second lead || nggak bosen kan?

2.6K 227 9
                                    

Mingyu meminta ibunya untuk menemani Wonwoo karena ia harus pergi ke kampus dan mengajar, juga sekalian mengizinkan Wonwoo untuk tidak masuk kuliah dengan membawa surat dari rumah sakit.

Wonwoo melakukan operasi di pagi hari, dengan nyonya Mahendra yang menemaninya. Sekitar jam sepuluh, tepat satu jam operasinya selesai, Mingyu datang. Ia menyempatkan diri untuk melihat keadaan Wonwoo karena dirinya juga mengajar jam satu nanti.

"Emang mas Alvaro nggak ngajar, sampe ke sini segala.." Ucap Wonwoo sembari menatap Mingyu, ia berbaring di tempat tidur tersebut, masih merasakan sedikit sakit dari bekas luka jahitan di perutnya.

"Nggak, masih nanti jam satu. Toh juga deket Arka, nggak nyampe lima menit." Mingyu menatap Wonwoo dengan lekat, ia tersenyum tipis. "Gimana, udah nggak sakit lagi kan?" Tanyanya.

Wonwoo menggelengkan kepalanya. "Cuma perih dikit di bagian jahitannya mas." Bibirnya mengerucut lucu sembari tangannya yang memegang perutnya dengan pelan.

Mingyu mengangguk paham. "Kamu harus jaga makan kamu Arka.. Kalo lagi di luar, pilih-pilih makanan juga.." Ucapnya dan di beri anggukan oleh Wonwoo. "Dan selama satu bulan ke depan, kalo kamu mau pergi ngampus, kamu harus bareng saya."

Dahi Wonwoo mengernyit bingung. "Kenapa.. Kan jadwal kita beda mas.. Kadang masuk siang, masuk sore.. Pulang pagi atau malem.."

"Nggak papa, ntar kamu bisa nungguin di perpus apa ruang kesehatan juga bisa.."

Wonwoo menghela napasnya malas, demi kebaikannya juga. Mingyu tak memperbolehkannya naik motor. "Iya deh.." Balasnya dengan wajah murung.

Mingyu mengusap dahinya yang mengkerut. "Toh tinggal masuk sekitar tiga mingguan lagi.. Mulai minggu depan ada ujian akhir semester kan?"

"Iya." Wonwoo tersenyum lebar.

"Habis itu, kita ke Surabaya.."

Wonwoo menganggukkan kepalanya. "Iya mas.." Balasnya sembari tersenyum tipis. "Mas.. Cium.." Pintanya.

Mingyu bangkit dari duduknya, ia mendekat ke arah Wonwoo dan merendahkan tubuhnya, lalu ia mencium bibir Wonwoo, melumatnya dengan lembut.

Tangan kiri Wonwoo meraih tengkuknya, mengusapnya dengan lembut dan sedikit menekannya. Ia membuka mulutnya untuk memberikan akses Mingyu memasuki rongga mulutnya.

Lidah itu saling melilit satu sama lain. Keduanya terlalu menikmati ciuman mereka sampai tidak sadar saat pintu terbuka dan teman-teman Wonwoo masuk. Jeonghan, Seungcheol, Joshua, Jihoon dan juga Hoshi.

"Huwaa!!" Teriak Wonwoo setelah mendorong Mingyu menjauh, ketika kedua matanya terbuka dan menatap teman-temannya yang berdiri di ambang pintu dengan cengengesan. "Shh.." Ia meringis sakit merasakan perutnya yang pering.

Mingyu menatap mahasiswanya, ia mengerjap dan menggelengkan kepalanya. "Kalo masuk tuh ketok pintu dulu, biar nggak ganggu privasi orang." Ucap Mingyu sembari berjalan mendekat.

"Kita udah ketok pintu pak.. Kalian aja yang nyiumnya pe--"

Plak..

Hoshi mendapat pukulan di lengannya dari kekasihnya yang berdiri di sampingnya. "Maaf ya pak, kita datang ke sini mau nengok Arka." Ucap Jihoon.

Mingyu mengangguk. "Iya nggak papa.." Ia kemudian mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruangan tersebut.

Teman-teman Wonwoo mendekat, bukan bertanya kabar tapi meledek Wonwoo. "Enak Ka ciuman sama pak Hendra?" Tanya Joshua dengan berbisik. Wonwoo bahkan tidak tahu kenapa Joshua bisa sampai di sini.

Wonwoo menatapnya tidak suka. "Lo pertanyaannya aneh." Ia memutar bola matanya malas. "Enak lah, namanya juga ciuman." Lanjutnya dengan terkekeh.

"Udah tinggal bareng, di sayang lagi.." Ledek Hoshi. Wonwoo terkekeh mendengarnya.

second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang