"Emang siapa aja yang mau dateng?" Tanya Mingyu setelah Wonwoo mengatakan bahwa besok siang akan membawa teman-temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Keduanya tengah duduk di sofa ruang tamu dengan televisi yang menyala.
Kedua mata Wonwoo mengerjap kecil. "Reza sama Okta." Jawabnya.
Mingyu mengangguk paham. "Boleh nggak papa." Balasnya, lalu kembali fokus pada layar televisi.
"Makasih mas." Seru Wonwoo dengan senang, hanya mendapat anggukan kecil dari Mingyu. Ia menghela napasnya kecil, lalu bersandar di sandaran sofa, ia menoleh dan menatap Mingyu yang terlihat begitu serius. "Mas Alvaro emang nggak ada niatan mau nikah?" Tanyanya tiba-tiba.
Mingyu langsung menoleh. "Kenapa emang?" Tanyanya bingung.
"Ya enggak.. Kalo semisal mas Alvaro mau nikah, entar aku pindah dari rumah ini." Lirihnya.
Mingyu menghela napasnya panjang. "Udah dibilang jodohnya belum ada.." Ia menatap layar televisi. "Kalo saya nikah pun, kamu nggak perlu pindah Arka, kan kamu tinggal di sini sampe lulus kan?"
"Iya, harusnya. Tapi kan nggak enak sama istrinya mas Alvaro nanti.."
Mingyu terkekeh dan menoleh. "Emang saya bilang mau nikah sama cewek?"
"Ha?" Wonwoo membulatkan kedua matanya, ia lupa jika Mingyu juga tertariknya dengan pria.
"Gini maksudnya.. Saya nggak peduli saya mau nikah sama cowok atau cewek. Yang penting jodoh." Balasnya.
Wonwoo mengangguk paham. "Emang mas Alvaro nggak aneh gitu nikah sama cowok.. Kan di sini masih jarang, banget."
"Ya makanya, nikah sama cowok biar nggak jarang lagi." Kekeh Mingyu dan mendapat decakan kesal dari Wonwoo. "Tapi bukannya kamu sukanya sama cowok juga? Kenapa harus ngerasa aneh?"
"Kan baru suka mas, nggak sampe kepikiran buat nikah. Hubungan saya sama Juna aja nggak jelas mau gimana."
"Kamu jadi mau ngomong sama dia?"
"Kayaknya.. Soalnya beban pikiran." Wonwoo mengulum bibirnya. "Paling enggak biar lega." Lanjutnya sembari tersenyum tipis.
"Sebenarnya perasaan cinta itu bisa muncul kapan aja, dalam situasi apa aja.. Dulu saya pacaran sama mantan saya yang udah meninggal nggak nyampe satu bulan. Tapi lupainnya butuh waktu lama. Sempet kepikiran juga buat nyusul."
"Terus kenapa nggak jadi?"
"Kalo jadi, saya nggak di sini, jadi hantu saya." Balas Mingyu dan membuat Wonwoo terkekeh. "Saya masih punya keluarga selain dia, masih punya temen, dan karena saya ngelanjutin hidup saya, saya jadi lebih banyak pengalaman, bisa jadi dosen dan ketemu bocah prik kaya kamu."
Wonwoo mendengus kesal. "Nggak prik juga kali mas.." Ia menatap Mingyu dengan datar, memutar bola matanya malas.
Mingyu menatapnya, keduanya hanya terdiam lalu beberapa saat kemudian saling mengalihkan pandangan dengan menatap ke layar televisi.
Wonwoo mengerjap kecil, ia melirik Mingyu lalu bangkit dari duduknya. "Saya mau tidur mas.. Udah malem." Dan bergegas memasuki kamarnya.
Mingyu hanya menoleh dan menatap kepergian Wonwoo, lalu kembali menatap layar televisi.
Tubuh Wonwoo berbaring di tempat tidur, ia menghela napasnya. "Kenapa gue baru sandar gue tinggal sama gay sih?" Ia menepuk kepalanya sendiri. "Gimana kalo tiba-tiba mas Alva..." Lalu membayangkan dirinya yang tubuhnya dihempaskan Mingyu ditempat tidur dan Mingyu mengungkungnya.
Lalu Mingyu merendahkan tubuhnya sembari mengusap wajah Wonwoo yang hanya bisa terdiam sembari menelan ludah dan bibir Mingyu menyentuh bibirnya, lalu...
KAMU SEDANG MEMBACA
second lead
FanficMINWON • COMPLETED - dedicated to 'mas arka wonwoo' that have sad ending Local Fanfiction "Kamu tahu kan kalo lidah itu nggak bertulang?" "Tahu.." "Tapi bisa ngangkat pinggang kamu." "Huh?" • Dylan Wonwoo Arkana • Mingyu Alvaro Mahendra start :...