1

5.9K 367 66
                                    

"Morning."

Ciuman singkat yang mendarat di pipi salah satu siswa most wanted di Konoha High School, Uchiha Sasuke, berhasil mencuri perhatian kaum hawa yang sejak awal kedatangannya telah melirik kagum pada wajah rupawan itu. Ada kilatan tak suka saat gadis berambut merah muda yang merupakan murid pindahan beberapa bulan yang lalu itu melakukannya tanpa kenal takut.

Bukan hanya ketidaksukaan kaum hawa di sekitarnya, begitu juga dengan sang empu, Sasuke. Wajah tampannnya terlihat merah padam, antara malu bercampur marah karena tatapan beberapa siswa mulai mengarah ke mejanya intens--- ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi, hal itu diperbuat oleh gadis bar-bar yang kini dengan seenak udelnya duduk tanpa permisi di sampingnya. Jarak yang ada, gadis itu pupus dengan senang hati yang tentu saja membuatnya dongkol setengah mati.

Onyxnya mendelik tajam yang malah dibalas dengan senyuman lebar--- memperlihatkan gigi putihnya yang tertata rapi. Sasuke mendengus kasar. Kapan gadis itu akan berhenti merecokinya? Ia sudah terlalu jengah dan risih dengan segala tingkah laku yang diperbuat oleh Sakura. Ya, Haruno Sakura namanya. Gadis super bar-bar nomor satu setelah Uzumaki Karin yang dinilainya hanya seperempat bagian saja. Syalan! Ternyata masih ada makhluk menyebalkan setelah gadis berambut merah yang sebelumnya juga terang-terangan menggodanya.

"Mataku lagi-lagi ternoda. Ya, Tuhan, beruntungnya dirimu, Teme."

Naruto menutup wajahnya dengan ke-sepuluh jari. Pemuda yang berstatus sebagai sahabat Sasuke sejak bayi itu mengintip melalui celah jarinya, ia meringis saat tatapan tajam dari Sakuralah yang ia dapati. Kembali, ia rapatkan jarinya untuk menghindari ultimatum hijau hutan garang itu.

"Bodoh!" umpat Sakura sembari menggeser bangkunya mendekati meja, menyamankan diri dengan menyilangkan kaki anggun. Tak mempedulikan ketidaksukaan yang jelas terlempar untuk dirinya, kedua tangannya cekatan membuka tas yang berada di pangkuan, mengeluarkan dua kotak bekal yang selalu dibawanya setiap pagi. Satu berwarna biru dan satunya lagi berwarna merah, selalu seperti itu. Keduanya dibungkus dengan kain putih bermotif bunga sakura dengan tekstur setipis kulit bawang, sederhana tapi elegan dan terlihat mewah.

"Berhubung tadi kamu tidak sarapan, aku membawakan bento kesukaanmu, Sasuke-kun."

Sakura membuka kain pembungkus dan penutup bekal. Bau harum samar melesak ke indera penciuman, tak terkecuali Naruto yang juga menatap susunan bento beraneka ragam bentuk itu dengan tatapan tertarik. Oh ayolah, bagi dirinya yang memang penyuka makanan, bekal dalam kotak itu serasa membuat air liurnya menetes.

Mengabaikan tatapan penuh minat Naruto, Sakura menyodorkan kotak bekal berwarna biru itu ke hadapan Sasuke yang sama sekali tak bergeming. Pemuda itu masih setia dengan ponsel di tangannya. Cukup lama Sakura menunggu hingga ucapan Sasuke sukses membuat bibirnya manyun satu centi.

"Aku sudah sarapan," ucapnya di detik kelima, "Dobe!"

Naruto gelagapan. Bibirnya menguarkan senyum tipis saat Sakura memelototinya tanpa ampun. Senyumnya pupus saat melihat tajamnya emerald Sakura semakin menjadi. Tubuhnya beringsut mundur.

Berdecak, Sasuke meraih kotak itu lantas beranjak cepat ke tong sampah. Semua atensi masih mengarah ke-keduanya. Jika Sakura tak cepat merebutnya, pasti isi di dalamnya sudah berakhir ke tempat pembuangan. Sia-sia saja tenaganya membawakan bekal untuk Sasuke pagi ini jika sampai itu terjadi. Makanannya tidak boleh menjadi mubazir.

"Ok, biar Naruto yang memakannya," finalnya dengan riuh nada tak suka. Menggenggam bekal dengan erat, Sakura langsung memberikan bento itu kepada Naruto. Bunyi benturan yang cukup keras terdengar di telinga ketiganya. Sakura tak peduli dengan decakan kagum dari penonton di sekitarnya. Apalagi bisik-bisik menyebalkan seperti kasihan, ditolak lagi silih berganti berdengung, menyebalkan. Ia lebih memilih memakan makanannya sendiri dengan kunyahan cepat. Saat Sasuke kembali duduk di tempatnya, ia berdecak sinis.

Back to the MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang