psycopath 17.

1.1K 171 18
                                    

Pov Mew.

Sesungguhnya bukan tempat ini yang ingin aku datangi, sebenarnya bukan tempat ini yang ingin aku pijaki. Namun seperti biasa, kakiku malah melangkah di tempat ini. Di tempat yang sudah aku yakini pasti akan ada luka yang nantinya bakal di torehkan kembali. Dan entah kenapa di saat aku muak dengan rasa luka dan sakit itu—aku malah dengan suka rela mempersilahkan siapa saja untuk lebih menyakitinya lagi. Walaupun bisik-bisik sialan itu terus memonopoliku, menyetir semua alam bawah sadarku dengan semena-mena—tanpa tau rasanya untuk menahan diri dari semua bisik-bisik mengerikan itu.

Sampai di titik ini pun aku masih tak mengerti—siapa aku sebenarnya, kenapa aku merubah diri menjadi semengerikan ini. Menjadi pribadi yang tak terjamah barang sedikit pun manusia yang ingin medikteku atau mendekatiku. Entah itu karena rasa penasaran mereka karena seringkali melihatku duduk di pojokan kantin, atau karena mereka heran kenapa ada manusia hidup sepertiku yang malah berkeliaran namun seperti orang mati.

Yah aku tau itu terdengar sangat  membosankan, atau malah kalian bertanya-tanya tanpa sedikit pun ada orang yang menjawab, bahwa "kehidupan apa yang sebenarnya sedang kau jalani". Yah, tapi sekali lagi itu benar adanya—bahwa kehidupanku terlihat sungguh buram, hanya ada abu-abu di dalamnya, dan tak sedikit pun niat aku ingin merubahnya. Karena dengan aku seperti itu, aku merasa terbebas dari semua bayangan masalalu, walaupun bisik-bisik mengerikan itu seringkali membuatku tercekik, sampai rasanya aku ingin sekali menghunus jantungku sendiri—agar sesiapa pun itu tidak ada lagi yang menderita karena ulah biadabku.

Selama aku hidup di dunia ini, aku merasa tidak ada yang spesial di dalamnya, tidak ada pula yang membuatku menoleh dua kali ketika melihat sesuatu yang langsung memikatku. Sering kali aku malah  merasakan perasaan emosi dan lelah, lalu ketika perasaan itu menyetirku—yang ada di dalam otakku malah pertanyaan "bagaimana aku bisa membinasakannya".

Dan ketika saat ini, tepatnya beberapa jam yang lalu—entah dia terpaksa atau malah justru menyukainya, aku berhasil menggagahinya. Dalam hidupku tidak ada niatan sedikitpun untuk berurusan dengan orang lain, apa lagi orang ini termasuk orang yang lugu—malah lebih buruknya orang ini mendekati kata bodoh.

Aku benci sikapnya yang bodoh, tapi di waktu yang bersamaan pula aku tertarik dengan kelakuan dungunya. Matanya yang bulat yang menggambarkan kepolosan tetapi belaga sok berani, bibirnya yang entah mengapa bisa tercipta semenarik itu, lalu kenapa...oh damn kenapa malah aku semakin terikat di dalam pesonanya. Aku tak memiliki perasaan apa pun pada pria itu, namun kenapa rasanya aku ingin sekali setiap hari bertemu dengannya. Lalu menjailinya, mengurungnya dengan lenganku yang kekar, dan dengan begitu aku juga bisa melihat matanya yang mengerling jengah ketika aku tengah mengatakan sebuah omong kosong.

Yah seperti tadi, seperti ketika aku mengatakan dengan kepercayaan diri yang entah dari mana datangnya aku bisa mengatakan itu—bahwasannya Kana menyukaiku. Oh Tuhan, memang itu sangat terdengar omong kosong. Bagaimana bisa aku mengatakan hal sekonyol itu?

Tidak, tidak. Aku mengacak rambutku frustrasi, lalu mengambil duduk di salah satu undukan tangga yang ada di pelataran rumahku. Aku mendongakkan kepalaku, melihat hamparan langit yang menggelap, yang di penuhi dengan taburan bintang yang membuat mataku enggan sedikit pun berkedip.

Huh. Kenapa semuanya menjadi tak terkendali? Biasanya aku bisa menahan diri jika mengenai perasaan, namun kenapa ini agaknya berbeda. Oh Tuhan, benar-benar otakku tengah bermasalah.

Aku menangkup wajahku lelah, memijit pangkal hidungku pelan. Sejenak aku terdiam seraya kembali melihat hamparan langit, namun bersamaan dengan itu—silau lampu tembak yang berasal dari mobil yang kini terhenti di pelataran rumah membuatku melirik.

Menunggu siapa gerangan yang turun di dalamnya. Namun agaknya aku tahu siapa orang itu, yah tepat sekali—itu papaku.

Aku menghela napas. Kenapa rasanya aku selalu malas jika bersinggungan dengannya.

Crazy psycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang