second lead || lidah nggak bertulang..

3.8K 214 7
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, Mingyu dan Wonwoo kini sedang berjalan dari arah air terjun untuk kembali ke rumah. Langkah mereka cukup pelan dari pada saat keduanya berangkat tadi.

"Bilangnya gimana mas?" Tanya Wonwoo. Keduanya sedang membahas tentang memberitahu hubungan mereka kepada kedua orang tua Mingyu.

Mingyu menoleh dan menatap lekat Wonwoo. "Entar malem pas makan malam gimana? Mas yang mulai nggak papa." Balasnya.

Kepala Wonwoo mengangguk untuk menanggapi, ia tersenyum dan mengeratkan genggaman tangannya pada Mingyu. "Semoga papa sama mama ngebolehin ya mas.." Ucap Wonwoo dengan tatapan menatap jalanan setapak yang keduanya lewati.

Mingyu mengangguk kecil. "Iya.." Balasnya.

Setelah menghabiskan waktu selama tiga puluh menit berjalan kaki, keduanya sampai. Wonwoo terlebih dahulu membersihkan diri, lalu setelah itu Mingyu dan keduanya berlanjut makan siang.

Lalu Wonwoo mengajak Mingyu untuk berkeliling di desa tersebut, sampai jam menunjukkan pukul empat sore dan keduanya pulang. Mereka menunggu hingga makan malam tiba.

Duduk di meja makan dengan yang lain dan fokus menyantap makanan masing-masing. Mingyu menatap bagaimana keadaan di ruang makan yang begitu hening. Ia menunggu hingga nenek dan kakek Wonwoo bangkit, keluar dari ruang makan.

Tinggal kedua orang tua Wonwoo dan adiknya. Ia meraih gelasnya dan meneguk air putihnya. "Om.. Tante.." Panggil Mingyu dan kedua orang tua Wonwoo menoleh. "Ada yang ingin saya sampaikan.." Ucapnya.

"Apa nak Alva?" Tanya ibunya Wonwoo.

Wonwoo menelan ludahnya kasar, ia menoleh dan menatap Mingyu yang duduk di sampingnya.

Sementara Mingyu, ia menatap kedua orang tua Wonwoo dengan lekat. "Jadi.. Saya dan Arka berpacaran." Ucapnya.

Kedua mata orang tua Wonwoo menatap bingung Mingyu. Tuan Dewa mengernyitkan dahinya. "Berpacaran? Kalian berdua?" Tanyanya.

Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Saya datang kesini selain untuk mengantar Wonwoo, juga ingin memberitahukan hal itu pada kalian." Mingyu menatap ayahnya Wonwoo dengan lekat. "Papa juga sudah tahu." Lanjutnya.

Tuan Dewa terdiam, istrinya terdiam, sedangkan Chan, menatap bingung keluarganya. Wonwoo? Ia begitu gugup sekarang jika kedua orang tuanya marah dan meminta keduanya untuk berpisah.

"Arka, kamu menggoda nak Alva?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut ibunya Wonwoo.

Wonwoo langsung mendongak dan menatap ibunya. Ia mengerjap kecil. "Ti..dak.." Balasnya dengan canggung. Ia menggigit bibir bawahnya. "Arka.. cinta sama mas Alvaro.." Lanjutnya.

"Terus nak Alva mau sama kamu?" Pertanyaan ibunya lagi membuat Wonwoo membulatkan kedua matanya, ia menoleh ke arah Mingyu dan menatap Mingyu yang tersenyum tipis.

Mingyu lalu menatap ibunya Wonwoo. "Saya cinta sama Arka tante.." Timpalnya sembari tersenyum. "Saya juga sekalian minta restu sama om dan tante.. Buat hubungan saya sama Arka." Lanjutnya.

"Papa kamu setuju? Walaupun kalian sama-sama laki-laki?" Kali ini ayahnya Wonwoo yang bertanya.

Mingyu menganggukkan kepalanya. "Ini bukan pertama kalinya saya pacaran sama laku-laki dan.. papa setuju." Balasnya.

Kepala tuan Dewa mengangguk mengerti, ia menghela napasnya lirih. "Tapi kalo sekali saja kamu nyakitin Arka, saya nggak bakal terima Alva." Balas tuan Dewa.

Mingyu tersenyum dan mengangguk paham. "Makasih om.." Balasnya. Ia menoleh ke arah ibunya Wonwoo. "Tante gimana?" tanyanya.

"Nggak papa, selama Arka bahagia dan.. kamu bisa jaga dia, tante nggak papa." Balasnya dengan tersenyum tipis.

second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang