Chapter 09

734 109 7
                                    

Film yang ditonton keempatnya merupakan film yang sangat laris untuk ditonton. Banyak penonton yang rela mengantre untuk bisa menoton film ini. Judul film ini adalah 'The Aurora Prince'. Sinopsis sedikit, film ini menceritakan tiga pangeran yang sedang dimabuk asmara oleh wanita dari berbagai kalangan. Ada yang merupakan putri kerajaan, anak dari seorang perdana menteri, dan gadis buta yatim piatu.

"Ternyata film ini sudah keluar. Aku juga ada niatan untuk nonton film ini. Baguslah, setidaknya aku bisa menikmati filmnya,"

Saat film mencapai klimaksnya, yaitu salah seorang pangeran tengah berada di medan perang melawan musuh dari kerajaan lain, ada adegan saling menembak. Tiba-tiba tangan kekar dengan guratan hijau yang tegas, menghalangi pandangan Bona.

"Apa-apaan sih?!" kesal Bona.

"Aku salah pilih film. Ini terlalu kejam untuk ditonton sama ibu hamil," kata Eunseo polos.

"Ini film remaja, bukannya tidak boleh ditonton sama ibu hamil."

"Na, kamu mungkin nggak apa-apa, tapi Eun masih belum remaja."

Bona kesal dong dengan apa yang dilakukan Eunseo. Jelas-jelas kalau anak mereka belum bisa nonton film itu. Lagi-lagi tangan Eunseo menutupi matanya Bona saat ada adegan tembak-tembakan.

"Aish, filmnya terlalu brutal," kata Eunseo lagi. Asli. Bona badmood banget.

"Kalau semua adegan itu ditutupi, film ini akan‒"

Degh!

Wajah mereka begitu dekat saat Bona menoleh ke arah Eunseo. Tanpa Bona sadari sedaritadi dia mengoceh, Eunseo hanya melihatnya dengan intens. Keduanya mengikis jarak untuk semakin dekat. Tangan kiri Eunseo pun sudah memegang bibir indah Bona. Lalu‒

Dor!

Suara tembakan dari film membuat keduanya menjauh dan mencoba menetralisir degupan jantungnya.

"Gila! Aku jadi teringat ketika bibirnya berkelana di tubuhku. Saat melumat bibirnya, ada rasa yang berbeda malam itu."

Saat Bona teringat adegan dengan Eunseo malam itu, pandangannya malah melihat ke arah Seola-Soobin sedang bercanda. Ada perasaan tidak rela saat dia memandangnya.

"Hati dan tubuhku mengarah ke tempat yang berbeda."





:::





"Filmnya bagus," seru Soobin sesaat setelah mereka merampungkan nonton bareng.

Tring!

"Oh? Aku harus kembali ke kantor, karena bagian design logo mengirimiku hasilnya. Aku harus mengeceknya segera. Apa kamu mau ikut, Soobin-ah?"

"Huh?"

"Aku harus pilih salah satu dari tiga pilihan. Kamu kan lebih tau banyak tentang design juga. Gimana kalau kamu yang pilih?"

"TENTU! AKU MAU!"

"Bona, kami duluan ya?" pamit Seola setelah dia pergi bersama Soobin.

Tinggallah Eunseo dan Bona berduaan. Canggung pastilah. Apalagi ada adegan seperti tadi. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, Eunseo sudah menggenggam tangan Bona.

"Kita juga pergi, yuk?" katanya sambil senyum. Bona meleleh melihat senyuman Eunseo yang terbilang sangat irit.

Eunseo dan Bona berjalan menyusuri mall yang besar ini. Sesekali mata Bona melihat pakaian yang sangat dia inginkan. Mereka juga melewati toko pakaian bayi, keduanya berhenti sejenak, lalu Eunseo hanya tersenyum sesaat dna menggandeng Bona menuju tempat makan.

Two Stripes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang