Chapter 05

1K 124 17
                                    

"Kebetulan banget ya? Jujur, aku merindukanmu, Bona. Tapi kayaknya kamu nggak senang ketemu sama aku."

"Bu Kim Taeri. Kedepannya tolong panggil saya Bu Bona. Karena ini masih di area sekolah. Jangan dekat dengan anak-anak. Terlebih murid perempuan. Mereka memang tak masalah suka dengan sesama wanita. Tapi, tolong jaga sikap Anda."

Kim Taeri tersenyum sambil mengacak rambut Bona. Tinggi mereka cukup berbeda membuat yang melihat semakin gemas. Tetap saja Bona yang pendek. Maaf ya, Na. Hehe.

"Kamu masih suka cemburuan kayak dulu ternyata. Hahaha."

"Gad–maksudku, wanita ini! Masih aja kayak bocah."

Kim Taeri dan Bona teman seangkatan. Kim Taeri lahir dari keluarga yang sangat kaya dan terpandang. Banyak yang suka sifat dan sikap dia yang friendly dan gampang berbaur dengan orang-orang. Tapi tidak untuk Bona. Dia tidak tau siapa Kim Taeri dan latar belakang kehidupannya. Yang dia tau, Kim Taeri ini selalu berada di dekat dia saat di kampus. Sampai-sampai banyak yang salah mengira hubungan mereka.

Saat itu Kim Taeri sudah punya pacar. Tapi baru beberapa minggu dia putus dengan pacarnya. Alasan dia putus dengan pacarnya karena Bona. Banyak cewek yang menjadi gebetan Kim Taeri protes ke Bona karena dia terlalu dekat dengan Kim Taeri. Kim Taeri menolak gadis-gadis itu dengan alasan yang sama, bahwa dirinya sudah menjadi milik Kim Bona. Kenyataanya, Bona dan dirinya tidak saling mengenal lebih dalam satu sama lain.

Bona dan Soobin pernah juga melabrak Kim Taeri karena Bona sudah risih dengan apa yang terjadi. Kehidupan Bona sudah terusik dengan kabar seperti itu. Ternyata alasan itu adalah sekedar alasan, karena Kim Taeri tidak pernah memiliki rasa ke Bona. Dia hanya memanfaatkan kedekatannya dengan Bona untuk menolak gadis-gadis yang berusaha mendekati dirinya. Karena kejujuran Kim Taeri itu, dia mendapat tonjokkan maut dari Soobin. Good job Park Soobin!



:::





"Anak-anak, ke depannya kalian harus bantu Bu Kim Taeri. Ibu percaya dengan kalian," kata Bona setelah dia memperkenalkan Kim Taeri di kelasnya.

"Baik Bu Bona."

"Lalu...Son Jiwon. Nanti setelah makan siang ke ruangan konseling."

"Ba–baik Bu."

Kim Taeri dan Bona sudah berjalan di lorong. Mereka berbincang sebentar sebelum Bona masuk ke ruang guru. Wanita itu sebenarnya tidak nyaman harus berjalan dengan Kim Taeri.

"Saya tidak ada kelas di jam pelajaran pertama. Jadi sekarang, Anda bisa keliling sekolah atau menyiapkan pelajaran. Terserah Anda mau melakukan apa," kata Bona sebelum masuk ke ruangan.

"Bu Bona–"

"Percakapan ini mengingatkanku dengan Eunseo. Kenapa laki-laki itu namanya Eunseo sih, mengingatku dengan 'Eun'."

"–apa mau mengantarkan saya berkeliling sekolah?" tawar Kim Taeri. Tapi Bona diam karena masih memikirkan Eunseo.

"Dia mengajak ketemu hari ini, tapi nggak jelas dimana dan kapan waktunya. Gimana mau ketemu coba. Aduh, lupa aku gimana wajahnya."

Tepat di hadapan mereka, ada 3 orang laki-laki yang tengah berjalan berlawanan arah dengan mereka. Salah satunya adalah wakil kepala sekolah, satunya lagi laki-laki yang tinggi dan tampan. Di sebelah laki-laki itu, ada laki-laki yang sedikit lebih pendek, tapi tetap terlihat tinggi.

"Dia tinggi seperti orang it–Yaa! Itu memang dia! Dia gila apa?! Sampai-sampai menemuiku di sekolah!"

"ARRRGH!!!" teriak Bona tiba-tiba.

"Astaga, Bu Bona. Saya hanya meminta Anda untuk menemani saya. Nggak usah teri–eh? Mau kemana?!"

Bona langsung lari saat tau ada Eunseo di depannya. Eunseo mendengar teriakan itu dengan segera melihat ke asal suara. Dia tau kalau itu adalah suara Bona, orang yang akan ditemui hari ini. Bodohnya Bona, dia malah lari ke arah Eunseo.

Two Stripes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang