yang emang maksa kita punya anak"

"Lo gila"desis Calixta.

"Ya gw emang gila...dan ini semua gara-gara lo"dingin Alrescha.

Calixta tertegun,tubuhnya menggigil.

Ada apa dengan cowok ini?~Calixta.

Dan apa katanya tadi?gara-gara dia?emang dia punya salah apa sama cowok gila ini?

"You make me crazy Lix,kenapa lo bisa buat gw jatuh sejauh ini?"lirih Alrescha memeluk erat Calixta.

Calixta memberontak tapi apalah daya,kekuatan Alrescha jauh lebih kuat.Maklum Alrescha cowok dan dia cewek.

"Temanin latihan basket di jam istirahat,gw tunggu"ucap Alrescha dengan wajah datarnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Calixta yang masih loading dengan keadaan tadi.

Makanya sekarang dia terjebak dengan para fans Alrescha di sisi kanan kirinya,ya meskipun hanya dia sendiri yang duduk diam tenang sedangkan yang lain berdiri sambil berteriak menyemangati.

"Ga seret apa tuh tenggorokan teriak mulu daritadi"gumam Calixta.

Pritt!!

Pelatih membunyikan peluitnya yang menandakan latihan telah selesai.

"OKE!SEMUANYA BISA BUBAR DAN BERISTIRAHAT,LATIHANNYA KITA LANJUT BESOK LAGI"

Semuanya menghela nafas lega,satu persatu mulai meninggalkan lapangan dan menuju kantin,ada juga yang menyampiri sahabat atau kekasihnya seperti Alrescha ini.

"Nih minum"meskipun Calixta terpaksa menemani Alrescha latihan,dia juga sedikit ingat ya sedikit!merasa kasihan dengan cowok tersebut yang terlihat kelelahan.

Alrescha memajukan wajahnya begitu selesai meminum hingga tandas botol air pemberian Calixta.

"Kenapa?"Calixta menaikkan sebelah alisnya.

"Lap"

"Hah?"

"Lap wajah gw,lo ga liat keringat gw bercucuran kayak gini?"ketus Alrescha,sungguh tidak peka sekali tunangannya ini.

"Ck,lap sendiri.Ada tangan juga"

"Ok,tapi jangan salahin gw kalo besok lo udah ha-"

"Oke-oke gw lakuin,puas lo?"amuk Calixta,parno takut terdengar oleh fans Alrescha.

Lagipun dia masih terlalu muda untuk hamil.

Dengan hati penuh dongkol,Calixta me-lap wajah Alrescha dengan tissue basah kemudian disusul dengan tissue kering.

Alrescha dari awal menatap lekat pahatan wajah cewek di depannya ini.

Cantik!~Alrescha.

Begitu selesai,Calixta mendorong kening Alrescha dengan jari telunjuknya hingga membuat Alrescha tersentak dan mengerjap beberapa kali.

"Jauhin muka lo,penuh virus"ketus Calixta.

Alrescha tersenyum kecil,tidak merasa tersinggung ataupun kesal dengan ucapan pedas tunangannya.

"Thanks"ucap Alrescha tulus dengan senyuman simpulnya.

'KYAKK'

Calixta terkejut,lupa kalau fans Alrescha masih ada.

Ck!~Calixta.

"Udah kan?"

Alrescha mengangguk pelan.

Calixta tersenyum kecil.

"Oke,gw duluan"tanpa menunggu jawaban dari Alrescha,Calixta langsung berlari cepat bak dikejar banci perempatan meninggalkan tkp menuju kantin.

Alrescha melongo,padahal kaki Calixta kecil tapi larinya begitu cepat.Ingatkan dirinya jika ada perlombaan lari marathon di sekolah,dia akan mendaftarkan Calixta.Pasti dijamin menang!

"Cewek gw begitu nakal"smirk Alrescha.

Dengan santai dia berjalan pergi meninggalkan para sekumpulan cewek yang sudah meleyot melihat senyumannya tadi.

TRANSMIGRASI[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang