Chapter 21

455 76 6
                                    


"20 buruh luka parah dan ringan akibat tower crane yang jatuh lalu menabrak struktur pendukung. 4 korbannya adalah orang korea. Namun sudah dipastikan lukanya tidak mengancam nyawa. Pembangunan Nebula Resort yang akan dibangun sebagai resort termewah di Maldives ini pasti akan terganggu."

"Kamu sudah menelepon ayahnya Eun?"

"Dia nggak bisa ditelepon. Pasti sangat sibuk di sana."

Soobin sekarang berada di rumah Bona. Eunseo yang merekomendasikan Soobin untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak mau Bona kenapa-kenapa kalau sendirian.

"Jangan terlalu cemas. Dia pasti baik-baik saja. Ayo, ajak aku keliling rumahmu saja," hibur Soobin. Dia tau kalau Bona sedikit cemas dengan kabar Eunseo. Mereka berdua keluar lewat pintu samping sebelah dapur yang menghubungkan jalan menuju jembatan.

"Seola akan ke sini juga kan?"

Raut wajah Soobin langsung berubah saat Bona menyebut nama Seola.

"Kenapa? Kamu bilang ke dia juga kan kalau kita akan makan malam bersama? Atau jangan-jangan kalian bertengkar lagi?"

"Kami nggak bertengkar kok. Hanya saja..."

"Kenapa?"

"Aku mempertemukan Seola dengan ayah."

"Ayahmu nggak suka? Langsung ditolak gitu?"

"Bukan begitu. Ayah langsung bilang mau berinvestasi setelah Seola cerita kalau dia akan berbisnis."

"Serius? Wah! Bagus itu."

"Bagus kan? Tapi aku nggak suka."

"Loh? Kenapa?"

"Aku nggak suka kalau ayah ikut campur soal bisnis Seola. Kami ingin merintis bersama."

Bona hanya diam saja. Karena dia tau, kalau seorang Seola sedang direndahkan oleh keluarganya Soobin. Bagi Bona, Seola adalah sosok yang pekerja keras untuk mewujudkan apa yang dia inginkan.

"Waaa! Bona! Apa dia yang namanya Arin?"

Sosok makhluk mungil sedang berdiri di depan jembatan yang menghubungkan rumah Eunseo dan Exy.

"Arin, kenapa kesini sayang?"

"Tante ini," kata Arin gemas sambil menyerahkan permen berwarna merah muda itu.

"Kamu ke sini buat kasih ini ke tante?" tanya Bona sangat keibuan.

"Bukan. Ini buat Eun-ee."

"Astaga, makasih ya Arin. Nanti tante kasih ke Eun ya?"

"Hai Arin~ Ini pertama kali kita bertemu ya?"

"Halo tante cantik."

"Omo~ kamu manggil tante, tante cantik~? Kalau begitu, Arin mau makan kue yang tante cantik bawa nggak?"

"Mau~!" seru Arin yang sudah berada di gendongan Soobin.

"Oke, oke, ayo masuk ke dalam rumah."

Kriet!

"Ha? Suara apa itu? Apa pintunya rusak?" gumam Bona saat telinganya sayup-sayup mendengar suara pintu terbuka.

Wanita itu meninggalkan Soobin dan Arin yang sedang asyik bercanda. Bona takut kalau ada maling atau yang lebih menakutkan lagi, Si Irene yang tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya lagi dengan lancang, seperti tempo lalu.

Bona membawa vas bunga untuk berjaga-jaga. Atau lebih tepatnya menjadikan sebagai senjata. Langkah mungilnya menuju ke arah pintu masuk. Terlihat siluet manusia yang berdiri di depan pintu masuk.

Two Stripes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang