"Tumben, kau menghisap barang haram itu lagi?"
Sasuke tak menghiraukan kalimat yang terlontar dari bibir Sai yang kini juga tengah menghisap sebatang rokok yang diambilnya dari atas meja. Pemuda itu menghisapnya hingga cekungan di pipi terlihat dalam lantas mengepulkan asapnya hingga membubung di udara. Sejenak menatap kepulan asap, kepala Sai lantas menoleh ke arah Sasuke yang tampak sibuk dengan lamunannya.
"Sakura lagi?" tanyanya yang sudah pasti tak perlu mendapatkan jawaban karena memang sesosok makhluk itulah yang membuat kepala Sasuke hampir pecah beberapa hari ini.
"Terimalah dia dan akan kujaga Hinata."
Sasuke mendelik tajam. Tatapannya menusuk netra yang sama dengan miliknya namun terdapat banyak perbedaan emosi di sana. Jika Sai mempunyai kelembutan ke setiap orang, maka dirinya tidak. Ia bukan orang yang ramah dalam artian yang sebenarnya.
"Mati sana."
Kekehan keras mengalun dari bibir Sai. Pemuda itu beranjak--- menerobos cuaca panas yang saat ini tengah terik-teriknya.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita buat penawaran. Sejujurnya, aku masih mencintai Hinata."
Sudut ekor matanya melirik posisi Sasuke yang kini tengah mengepalkan sebelah tangannya. Ia menyeringai namun tatapan sendu ia layangkan ke arah taman belakang sekolah yang tampak rindang karena banyaknya pepohonan yang tumbuh.
"Jaga batasanmu, Sai," ancam Sasuke mengingatkan. Ia cukup diam selama ini, tapi melihat Sai yang tampaknya mulai memberontak, jelas ia harus waspada dengan sosok ramah di hadapannya tersebut.
"Aku tahu. Selama ini aku diam, kan?"
Tangan kanannya yang berada di saku celana mengepal. Maniknya menutup dan sedetik kemudian terbuka.
"Aku sudah menjaga jarak dengan Hinata dan sebagai gantinya, bagaimana jika aku mendekati Haruno Sakura? Kau tidak keberatan?"
Sasuke mengepulkan asap rokoknya. Ia menghembuskannya sekali sebelum menginjak puntungnya yang masih panjang di lantai marmer. Ingin rasanya ia menertawakan penuturan yang dilontarkan pemuda klimis barusan. Mendekati Haruno Sakura? Silakan saja.
"Aku tak peduli dengannya. Jadi, lakukanlah sesukamu. Asal, jangan mendekati Hyuuga Hinata. Lagi."
Sasuke berbalik--- meninggalkan Sai yang kini tersenyum masam. Apakah hal ini benar? Sakura memang menarik, tapi jujur saja ia masih mempunyai rasa sayang itu pada Hyuuga Hinata.
Cinta pertama memang menyebalkan sekali.
ººº
Sakura berdecak. Tatapannya menyapu sekeliling dan orang yang ia cari sama sekali belum ia temukan. Kemana perginya Uchiha Sasuke? Sejak Sasuke mendapatkan ultimatum dari Mikoto kaa-san, laki-laki itu menghilang bak di telan bumi. Ia jarang melihat sosok itu sekarang.Meskipun mereka berada di satu atap yang sama, ia tak pernah menjumpai batang hidung pemuda itu di rumah. Jelas, pemuda itu menghindarinya dan ia tak terima.
Ia benci diabaikan seperti itu.Menghentakkan kakinya sedikit kesal, ia menggerutu sembari celingukan mencari sosok Sasuke.
"Hai, jelek."
Sakura mendengus. Entah berapa kali ia harus menahan kesal karena panggilan yang baru saja tertangkap di telinganya terdengar menjengkelkan. Tak perlu menolehpun, ia tahu siapa yang tengah berada di belakangnya.
Maniknya melotot saat lengan kokoh pemuda itu memeluk bahunya dari belakang yang otomatis membuat langkahnya berhenti. Ia mendelik tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to the Moon
ChickLit⚠️WARNING⚠️ SASUSAKU SLIGHT SASUHINA Yg ga suka sedih2 bisa menjauh. Berharap feelnya nyampe walaupun sekali lagi Alur lambat kayak keong.