Ujian akhir semester genap telah berakhir dan mulai hari minggu ini, Wonwoo libur semester selama satu bulan lebih. Ia akan pergi ke Surabaya setelah Mingyu selesai dengan tugasnya menjadi dosen untuk mengoreksi ujian akhir mahasiswanya.
Sekarang, Wonwoo belum terbangun, ia masih tidur dengan pulas di atas tempat tidur Mingyu. Sedangkan pemiliknya duduk di meja kerjanya, menghadap laptopnya dan memasukkan data nilai mahasiswa yang sudah ia nilai.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan, tapi keduanya bahkan belum bangun. Semalam mereka tidur dini hari karena keasyikan menonton pertandingan sepak bola.
Mingyu beberapa kali menoleh untuk mengecek Wonwoo, takut jika ia menganggu kekasih sekaligus mahasiswanya itu. Ia menatap layar komputernya, setelah selesai ia menyimpan file tersebut. Akan meneruskannya nanti malam.
Bangkit dari duduknya, Mingyu berjalan ke arah tempat tidur, ia naik dan berbaring miring di samping Wonwoo. Ia tersenyum sembari jemarinya yang mengusap bibir Wonwoo yang sedikit terbuka. Membuat empunya sedikit menggeliat tapi tak terbangun.
Ia terus melakukannya, mengusap beberapa bagian wajah Wonwoo, berpindah ke telinga kanannya dan mengusap daun telinga itu dengan lembut. Wonwoo menggeliat lagi. Ia berpindah posisi membelakangi Mingyu.
Mingyu terkekeh dan mendekat, memeluk Wonwoo dari belakang dengan tangan kanannya yang melingkar erat di perut Wonwoo. "Sayang.." Bisiknya dengan bibirnya yang menempel di daun telinga kiri Wonwoo.
"Eungh.." Wonwoo menggeliat kecil, ia seperempat sadar, membalik tubuhnya dan menghadap Mingyu, menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu dan melingkarkan tangan kanannya pada punggung Mingyu.
Kecupan ia dapatkan di pucuk kepalanya dari Mingyu. Wonwoo sedikit tersenyum, ia sudah setengah sadar, perlahan mendongakkan kepalanya dan menatap Mingyu dengan kedua mata yang setengah menutup. "Mas.." Lirihnya dengan suara khas bangun tidur.
"Lama banget ya tidurnya.. Hampir jam setengah sepuluh tahu.." Balas Mingyu sembari mengusap wajah bangun tidur Wonwoo.
Wonwoo tersenyum canggung. "Hehe.." Ia membuka kedua matanya dengan lebar dan menatap Mingyu lekat. Wajah Mingyu mendekat dan mengecup bibirnya. "Ih, Mas Alvaro.. Kan belum sikat gigi.." Protesnya.
Mingyu terkekeh. "Nggak papa, bau jigong kamu wangi." Ia mendekat dan mencium bibir Wonwoo yang membulatkan kedua matanya dengan lebar.
Wonwoo menelan ludahnya dan mendorong Mingyu menjauh. "Sebentar, tunggu sini. Jangan kemana-mana mas.." Ia menurunkan kedua kakinya dan bergegas keluar dari kamar Mingyu.
Mingyu mengerjap bingung, tapi ia tetap menunggu Wonwoo selama beberapa menit dan akhirnya Wonwoo kembali, ia naik ke tempat tidur dan duduk di pinggul Mingyu, merendahkan tubuhnya dan mengecup bibir Mingyu. "Udah sikat gigi.. Tambah wangi kan?" Ia mengecupnya lagi.
Mingyu tersenyum dan menahan punggung Wonwoo, membuat kekasihnya itu menindih tubuhnya. "Iya sayang.." Ia mencium bibir Wonwoo selama beberapa saat.
Wonwoo sedikit mendongak. "Mas Alvaro sekarang sering banget manggil sayang gitu.." Ia merona, bibirnya manyun gemas.
"Emang kenapa? Kan kamu kesayangan saya Arka.."
Wonwoo mengulum bibirnya. Ia memukul pundak Mingyu dengan pelan. "Bikin salting.." Ia menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu, menahan senyumnya sendiri dengan kedua telinga yang memerah.
Mingyu terkekeh, ia merasa gemas, mengusap rambut Wonwoo dengan lembut. "Sayang.." Panggilnya dengan lembut.
"Ih.. Mas Alva.." Wonwoo menatapnya tidak suka, tapi kedua matanya berbinar, bibirnya manyun tapi wajahnya memerah, ia malu tapi menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
second lead
FanfictionMINWON • COMPLETED - dedicated to 'mas arka wonwoo' that have sad ending Local Fanfiction "Kamu tahu kan kalo lidah itu nggak bertulang?" "Tahu.." "Tapi bisa ngangkat pinggang kamu." "Huh?" • Dylan Wonwoo Arkana • Mingyu Alvaro Mahendra start :...