“Saya tanya, apa suami Anda tidak ikut ke sini?”“Ah itu‒”
“Anda tau kan kalau aborsi itu ilegal?
“Ya?”
“Rumah sakit kami tidak melayani aborsi. Jadi kalau Anda sedang memikirkannya, ada baiknya pergi ke rumah sakit lain. Buatlah keputusan secepatnya,” kata dokter kandungan.
“Maksudnya apa sih?”
“Apa ada yang mau ditanyakan lagi? Kalau tidak ada, pasien selan‒”
“Dokter tidak sopan sekali ya?”
“Hm?”
“Biarpun hamil di luar nikah bukan hal yang patut dibanggakan, tapi kalu Anda seorang dokter kandungan yang membantu kelahiran hidup baru, menurut saya seharusnya Anda tidak mengatakan soal aborsi segampang itu kepada pasien yang datang untuk memeriksakan dirinya."
“Ibu, saya hanya‒”
“Bayi di dalam perut ini, walaupun keberadaannya tidak diinginkan oleh ibunya, tidak ada alasan untuk menolak hidup yang baru saja dia mulai. Apa saya salah?”
“Ehem. Sepertinya Anda salah paham.”
“Saya tidak salah memahami pembicaraan ini. Terima kasih banyak. Saya permisi," ketus Bona pada dokter kandungan itu.
Cklek!
“Aborsi? Bisa-bisanya dia bicara begitu di depan wanita hamil. Sikapnya kepada wanita‒”
“Bu Bona! Sudah selesai?”
Bona menengok ke asal suara. Matanya tertuju pada Eunseo yang ikutan berdiri saat Liz berdiri menghampiri Bona.
“Aish! Itu orang kenapa masih di sini?”
“Kim Bona, kamu nggak apa-apa? Dokter bilang apa?” tanya Soobin.
“Bu Bona! Ibu baik-baik saja?” tanya Liz.
“Tu‒tunggu! Kenapa muka kalian seperti itu? Hahaha. Aku nggak apa-apa kok.”
“Benarkah?”
“Iya Soobin. Aku kan sudah bilang, nggak perlu diantar. Pemeriksaan kanker kan bukan apa-apa. Kalian berdua nggak usah sampai menunggu kayak gini. Hahaha. Makasih banyak sudah menghawatirkanku,” elak Bona. Dia masih nggak mau kalau Liz tau dirinya sedang hamil.
“Kamu kan bukan periksa kanker tapi‒”
Dagh!
“Yaa! Sakit!” erang Seola saat tulang keringnya ditendang sama Bona.
“Sudah diam, Kim Seola.”
“Oh jadi Bu Bona ke sini untuk pemeriksaan kanker?”
“Tentu. Aduh teman-temanku itu memang loyal banget sampai menemaniku ke sini. Padahal aku cuma check-up biasa,” kata Bona pada Liz. “Bagus! Aku bisa mengelak.”
“Pasien Kim Bona! Jangan lupa hasil USG bayi Anda,” kata perawat tadi sambil menyerahkan hasil USG dengan senyum ceria.
“Ha‒hasil USG?” tanya Liz penasaran.
“Aish! Kenapa sih?”
Eunseo menatap intens kejadian di hadapannya itu. Tatapannya sudah pasti tertuju pada Bona yang sebisa mungkin menyembunyikan kenyataanya yang dia alami.
:::
Di sebuah kafe, entah siapa yang mengajak duluan, Eunseo dan Bona sedang duduk berdua di sana. Ada yang harus mereka bicarakan sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Stripes ✔
FanfictionBercerita tentang seorang guru SMA bernama Kim Bona yang sangat polos. Dia tergiur untuk masuk bar dimana temannya mendaftarkan namanya di sana. Karena penasaran, dia pergi ke bar dan melakukan One Stand Night dengan seorang pria tampan, mapan, dan...