10

2.1K 303 58
                                    

Sakura yang masih menggunakan gaun terusan berwarna biru navy duduk tenang di meja makan. Gadis itu masih setia mengikuti gerakan lihai Sasuke yang tengah mengolesi bumbu ke sisi dalam daging steaknya. Dalam hati, ia sedikit kagum mengetahui bakat terpendam yang pemuda itu punya. Baru kali ini, ia melihat ketangkasan Sasuke di dapur. Ia terlihat jantan seperti chef-chef yang dilihatnya di televisi.

Aroma harum daging sapi langsung merasuk ke dalam indera penciumannya yang tajam. Untuk beberapa saat, ia menikmatinya sembari menyangga kepala pun cacing-cacing yang berada di perutnya serasa berdemo.

Dengan bertopang dagu, maniknya mendelik saat melihat Sasuke telah selesai melepas apronnya, bersiap membawa sepiring steak ke arah ruang tamu.

"Mau dibawa kemana?" Sakura mendengus. Kepalanya menegak saat melihat Sasuke yang berlalu memunggunginya.

Dahi Sasuke mengernyit. Pemuda yang sudah setengah jalan itu berbalik, menatap Sakura datar.

"Makan."

Sakura memicing tak senang. Perutnya telah memberontak sedari tadi namun Sasuke sama sekali tak ingin membagi masakannya. Sebal, ia beranjak mendekati Sasuke.

"Kau tak membaginya untukku?"

Tatapan tajam Sakura membuatnya menundukkan pandangan. Tinggi Sakura yang hanya sebatas pundak membuatnya melakukan itu. Seringai tipis tercipta di bibirnya tatkala melihat wajah ngambek yang Sakura tunjukkan.

"Masak sendiri, Nona."

Sakura mencebik. Sasuke memang sialan. Kenapa juga ia sempat memujinya beberapa detik yang lalu?
Ugh. Benar-benar menjengkelkan. Menggigit kukunya, Sakura lantas tersenyum setipis mungkin.

"Sasuke-kun."

Alis Sasuke terangkat naik. Rasa hangat perlahan menyusup ke dadanya. Rasa asing apa ini? Kenapa terasa geli dan ingin mengembangkan senyum? Ah, Sakura memang mengerikan.

Beberapa detik, ia terpaku dengan kejernihan mata bundar Sakura. Gadis di hadapannya itu adalah gadis kedua setelah Hinata yang seberani ini mendekatinya.

"Aku lapar," lanjutnya lirih sembari mengambil piring yang posisinya sedikit menurun. Sial, Sasuke kecolongan. Senyum Sakura tergantikan dengan gelak tawa yang membahana. Riuhnya sontak mengalihkan atensi para maid yang berada di sekitar mereka.

"Aku curiga, tampaknya kau memang terpesona denganku, bukan?"

Tersadar akan lamunannya, Sasuke mengikuti langkah Sakura yang telah menjauh. Ia meruntuki dirinya yang sempat-sempatnya terpana dengan wajah cantik Sakura apalagi saat suffix kun yang baru saja gadis itu lontarkan. Benar-benar mengerikan.

"Terlalu percaya diri. Kembalikan makananku," ujarnya tak terima.

Sakura memotong daging steak sesuai takarannya. Ia lantas mencobanya--- membiarkan Sasuke yang melihatnya semakin menatap tajam.

"Ini enak."

Sakura menyodorkan satu potongan steak ke bibir Sasuke yang masih terbungkam. Pemuda itu telah duduk di hadapan Sakura hingga entah akal darimana, ia membuka mulutnya--- memakan steaknya sendiri. Dan dari suapan tangan Sakura.

"Besok, buatkan lagi. Aku suka." Senyum Sakura merekah.

"Aku bukan pembantumu."

Berbalik, ia meninggalkan Sakura yang diam-diam tersenyum menyeringai.

"Kamu tak makan?" teriaknya saat Sasuke mulai menjauh ke arah tangga.

"Kenyang."

®®®

Back to the MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang