Motor Wonwoo melaju keluar dari area kampus, dengan Junhui yang duduk di bagian belakang. Keduanya menuju sebuah mall terdekat dari kampus tersebut. Seperti apa yang Wonwoo bilang, ia membantu Junhui untuk membelikan kado untuk Irene.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan keduanya baru sampai di mall tersebut. Wonwoo tadi ada rapat organisasi dan Junhui menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Mingyu, lebih tepatnya mengulang.
Keduanya berjalan memasuki mall setelah Wonwoo memarkirkan motornya. Mereka menaiki eskalator menuju lantai dua mall tersebut. Wonwoo menolehkan kepalanya ke arah Junhui yang berjalan di sampingnya. "Lo mau beli apaan buat Erina?" Tanyanya.
Junhui menghela napasnya. "Makanya gue ngajak lo, gue bingung Ka." Balasnya dengan menunjukkan wajah sendu.
"Baju?" Saran Wonwoo dan Junhui menggeleng.
"Tahun lalu kan gue beliin baju, saran dari lo juga." Balasnya dan Wonwoo terkekeh sembari mengiyakannya.
"Gimana kalo sepatu?" Saran Wonwoo lagi, keduanya berdiri di pinggir pembatas lantai dua itu.
"Gue beliin sepatu buat Erina waktu hari jadi, masa sepatu lagi." Ucapnya.
Wonwoo mengangguk paham, ia berbalik dan memperhatikan beberapa toko yang berdiri berdampingan. "Gimana kalo kalung atau gelang gitu.." Sarannya sembari menoleh ke arah Junhui.
Junhui menatapnya dengan tersenyum. "Kalung kayaknya bagus deh." Ucapnya, ia lalu menarik tangan Wonwoo, berjalan ke sebuah toko asesoris.
Keduanya masuk dan berpencar untuk mengelilingi toko tersebut, melihat berbagai jenis asesoris, yang kebanyakan terbuat dari emas putih.
Kedua mata Wonwoo menatap sebuah kalung dengan bandul berbentuk bunga dengan mutiara di tengahnya. Ia mencari Junhui. "Juna." Panggilnya dan Junhui menoleh.
Ia berjalan ke arah Wonwoo yang menunjuk sebuah kalung di counter khusus kalung. "Bagus.." Ucapnya. "Menurut lo, ini bagus nggak di leher Erina?" Tanyanya sembari menoleh.
Jika Wonwoo tidak sadar diri, tentu saja ia akan menjawab tidak, apapun yang dipakai Erina tidak bagus tapi ia menjawab, "Bagus, ini simple dan kayaknya pas banget di leher Erina." Jawabnya sembari tersenyum.
Junhui mengangguk paham, ia kemudian memanggil staf dan menunjuk kalung tersebut, ia membelinya dengan kartu kredit dari kedua orang tuanya.
Setelah membayar, keduanya keluar. "Udah kan?" Tanya Wonwoo.
Junhui mengangguk. "Sekarang kita cari makan, gue yang traktir sebagai ucapan terima kasih." Ucapnya dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapi.
Meskipun membantu Junhui untuk membeli barang untuk Irene, ia sungguh merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Junhui. Karena ketika Junhui sudah memiliki kekasih, ia seperti lupa pada Wonwoo dan lebih sering menghabiskan waktu dengan kekasihnya.
Keduanya turun ke lantai pertama di mana food court mall tersebut berada, masuk ke salah satu restoran dan memesan. Makan malam bersama sembari berbincang mengenai banyak hal seperti biasanya.
Setelah itu, keduanya keluar, Wonwoo mengantar Junhui ke indekosnya, baru dirinya kembali ke indekos miliknya sendiri. Berbaring di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit kamar tersebut.
Ia menghela napasnya, tangan kanannya terangkat dan menyentuh dadanya sendiri. Mengusapnya dengan lembut, ada perasaan campur aduk di sana, antara sedih dan senang.
••••••
Dari kejauhan, Wonwoo terduduk di atas motornya yang terparkir di area parkir fakultas. Kedua matanya sedang menatap Junhui yang duduk bersama Irene di gazebo kecil di depan gedung utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
second lead
FanfictionMINWON • COMPLETED - dedicated to 'mas arka wonwoo' that have sad ending Local Fanfiction "Kamu tahu kan kalo lidah itu nggak bertulang?" "Tahu.." "Tapi bisa ngangkat pinggang kamu." "Huh?" • Dylan Wonwoo Arkana • Mingyu Alvaro Mahendra start :...