Belum seluruhnya ia kehilangan kesadarannya, walaupun sudah tiga sloki sampanye ia tandaskan. Rasa terbakar di kerongkongan tak membuat pria bermata pekat itu urung untuk berhenti menegaknya sampai ke sloki sloki selanjutnya. Bau khas bar di salah satu kota Bangkok menguar begitu saja, kegiatan yang biasa di lakukan di dalamnya terlihat sangat lumrah untuk orang-orang yang sering bertandang ke tempat ini. Karena tak mungkin bukan tempat club seperti ini di jadikan untuk kajian, dan semua kesenangan tersebut hanya di jadikan angin lalu oleh pria itu.
Ia hanya ingin melepaskan semua belenggu dan keruwetan yang bersarang dengan sangat apik di kepalanya. Ia hanya cukup pergi ke bar dengan duduk di meja bertender, memesan bersloki sloki sampanye sampai keruwetan itu perlahan hilang dan lekas pergi.
Shit. Pria itu meringis kala nyeri di perutnya terasa menghantamnya lagi, karena pergerakan-pergerakan kecil yang di lakukannya tanpa ke hati-hatian. Sebelum ia datang ketempat ini, ia hanya membersihkan lukanya saja dengan alkohol. Namun nyatanya rasa nyeri di perut dan kepala sesekali datang tanpa diundang, membuat bibirnya terus meringis karena lebam di mana-mana yang diciptakan oleh sang ayah.
"Berikan aku dua sloki lagi." Pintanya, mengangkat dua jarinya ke depan bertender. Sungguh! Sampai sekarang pun rasa mabuk belum menghantamnya sama sekali.
Bertender tersebut mengangguk, dan dengan cekatan langsung membuatnya untuk Mew.
Mew yang sekarang tengah menyangga kepala dengan tangannya—kini terlihat tengah merogoh sesuatu di dalam saku celananya. Mew merogoh sebungkus rokok, lalu mengambilnya satu batang. Langsung ia apit di sela-sela bibirnya yang tipis. Ujung rokok ia bakar dengan pematik, di hisapnya zat nikotin itu kuat-kuat. Hanya ingin menghilangkan rasa sesak yang sekarang menghantam dadanya, jelas rasa sakit itu lagi-lagi berasal dari sang ayah. Namun bukannya sesak itu menghilang, ia malah semakin marah dan menggeram, kala wisata masalalu malah bergantian menghampiri otaknya.
Mew hembuskan asap itu ke udara, bercampur menjadi satu dengan asap nikotin lain. Memejamkan matanya, guna menghilangkan ingatan masalalu itu yang menggambarkan jelas wajah itu. Wajah yang pernah menggoreskan luka terdalam di dadanya, namun justru dirinya belum mampu menghapus jejak wajah itu. Mew tak akan menyalahkan mamanya, yang beberapa jam lalu menyinggung masalalunya. Karena memang Mew tak berniat menghapusnya dari dalam memori ingatnya, walaupun luka yang di ciptakan orang itu terlalu dalam tanpa tau bagaimana cara menyembuhkannya.
Mew menegak sekaligus dua sloki yang baru bertender itu sodorkan, rasa terbakar lagi-lagi menyerang kerongkongannya. Tetapi jelas sekali tidak dengan menghapus rasa sesak yang ia tengah rasakan.
Fuck! Mew menjatuhkan batang rokoknya yang baru ia hisap beberapa kali. Lalu menginjaknya dengan kuat, berharap sesak di dalam dadanya pun ikut sirna.
"Mew?" Panggil seseorang. Membuat Mew yang tengah menumpukan kepalanya langsung mendongak.
Menyipitkan matanya, seperti tengah memperjelas siapa yang memanggilnya. Mew tak mengenal siapa yang memanggil namanya itu, tetapi Mew malah mengingat jelas kala ia melirik seseorang yang ada di sebelah pria yang memanggilnya itu. Yang jelas orang yang ada di samping pria itu, adalah pria yang sempat ia katakan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi karena nama akun yang terlihat konyol.
Tiga orang pria itu kini tengah menatap Mew. Oh tidak! Hanya dua pria saja, yanh satunya terlihat tengah sibuk memalingkan tatapannya dari Mew. Mew yang menangkap reaksi tersebut hanya mengedutkan bibirnya.
"Kau mengenalku?" Sungguh itu adalah kalimat basa-basi dari Mew. Karena Mew yakin dua orang pria ini adalah teman dari Gulf, yang sampai sekarang pun masih belum memfokuskan matanya ke Mew.
"Bagaimana aku tidak mengenalmu, kau adalah mahasiswa jurusan ekonomi yang sangat populer." Katanya, belum tau siapa pria itu. "Benar begitu bukan, Mild." Ucapnya, menyenggol temannya yang cenderung berwajah imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy psycopath
Fanfiction(JANJI FOLLOW AKUN INI SETELAH BACA APAPUN STORY DARI AKUN INI. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG) Cover by: @sf.nann Mungkin ini akan menjadi cerita pembunuhan berantai untuk seorang Mew suppasit, seorang anak dari keluarga berada. Broken home dan Drama me...