Setelah Eunseo menjelaskan bagaimana Choi Yujin dan Jang Yeeun berkenalan, dia tertidur dengan sendirinya. Mungkin kelelahan karena seharian laki-laki itu mengerahkan seluruh tenaganya saat mengikuti perlombaan di sekolah. Bona yang tidak ikut tidur, hanya melihat Eunseo yang menurutnya sangat tampan saat tidur.
"Aku tau dia tampan. Ini pertama kalinya aku mengamati wajahnya begini. Wajah dia memang biasanya semakin dilihat semakin membuat jantungku berdebar. Tapi, wajahnya sekarang yang sedikit berantakan lebih membuat jantungku tidak karuan. Pipinya sedikit merah. Apa karena mabuk? Atau karena terbakar sinar matahari?"
Bona mengusap pipi merah yang sedikit hangat itu dengan lembut. Senyuman tipis tak sengaja terukir di bibir Bona.
"Saat dia meminta tolong kepada guru lain agar aku tetap bisa menjadi guru biasa, tanpa kusadari aku hampir menangis. Sebenarnya saat memutuskan menikah dengannya, aku pikir bahwa tidak lama lagi aku harus berhenti jadi guru. Jabatan menjadi Direktur Andromeda Group pasti perlu dukungan penuh dari istri. Dan mungkin, pekerjaan sebagai guru tampak tidak seberapa penting bagi mereka. Tapi kenyataannya aku dianggap sangat penting dan dihargai sampai segininya."
"Hm~ padahal sampai sekarang aku tidak pernah mengurusnya dengan benar. Rupanya Eunseo melakukan yang terbaik sebagai suami dan juga ayah. Aku baru sadar kalau aku mencintainya. Mungkin saja selama ini aku sudah menyadarinya, tapi aku membantahnya sekuat mungkin."
Bona memegang tangan Eunseo, mengusap dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih," ucapnya pelan.
Tanpa Bona sadari, tangan Eunseo juga membalas genggaman tangannya.
"Eh? Apa dia tidak sadar memegang tanganku? Kalau cuma pegangan tangan tidak apa-apa, kan?"
:::
"Tuan Muda Eunseo, kita sudah sampai."
"Hoam~! Anda sudah bekerja keras sampai malam Pak Geum. Hati-hati di jalan. Sampai jumpa besok."
"Iya Tuan Muda. Selamat‒eh?"
Eunseo sudah menarik Bona untuk keluar dari mobil sebelum Pak Geum menyelesaikan kalimatnya.
"Seo, bukannya kamu tadi tidur? Kenapa buru-buru begini?"
Tak ada jawaban dari Eunseo. Dia sedikit melonggarkan cengkeraman tangannya pada pergelangan tangan Bona. Eunseo merasa kalau Bona sedikit kesakitan.
"Apa perut kamu terasa nggak enak?"
Masih diam Tuan Muda Eunseo yang paling tampan seantero jagat itu.
"Lagian kamu minum semua yang‒"
Chu!
Eunseo langsung membekap bibir Bona dengan bibirnya tanpa memedulikan kalau perkataannya belum selesai. Laki-laki itu mencium istrinya dengan lembut tanpa adanya paksaan. Dia sudah merubah posisi Bona yang kini berada dalam gendongannya. Bona seperti koala jadinya.
"Seo, tunggu."
"Kan aku sudah pernah bilang. Kamu itu selalu tanpa sadar menggodaku."
Eunseo kembali meraup bibir Bona yang sedikit memerah akibat perbuatannya tadi. Lambat laun, mereka sudah berada di atas tempat tidur yang ada di kamar mereka.
"Seo, mandi dulu."
"Aku sudah nggak tahan, Na," kata Eunseo dengan suara parau namun kaya akan keseksian.
"Seo."
"Mandinya nanti saja, ya? Serius, aku nggak tahan."
Eunseo menatap nanar wajah Bona yang sangat cantik di bawah sinar lampu kamar yang sedikit temaram. Bona teringat akan monolognya sepanjang jalan pulang tadi. Mungkin saatnya dia menjadi istri yang sesungguhnya untuk Eunseo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Stripes ✔
FanfictionBercerita tentang seorang guru SMA bernama Kim Bona yang sangat polos. Dia tergiur untuk masuk bar dimana temannya mendaftarkan namanya di sana. Karena penasaran, dia pergi ke bar dan melakukan One Stand Night dengan seorang pria tampan, mapan, dan...