Prolog

2.5K 152 8
                                    

NB: Cerita ini disadur dari manhwa "Positively Yours" ciptaan Kangki dan novel karangan Lee Jung. Hanya berbeda nama karakter dan judul cerita. Jalan cerita ada sedikit penambahan dan pengurangan kata untuk melengkapi alurnya.

Jika pembaca sekalian tidak berkenan untuk membaca, saya sarankan untuk tidak membacanya. Jika pembaca tertarik, saya dengan sangat terbuka mempersilahkan kalian untuk membaca. Life is simple ^^












:::

Prolog

:::
















"Nggak, nggak mungkin."

Seorang gadis kini tengah berada di kamarnya sambil melihat suatu benda yang membuatnya terkejut. Benda persegi panjang dengan dua garis di bagian hasilnya. Ya, gadis–ralat wanita itu sedang memegang sebuah testpack.

"Gimana ini?"

Dia tidak menyangka kalau malam itu akan  berakhir seperti ini. Sekelebat bayangan seorang laki-laki tampan dengan  otot perut tercetak sempurna dan mata sendu yang meneduhkan, kembali terbayang di benaknya.

"Nggak bisa kalau kayak gini," risaunya. Wanita itu bolak balik menghembuskan nafasnya kasar.


:::


"Dia nggak bilang apa-apa. Memangnya cuma aku yang salah? Bisa-bisanya dia percaya diri. Ck! Ini sepenuhnya bukan  tanggung jawabku. Tapi kenapa aku harus merasa sedih?" gumam sosok pria tampan, tinggi, putih, maskulin, dan dingin.

"Kim Bona-ssi, apa saya ayah dari anak itu?" tanyanya kareng sudah tidak sabar.

"Bukan. Saya tidak mengerti kenapa anda sampai berpikir seperti itu."

"Tapi semuanya mengarah ke saya sebagai ayahnya. Kim Bona-ssi, kelihatannya anda harus memikirkan ulang karena semuanya terjadi secara mendadak."

"Apa?"

"Pembicaraan ini kita lanjutkan besok saja."

"Loh?

"Sampai jumpa besok."

Pria itu meninggalkan wanita yang sudah diketahui namanya Kim Bona. Pembicaraan yang terbilang sangat serius ini cukup untuknya. Bona masih diam di tempatnya, tidak bisa melakukan apa-apa.


:::


Keesokan harinya.

"Saya tidak punya banyak waktu. Bicara sekarang!" ketus Bona pada pria yang sama seperti dia jumpai kemarin.

"Huft, baiklah. Kalau begitu saya akan mengatakannya secara singkat."

Pria tampan itu menatapnya lekat. Tinggi mereka sangat berbeda. Sampai-sampai pria itu harus menunduk untuk melihat wajah cantik Bona.

"Ayo kita menikah," lanjutnya.

Bona terkejut. Pria ini benar-benar mengatakannya dengan sangat singkat, padat, dan dingin.






















:::

To be continue

:::












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Stripes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang