Chapter 17

586 88 22
                                    

Jam Bona mengajar sudah selesai pertanda semua warga sekolah sudah boleh meninggalkan sekolah. Wanita kecil itu berjalan menuju ke halte depan sekolah. Entah dijemput Eunseo atau naik bus.

Matanya menangkap mobil yang sangat familiar yang sedang parkir di depan sekolah dengan seenaknya saja. Dia mempercepat langkahnya dan menemukan sosok yang tegap tengah berdiri di depan mobilnya sambil memainkan ponsel.

"Yeeun?"

"Hai, Nyonya. Silahkan masuk," kata Yeeun sambil membukakan pintu penumpang belakang. Tak lupa tangannya juga menutupi kepala Bona agar dia tidak terbentur pinggiran pintu. Setelahnya dia memutar dan masuk ke kursi kemudi.

"Saya kira yang menjemput Eunseo karena ini mobil dia."

"Pak Direktur sebentar lagi akan pulang dengan mobil kantor."

"Kok tumben?"

"Pak Direktur bilang kalau dia sedang ada rapat dan mengharuskan dia hadir. Makanya saya yang menjemput Nyonya atas perintah Pak Direktur."

"Oh."

Tak lama mereka pun sudah sampai di apartemen Eunseo. Yeeun pun melakukan yang sama.

"Saya pamit pulang dulu Nyonya. Ini kunci mobil Pak Direktur."

"Bagaimana kamu pulangnya?"

"Saya sudah memesan taksi kok. Jadi jangan khawatir."

"Baiklah. Hati-hati di jalan."

"Iya."

Sepeninggal Yeeun, Bona masuk ke dalam apartemen. Pikirannya tiba-tiba berwisata ke kejadian kemarin dimana dia bertemu dengan Irene di sini.

Saat dia berada di depan unit apartemennya, dia mencium bau masakan dari dalam apartemennya.

Cklek!

"Eunseo, kamu sud‒Irene?"

"Eoh? Bona? Sudah pulang? Eunseo belum pulang. Apa kamu mau makan dulu masakan yang sudah aku bikin? Atau mau tunggu Eunseo pulang saja? Jadi kita bisa makan bertiga."

"Ba‒bagaimana kamu bisa masuk?" tanya Bona dengan keadaan yang masih terkejut.

Ttak!

"Huh?"

Bona melihat apa yang dimasak oleh Irene. Ternyata Irene masak tumis daging. Memang selama hamil, Bona sedikit tidak suka bau daging atau masakan yang berhubungan dengan daging.

"Huek!"

Bona langsung menuju ke kamar mandi dan mengeluarkan semua isi perutnya.

"Kamu nggak apa-apa Bona? Apa kamu sakit?"

Cklek!

"Bona! Aku pul‒kenapa kamu ada di sini Irene?"

"Eunseo! Akhirnya kamu pulang juga. Ini aku sudah masakkan makanan kesukaanmu. Kamu ganti baju dulu lalu makan."

"Aku tanya, kenapa kamu ada di sini?"

"Itu nggak penting. Yang penting kamu makan dulu."

Percakapan antara Eunseo dan Irene terdengar jelas di kamar mandi yang tak jauh dari dapur. Bona yang mendengar itu hanya menahan mualnya. Entah mual karena masih merasakan gejala awal kehamilan, atau mual karena obrolan kedua manusia itu.

"Irene jawab pertanyaanku!"

"Aku cuma mampir. Lagian Bona yang kasih tau password apartemenmu."

"Bukan aku yang menyambutnya dia pulang, tapi malah Irene. Dan juga, kenapa dia mengarang cerita seperti itu?"

Eunseo masih berada d puncak amarahnya. Irene adalah masa lalunya dan dengan seenaknya dia masuk ke dalam apartemen yang ditinggali bersama istrinya.

Two Stripes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang