psycopath 18.

827 172 35
                                    

Gulf menghentikan langkahnya, napasnya tersengal. Tangannya mematut dilutut sambil mengambil helaan napas beberapa kali. Menatap bangunan gedung lama yang beberapa tahun ini memang tak terpakai, alasannya karena gedung ini adalah gedung yang biasa digunakan untuk pembunuhan berantai yang masih menjadi tanda tanya bagi pihak investigasi.

Maka dari itu, terlihat dari luaran gedung—memang bangunan ini terlihat sangat angker dan seram. Tidak sedikit pun manusia yang mau mendatangi tempat ini, dan bodohnya Gulf malah tengah berdiri sambil di tetesi peluh keringat karena berlari tanpa henti dari koridor kampus, semata-mata dirinya tak ingin orang itu mendahuluinya lalu menunggunya dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Lalu saat itu berakhir lah dengan Gulf yang mendapat getahnya.

Gulf tak mengira akan sejauh ini berurusan dengan pria itu, yah maksudnya bukankah dengan kejadian kemarin yang terjadi di bandara cukup membuat Gulf bisa dengan mudah mengambil seribu langkah untuk mundur menjauhi pria itu. Namun nampaknya, ada atau pun tak ada kejadian kemarin—Gulf yakin, bahwa dirinya tak akan bisa semudah itu lepas dari sosok misterius seorang Mew Suppasit.

Yah Gulf tahu ini terdengar naif, karena Gulf kini seolah tengah menutup mata—bahwasannya dirinya memang telah sukarela masuk ke kandang serigala.

Gila! Lagi-lagi Gulf menyebut semua ini gila. Bagaimana bisa Gulf seberani ini, sungguh ini sudah terlalu jauh dari tempat yang semestinya. Entah tak tahu kenapa pula, saat kejadian kemarin—bukannya menambah kesan image Gulf terhadap Mew semakin lebih buruk, justru Gulf malah semakin tertarik dan tertantang.

Kembali lagi bukan karena dirinya yang akan mendapatkan uang setelah menyelesaikan misi ini, melainkan Gulf tengah perduli ke arah yang lebih personal—ingin tahu dunia seorang Mew, ingin masuk lebih dalam lagi dan lagi. Keinginan lain yang sekarang lebih kuat efeknya, seolah jika Gulf menghiraukan apa pun tentang pria itu, maka seribu jawaban atas pertanyaan itu akan sirna seiring rasa penasaran itu semakin membengkak.

Rasa seduktif itu seolah terus mengundang Gulf, resiko apa pun yang nantinya ada di depan mata—lagi-lagi terasa enteng. Padahal jika dicermati lebih lagi, Gulf sungguh sedang menghadapi seorang psycopath yang sudah memiliki catatan tak tertulis jika pria itu adalah pembunuh dingin.

Ya Tuhan. Makin di telaah lagi, Gulf memang terlihat sungguh tak waras. Bagaimana mungkin Gulf penasaran kepada pria yang jelas-jelas adalah seorang pembunuh dingin yang tengah menjadi buronan polisi di Thailand.

Merasa pening memikirkan semuanya, Gulf memejamkan matanya, menarik napas untuk meredamkan semua kegundahan di dalam dadanya. Damn! Ini jelas terlalu rumit.

Masih mengambil napas untuk menormalkan diri, tepukan tiba-tiba di punggung membuat Gulf berjengkit terkejut lalu membalik tubuhnya.

"Shit. Kau datang seperti kucing." Umpat Gulf.

Wajah datar itu yang pertama kali menyambut Gulf, membuat Gulf tanpa sungkan-sungkan mengerlingkan mata tak sukanya. Bukannya marah, pria itu malah terkikik. Tidak terang-terangan sih pria itu melakukannya, well tetap saja hal itu membuat Gulf menautkan alisnya heran.

"Kenapa? Apa terlihat aneh." Katanya.

Yah dia masih berani bertanya apakah itu aneh, jelas itu sangat aneh. Yang Gulf pahami selama ini dari Mew, ia adalah pria yang kaku, dingin dan acuh. Tapi setelah kejadian ketika terbongkarnya siapa Mew, lebih tepatnya juga ketika kejadian kemarin—Gulf merasa Mew semakin jauh lebih aneh, yah dalam artian Mew yang terlihat ingin sekali mendekati Gulf. Yah dan jangan katakan jika Gulf yang terlalu percaya diri karena itu lah yang Gulf rasakan.

"Well memang terlihat aneh." Ucap Gulf sekenanya.

Lagi-lagi Gulf dibuat cengo. What the...serius? Dia hanya merespon dengan anggukan kepala tanpa arti? Tanpa ada amarah karena ucapan balasan Gulf yang terdengar bodo amat. Serius. Gulf merasa asing dengan sikap baru dari pria ini.

Crazy psycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang