#4

1.3K 104 1
                                    

Hi jangan lupa vomen ya soalnya ini crita karanganku yg pertama, kritik n masukan, karna aku sangat butuh itu😞,,

.
.
.
.
.
.
.
.happy reading...

Angin berhembus sepoi agak kencang sih , karena mampu membuat daun daun pada pepohonan lebat di sekitar telaga melambai lambai ke kiri dan ke kanan.
Di tepian telaga tampak sangat sepi.

Di sinilah Jungkook terduduk di bangku agak panjang dengan tangan terlipat di lutut memeluk dua kakinya di atas bangku tersebut.

Dua bola mata onix hitam bulat miliknya menatap kosong ke arah air danau yang tenang,seakan air danau itu melihat atau sekedar mengerti akan kegundahan hati seseorang jungkook yang menatapnya tak beralih.

Pikirannya menerawang menghadapi kenyataan ini.
Terasa perih memang merasakan perasaan yang kian membeku.

Atau seakaan sudah lelah dengan hatinya.
Layaknya kuncup bunga yang terpaksa harus layu, sebelum tumbuh menjadi setangkai kembang yang merekah.

Jungkook terbayangan seorang remaja tampan seumuran dengannya 7 tahun silam yang pada saat itu duduk di sampingnya yang masih remaja berusia 15 tahun.

Remaja itupun sangat tampan raut wajahnya yang lembut memberikan dengan tulus sebelah bahunya untuk tempat jungkook bersandar dan sebelah tangannya menghapus sisa sisa kristal bening yang membasahi pipi bulat jungkook remaja yang memerah malu.

Di sini...

Ya disini...

Tepat pada tempat jungkook duduk termenung sekarang ini.




Tepat pada tempat jungkook duduk termenung sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.



7 tahun yang lalu ...




"kenapa kamu nangis..?
dan hey Kamu cantik sekali...
Sayang lo mata indahmu jadi bengkak dan memerah kalau kamu nangis terus seperti ini..."

"Aku seorang laki laki kenapa kamu bilang aku cantik..?"

"Mata hidung dan bibir kamu telihat sangat indah, karna itu aku bilang kamu cantik..,

Jika kamu seorang perempuan aku ingin sekali menjadi kekasihmu.. selamanya hehe"

Senyuman di bibir tipis jungkook seketika merekah mendengar kata kata pemuda tersebut. matanya yang tadi sendu seakan berbinar penuh harapan
kesedihan pun terlupakan,
berganti harapan menggapai impian yang tak berujung.

"Benarkah...?"

"mm.."pemuda itupun mengangguk-anggukan kepalanya cepat.
"kenapa kamu sedih,,?
cerita saja sama aku,
jangan sampai mata indah milikmu ini meneteskan air lagi ,
Nama aku Taehyung , nama kamu siapa? "

"Mommy dan Daddy terus saja bertengkar..kookie takut..
Kookie liat pipi mommy di tampar daddy. Kookie sedih kookie takut sama daddy,Daddy jahat.."

"Jangan sedih kookie,orang dewasa memang sepertinya banyak masalah,tapi pasti mereka bisa menyelesaikannya dan kookie tidak perlu sedih lagi .

Sini Tae peluk .
Kalau kookie sedih crita ke Tae aja ya.. tae akan peluk kookie terus agar mata kookie ini tidak nangis lagi. Appa Tae bilang seorang laki laki itu harus kuat,
jika seorang lelaki sedang sedih tetap saja tidak boleh menangis."

"Iya Tae,kookie tidak mau nangis lagi..."

Keduanya saling berpelukan di bawah sinar mentari senja yang perlahan mulai tenggelam menyinari dua remaja yang mungkin tak akan menyadari bahwa saat ini hanya akan menjadi kenangan yang tak terlupakan..

Sampai seorang wanita paruh baya namun masih terlihat sangat cantik datang memanggil tae, membuat pelukan hangat sepasang sahabat baru tadi terpisahkan. Dia nyonya Kim.

"Tae...hampir malam sudah waktunya kita pulang nak, ayo"

"Ya amma sebentar"

"Kookie.. Tae pulang dulu ya."

"Tapi....kookie tidak mau . Kookie mau sama Tae terus.."

"Jangan sedih gitu, besok kita ketemu lagi di sini ne,
ini untukmu kookie"

Tae mengambil salah satu tangan kookie dan memberikan sebuah  liontin berinisial T.

Kookie menggenggam liontin tersebut.

"Tae harus janji akan kembali lagi ke sini..!"
Wajah kookie penuh harap mengacungkan jari kelingkingnya.

" Tae janji" Taehyung menautkan jari kelingkingnya, tersenyum indah di bawah sinar matahari senja...

.
.
.
.
.


Kini...

Jungkook dewasa mengusap kasar air matanya yang kian tak terbendung.

Mengingat kenangan jungkook remaja yang penuh harap menantikan seseorang yang sangat berarti di hidupnya.
Remaja yang membuat harinya harinya penuh dengan penantian dan harapan.

Namun rasanya harapan itu sia sia karena orang itu tak pernah menemuinya lagi. Bahkan tidak  mengenalinya lagi.

Melupakan janji manisnya.
Menghancurkan semua impian jungkook...

Jungkook berdiri dari bangku itu meninggalkan tempat ini, tempat yang dulu sangat indah, sekarang terlihat suram seperti sedang menertawakan kehampaan yang ia rasakan.

Namun sebelum kakinya melangkah meninggalkan tempat ini,bibir nya berucap lirih dan lagi lagi masih dalam suasana wajah yang diterpa matahari senja,matanya tertutup menitikkan kristal kristal bening mengalir deras di kedua pipinya.

"Maaf tae kookie kali ini menangis. Kookie bisa bertahan tidak nangis saat mommy dan daddy bertengkar lagi saat itu.

Karna udah janji sama Tae.
Namun sekarang kookie tak sanggup lagi.
Kookie nangis lagi,
tapi kali ini kookie menangis karena tae...
Kookie lelah...
Kookie lelah menanti Tae..."

Jungkook melepaskan genggaman tangannya menjatuhkan liontin berharganya.

Dia sudah lelah dengan penantiannya.
Tangannya meremas sweater biru di bagian depan dadanya, dadanya serasa sesak dan perih.

Selanjutnya melangkahkan kaki dengan gontai meninggalkan telaga yang menjadi kenagan indah yang berubah pahit.

Jungkook sudah tidak akan pernah kembali ke tempat ini lagi.

Selamat tinggal telaga....


Selamat tinggal telaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.


TBC
Jangan lupa votmen ya readers☺️

LELAH INITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang