#11 🔞

2K 103 21
                                    



Perasaan teahyung tak menentu,ragu antara pencet atau tidak bel dihadapannya. Entah apa yang akan terjadi di dalam sana nantinya. Dengan tekad yang kuat dan tangan sedikit gemetar, taehyung menekan bel itu dua kali.

Sedangkan orang yang mendengar bel apartemen nya berbunyi tampak heran, siapa yang bertamu malam malam begini. Jujur dia tidak ingat sama sekali, bahwa kemaren ia sudah mengundang seseorang untuk menemuinya di apartemennya.

Jungkook yang baru saja selesai mandi, bergegas memakai pakaian seadanya, baju dalam tak berlengan dan celana pendek saja. Berjalan santai hendak membukakan pintu.

"Siapa..?"

Jungkook langsung ingat kejadian semalam kemudian tersenyum sangat aneh begitu pintu di buka dan melihat siapa tamunya.

Sang tamu gelagapan seperti tersipu malu menatap atas sampai bawah penampilan semi telanjang si pemilik apartemen.

Tak berlama-lama menyelam dalam keterdiaman , jungkook mempersilahkan tamunya masuk dan mengunci pintu kembali.

Taehyung celingak-celinguk memperhatikan suasana di apart Jungkook , langsung mendudukan saja pantatnya di sofa panjang di depan tv.

Empuk sekali sofa ini. Nyaman juga berada apartnya Jungkook ini pikir taehyung.
Nyaman apa ? Suasananya atau nyaman karna sekarang berada dekat dengan pemiliknya. Entahlah.

...

"Jadi apa!?"

Tanya Jungkook yang membuka pembicaraan. Dari tadi dia sudah duduk di samping taehyung tapi pria itu masih saja bungkam. Salah satu alisnya terangkat heran memperhatikan taehyung yang dari tadi tak berkutik,larut dengan pikirannya sendiri.

"A-apa yang apanya?"

"Ck,tujuan kau ke sini ?"

Taehyung tertegun sesaat, bingung juga dia mau apa ?

Jujur perasaan taehyung ombang ambing antara cemas sekaligus mendamba orang yang duduk sampingnya.

Lain dengan Jungkook , Jungkook terlihat datar seperti biasa. Jungkook terbiasa tidak menggunakan lagi perasaan pada sikap maupun hati, tidak akan membiarkan suatu rasa menguasai dirinya, menjadikan jungkook seseorang yang hanya mementingkan kesenangan semata. Ingat jungkook tidak pernah percaya pada cinta lagi.

"Ckt , tak perlu berpikir lama merangkai kata untuk bicara padaku. Lama sekali.." Jungkook jengah lalu berdiri dari keterdiaman taehyung.

"Kalau sudah mendapatkan kata kata mutiara temui aku di kamar. Terserah mau apa di sini. Kalau ingin minum ambil di kulkas. Aku ingin istirahat di kamar. Besok siang aku harus pulang kembali ke London."

Apartemen Jungkook itu minimalis. Hanya ada satu kamar tidur.

Wajar saja , buat apa membeli apartemen yang besar, jungkook hanya sesekali ke negara masa kecilnya ini, paling tidak empat atau lima kali dalam setahun itupun ketika ada hal penting atau jika rindu pada jenny anak Jimin.
Sedangkan jenny sering sekali menemuinya ke london, jimin mana sanggup kalau anaknya merengek rengek kemudian merajuk mendiamkan diri pada sang appa jika mulai merindukan paman kesayangannya yang seperti kelinci bongsor itu. Berakhir dengan jimin menuruti saja.

Jungkook dengan santai berjalan menuju kamar,tapi terhenti sejenak dan berbalik melihat ke arah taehyung.

"Kalau ketiduran aku akan sulit dibangunkan. Caranya mudah saja , kau cium bibirku maka aku akan terbangun" sambil mengedipkan sebelah matanya kemudian hilang saat menutup pintu kamar.

LELAH INITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang