second lead || ketahuan

3K 225 22
                                    

Pagi hari, Mingyu dan Wonwoo membersihkan rumah bersama, dari mulai mencuci, membenahi barang, menyapu, mengepel dan membersihkan tempat yang lain.

Siangnya keduanya masak bersama di dapur, menghabiskan waktu sampai dua jam karena keduanya kebanyakan bercanda saat melakukannya.

Dan sekarang, keduanya berada di luar rumah untuk melakukan kencan yang mereka rencanakan kemarin. Hanya pergi menonton dan makan malam di restoran yang telah Mingyu reservasi.

Bukan itu sebenarnya yang penting, tapi bagaimana sikap Wonwoo terhadapnya. Ada yang berbeda, Mingyu tidak tahu tapi ada yang berbeda.

Biasanya Wonwoo itu banyak bicara, tapi tidak, malah dirinya yang banyak bicara. Bahkan ketika keduanya melakukan hal tersebut bersama, lebih banyak Mingyu yang bercanda atau mulai dengan perbincangan keduanya.

Dan sekarang, jam delapan malam keduanya baru keluar dari restoran tempat Mingyu dan Wonwoo makan malam bersama. Wonwoo berjalan di depan Mingyu dan ia segera memasuki mobil Mingyu.

Mingyu juga masuk, mengendarai mobilnya ke arah rumah. Ia sedikit menoleh ke arah Wonwoo. "Kamu mau mampir ke suatu tempat dulu nggak Arka?" Tanyanya.

Wonwoo yang sedang fokus menatap keluar jendela itu menoleh. "Enggak mas." Jawabnya sembari tersenyum dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi.

"Ada yang mau sampein ke saya nggak?" Tanya Mingyu lagi.

Wonwoo menatapnya dengan bingung. "Nggak ada.. Emang kenapa?" Tanya Wonwoo balik.

"Nggak, kamu kaya beda aja."

"Biasa aja deh.." Wonwoo terkekeh dan ia menatap keluar jendela. Ia terdiam, sebenarnya ia memikirkan kenapa Mingyu tak mau menyentuhnya, maksudnya, keduanya hanya sebatas memeluk dan berciuman.

Bahkan ketika Mingyu mulai menjamah tubuhnya, seperti mencium lehernya atau mengusap pinggangnya, Mingyu akan berhenti, mengucapkan maaf dan keduanya berhenti.

Wonwoo sebenarnya berpikir apakah Mingyu benar-benar mencintainya atau tidak. Ia bingung dengan sikap Mingyu sebenarnya. Ingin bilang tapi ia terlalu malu untuk itu, bukankah jadinya ia seperti mengharapkan hal itu terjadi?

"Kenapa diem Arka?" Tanya Mingyu, ya, seharian itu Wonwoo seperti itu, jika ia tak mengajak Wonwoo berbicara, maka Wonwoo hanya akan diam dengan wajah datarnya. Diamnya Wonwoo malah membuatnya takut jika ia berbuat salah.

"Nggak papa mas.." Lirih Wonwoo sembari menoleh, ia menatap Mingyu dengan lekat lalu menatap lurus ke depan.

"Saya ada salah sama kamu?" Tanya Mingyu.

Wonwoo menggeleng. "Enggak kok.." Jawabnya sembari terkekeh. "Kesalahan apa coba.. Biasa aja."

"Nah itu yang bikin saya bingung Arka.. Kamu dari pagi tadi diem mulu, nggak mau ngomong kalo nggak di tanya."

"Emang aku harus ngomong apa mas.. Orang nggak ada yang mau di omongin." Wonwoo mengerucutkan bibirnya.

Mingyu menghela napasnya, ia memasuki area rumahnya, tapi ia menyingkir, menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia mengubah posisinya menghadap Wonwoo. "Bilang sama saya, kamu mau apa?" Tanyanya.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, ia mengerjap kecil dan menunduk. "E-emang kalo pacaran nggak langsung.. Nggak langsung ber.." Ia menelan ludahnya dengan kasar. "Bersenggama ya.. mas?" Tanyanya.

Mingyu mengernyit bingung, ia terdiam untuk mencoba mengerti dengan apa yang Wonwoo katakan. Ia kemudian terkekeh sembari mengusap rambut Wonwoo. "Tergantung orangnya sih." Jawabnya.

Wonwoo menoleh dan menatap Mingyu dengan dahi yang mengkerut. "T-terus kenapa kita cuma sebatas ciuman aja.. Enggak sampe.."

"Arka.." Mingyu meraih tangan kanan Wonwoo dan mengusapnya. "Kamu masih perjaka kan?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk. "Saya mikirnya nunggu kamu mau dulu.. Apalagi ini pertama kalinya kamu pacaran, kalo tiba-tiba saya ngelakuin itu, kamu pasti mikirnya saya cuma butuh tubuh kamu doang.."

second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang