#1

4.5K 174 3
                                    

Hai...kalo nyasar di book aku ini . terimakasih telah membaca. mungkin jauh dari kata sempurna, kekurangan dan typo bertebaran setidaknya ulurkan jarinya untuk vote karna penyemangat bagiku dan gambaran dari kata saling menghargai,,
happy reading...🙂
.
.
.
.
.

Pagi ini jungkook terbangun dari tidurnya yang jauh dari kata nyenyak. Karna sesekali terbangun tengah malam. Pusing di kepalanya masih terasa.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi .
Sepertinya ia harus absen dari kuliah saja hari ini,karna suhu tubuhnya masih agak terasa panas.

Tentu saja karna semalam jungkook nekat, pulang menerobos jalanan yang basah mengendarai motor sportnya.

Hujan sangat deras, jungkook hanya ingin cepat sampai di apartemennya dan merebahkan diri di kasur nyamannya.

Dadanya terasa sesak.
ketika mengingat apa yang tak sengaja di dengarnya sore kemarin di kampus.



flassback on...

Sore itu jungkook berjalan dengan tenang menuju lokernya, niat hati ingin menyimpan diktatnya seusai menyelesaikan tugas .

...

" v, dia menyukaimu, tepatnya dia mencintaimu."

Jungkook berhenti melangkah, ia seperti mendengar suara yang tidak asing .

Di dalam ruang loker itu tidak ada lagi kehebohan seperti siang hari,
karna saat ini sudah sore,
kampus sangat sepi.

Dari luar samar dia mendengar suara jimin, sahabat bantetnya sedang berbicara bernada serius dengan seseorang di dalam sana.

Seketika menghentikan langkahnya,ia menyamping bersandar pada dinding luar ruangan itu, berdiri di samping pintu ruang loker yang sedikit terbuka ,rungunya mencoba menguping percakapan sang sahabat di dalam sana,maka dilakukannya.

"Maksudmu sahabatmu itu..?

Damn! kau yang benar saja jimin. Jangan bercanda" terdengar suara bariton menyela.

"Aku tidak sedang bercanda v, kenapa ? sepertinya kau tidak percaya..?"

"Jimin kau tau bahkan tubuhku, tubuhnya sama. Bukankah kita sesama lelaki Jimin ? lalu maksudmu mengatakan jungkook menyukaiku apa? "
Nada suara v kini sedikit mengeras. Heran saja pada pernyataan si jimin.

Sementara di luar ruangan jungkook telah meremat dadanya,ia mencoba bertahan berdiri di tempatnya.
Mengapa ia tidak pergi saja, rasa ingin taunya atas reaksi lawan bicara jimin di dalam sana membuat nya diam mematung menunggu lanjutan perbincangan dua orang di dalam sana.

"V dengarkan,
Aku sungguh tidak tega .
Jungkook itu memendam perasaannya padamu.
Pernah aku memintanya terus terang tentang perasaannya padamu, kau tau jawabnya?

'Aku tak bisa jim...
Jika aku jujur , v pasti akan membenciku.
Biarlah begini saja..
Melihat v tersenyum saja aku sudah sangat bahagia'
Aku tidak apa apa.'

Jawaban yang jungkook berikan padaku itu omong kosong. Bisakah kau mengerti?" jimin berupaya meyakinkan lawan bicaranya.

Pemuda yang di panggil v tersebut menghela nafas kasar.
"Jadi apa? Apa yang kau inginkan dariku jimin..?
Kau mau aku membalas perasaan sahabatmu itu? begitu hah ?
Kau dan temanmu itu sama sama gila . Kau ingin kapten basket universitas ini menjadi seorang homo begitu.
oh shit ! gay sialan..!
aku tak akan pernah merendahkan diriku seperti yang kau maksud itu Jim.."

Jimin menghembus nafas kasar
"Terserah kau sajalah
Kau mau mengatakan ku dan sahabatku gila, tak apa. Tapi ku beri tahu satu hal. Ingat perkataanku dan dengarkan baik baik. Akan terasa lebih sulit mendapatkan orang yang mencintai dengan tulus dari pada melepas orang yang di cintai,
Cinta itu datang tanpa sebuah penawaran dan tanpa memandang apapun.

Kita tidak akan dapat memilih baik atau jahatnya orang yang tanpa sadar kita cintai, kaya atau miskinnya,dan tentu saja apapun gendernya,karna jika cinta sudah terpatri
itu berarti kita sudah terkurung di sana. Seperti itulah yang jungkook rasakan sekarang," jimin menjeda sejenak perkataannya kemudian berniat pergi.

"Aku duluan , ku harap kau dapat mencerna dan suatu saat kau akan membenarkan kata kataku.
Ya setidaknya aku sudah memberitaumu tentang perasaan jungkook yang sebenarnya. Ini tentang jungkook yg terperangkap kian larut pada cinta sepihaknya."

Langkah kaki Jimin terdengar mendekat ke pintu, jungkook tersentak , ia berlari cepat bersembunyi di balik pintu ruang olah raga di depan ruang loker tersebut.

flassback off..




"Aaaahhhrg jimiiin...apa yang kau lakukan ..?"
mengapa si bantet membuka rahasiaku pada v " Teriak jungkook yang saat ini sedang tertuduk di sofa apartemennya.

Jungkook mengacak rambutnya kasar "Uuh aku malu, bagaimana jika besok di kampus kebetulan berpaspasan dengan v, aku malu, aku takut" Jungkookpun frustasi saat ini.

"Hah ,bagaimana jika dia benar benar sangat membenciku?"

"Ya aku menghindar saja agar tidak bertemu v. Dia sekarang pasti sangat membenciku."

Uuuhhhh...

.
.
.
.
Tbc.....
vote ya readers ,penambah semangatku 😊

LELAH INITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang