Suasana kantin masih terlalu sepi--- belum seramai saat mendekati jam masuk di mana biasanya para siswa berebut sarapan atau sekedar membeli cemilan untuk di bawa ke kelas.
Di ujung kantin tepat samping jendela besar yang menampilkan taman bunga, Sasuke memakan keripik kentangnya sembari sesekali membalas ucapan Hinata tentang pertandingan bolanya kemarin. Gadis yang biasanya kalem, kini terlihat menggebu-gebu karena tak henti-hentinya merasakan bangga akan pencapaian yang Sasuke dapat.
Sedangkan Sasuke hanya sesekali menanggapi karena memang begitulah sifatnya. Tapi, tak pelak ia juga sedikit besar kepala karena pujian yang senantiasa Hinata lontarkan.
"Apakah benar Sakura-chan kembali mendekatimu, Sasuke-kun?"
Topik pun berganti. Gerakan mencomot satu keripik kentangnya sesaat terhenti. Iris hitam itu lantas mengunci tatapan Hinata yang menatapnya sendu. Cih. Ia menghela nafas dalam.
Ada jeda yang terbentang pada jawaban Sasuke--- membuat Hinata yang menanti, sedikit tak sabar. Wajah kalem gadis itu entah kenapa terlihat memucat. Kedua telapak tangannya yang menyatu sedikit gemetar.
Sasuke menghembuskan nafasnya sedikit kasar dan hal itu disalah artikan oleh manik Hinata yang terus meneliti perubahan di wajah kekasihnya.
"Kau tahu sifatnya, bukan?"
Hinata mengangguk lemah. Ia pandangi susu hangat di gelasnya sedikit lebih lama. Rasa takut entah kenapa selalu menghantui hatinya sejak gadis berambut merah jambu itu mengobarkan perasaannya terhadap Sasuke secara terang-terangan. Ia cukup terusik.
"Tapi dia cukup menarik dan juga cantik."
Hinata tanpa sadar mengatakan apa yang ada di isi kepalanya. Akhir-akhir ini, intensitas bersua antara keduanya memang sedikit lebih lengang karena kegiatan les yang ia ikuti--- mengingat sebentar lagi ujian kelulusan akan diadakan.
Dan selama ia menghabiskan waktunya, tanpa sengaja Sasuke menerima kesempatan untuk lebih dekat dengan juniornya yang satu itu. Hinata tahu.
"Apa yang kau katakan, Hinata?"
Onyx hitam itu jelas menghindarinya. Baru kali ini Sasuke memalingkan muka saat mereka mengobrol. Kenapa? Apakah ketakutannya selama ini akan terjadi?
"Aku hanya mengutarakan pandanganku, Sasu-kun? Perasaanku tak enak dengan intensitas kedekatan kalian. Aku cemburu."
Hati Sasuke mencelos mendengarkan pernyataan gamblang Hinata. Tangannya yang berada di bawah meja mengepal. Keraguan Hinata menusuk hatinya karena ia sadar, hati dan pikirannya telah bercabang pada sosok merah jambu itu. Sialan! Ia akui itu.
"Hentikan segala pemikiran bodoh itu. Itu tak akan terjadi." Lidah Sasuke tergigit saat mengutarakan kalimatnya. Jujur saja, ada keraguan. Tapi, mengingat bagaimana hubungannya dengan Hinata selama ini, ia rasa ia melakukan hal benar saat mengucapkannya.
"Ta---"
Keduanya menoleh, riuh heboh yang berasal dari salah satu siswa yang berlari memasuki kantin memecahkan atensi keduanya.
Suara keras yang memang sengaja diberitahukan ke seisi kantin membuat semuanya penasaran. Kecuali, Sasuke yang kembali mencomot keripik kentangnya. Ia tak ingin mendengarkan gossip memuakkan pagi ini."Haruno Sakura berkelahi, guys. Ayo, ke sana! Kali ini pasti seru karena lawannya Uzumaki Karin."
Gadis berambut bob menarik lengan salah satu temannya yang berada di sana lantas menariknya pergi. Hinata pun kembali menolehkan pandangannya ke arah Sasuke yang memfokuskan pandangannya pada punggung siswa yang telah menghilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to the Moon
ChickLit⚠️WARNING⚠️ SASUSAKU SLIGHT SASUHINA Yg ga suka sedih2 bisa menjauh. Berharap feelnya nyampe walaupun sekali lagi Alur lambat kayak keong.