second lead || mimpi basah

3.1K 236 11
                                    

Setelah membuka kedua matanya, Wonwoo langsung meraih ponselnya di atas nakas dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 08.13. Ia menoleh dan tak mendapati Mingyu di sana, pasti sudah berangkat ke kampus.

Wonwoo menggerakkan tubuhnya dan ia mengerjap karena merasa basah di bawah sana. Ia langsung bangkit dan menyibak selimut, mengulum bibirnya saat melihat cairan putih lengket di bagian itu.

"Ahh!! Kenapa harus pas gue tidur di sini sih.." Ia langsung turun, mengecek selimut yang untungnya tak terkena cairannya sendiri. Hanya seprei dan celana yang ia gunakan.

Wonwoo langsung menarik spreinya dan membawanya keluar, memasukkannya ke mesin cuci. Ia juga terlebih dahulu masuk kamarnya. "Kasur gue dimana?" Lirihnya lalu ia mengganti celananya dan mencucinya bersamaan dengan seprei tersebut.

Beruntung dirinya masuk kelas jam tiga nanti, jadi ia masih punya waktu untuk mengeringkan sprei milik Mingyu. Kini dirinya duduk di sofa ruang tamu, sembari memikirkan mimpi basah yang ia dapat semalam. 

"Tapi kan gue udah 20 tahun.. Masa masih mimpi basah..? Sebelumnya juga jarang.." Lirihnya. Entah sudah berapa bulan atau bahkan mungkin lebih dari setahun ia tidak mengalaminya.

Kecuali jika sebelum tidur ia menonton blue film, maka paginya ia akan bangun dengan cairan ejakulasinya. Ia juga mengingat tentang ciuman di mimpinya. Bagaimana itu terlihat sangat nyata.

Tangan kirinya mengusap bibirnya, masih sangat merasa nyata dengan ciuman itu. "Cowok di mimpi gue siapa ya?" Lirih Wonwoo, ada harapan kalau itu Junhui, tapi sepertinya bukan. Tidak, Wonwoo harus membuang pikiran itu jauh-jauh.

Ia terperanjat saat mendengar nada notifikasi ponselnya, ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja, melihat pesan masuk dari Mingyu.

Mas Alvaro

Arka, kamu kuliah sore kan? Jam 9 nanti ada orang dateng buat benerin AC di kamar kamu. Sama cek kasur kamu, saya jemur di belakang rumah.
08.35

Iya mas.. Makasih.
08.36

Setelah membalasnya, ia meletakkan kembali ponselnya di tempat tadi. Ia bangkit dan berjalan ke arah pintu samping yang menuju belakang rumah, melihat kasur queen size-nya yang dijemur oleh Mingyu.

Wonwoo mendekat dan mengeceknya, masih basah tapi tak terlalu. Ia kemudian masuk dan mengecek cuciannya yang belum selesai. Berharap hari ini tidak hujan dan seprei itu bisa kering sebelum ia berangkat kuliah nanti.

Mingyu menatap layar ponselnya lalu meletakkan di atas meja kerjanya. Ia menghela napasnya panjang, mengingat kejadian semalam bagaimana ia mencium Wonwoo.

Ah, bahkan Wonwoo membalas ciumannya. Bagaimana jika Wonwoo ingat dan menyalahkannya? Apa Wonwoo akan marah padanya karena merasa dilecehkan?

Mingyu benar-benar pusing, ia lalu bangkit sembari membawa buku ajarnya dan menuju kelas yang ia gunakan untuk mengajar. Ia mulai menyampaikan materi setelah seluruh mahasiswa masuk.

Menerangkan apa yang perlu diterangkan dan memberi tugas mingguan seperti biasanya sebelum akhirnya ia keluar dari kelas tersebut. Ia berjalan menuruni tangga, tidak menggunakan lift.

"Pak Hendra.." Mingyu menghentikan jalannya saat mendengar panggilan dari salah satu mahasiswanya, ia menoleh dan mendapati Joshua berjalan ke arahnya. "Pak Hendra sibuk nggak?" Tanya Joshua.

"Nggak juga, habis ini saya nggak ada kelas, kenapa?" Tanya Mingyu.

"Jadi, organisasi jurusan akan melaksanakan kegiatan literasi media, kalo semisal pembicara untuk acara seminarnya, pak Hendra mau nggak?" Tanya Joshua, keduanya menyingkir saat ada mahasiswa lain yang lewat.

second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang