"Sebenarnya apa yang kalian ributin huh?" Tanya Mingyu, ia duduk bersandar di sisi meja kerjanya dengan menatap Wonwoo dan Junhui yang menunduk dan terdiam. Pura-pura tidak tahu saja.
"Masalah pribadi pak, tapi Juna ngebesar-besarin sampe nyebar di grup-grup kampus." Jawab Wonwoo.
Junhui langsung menoleh. "Salah lo Arka, karena lo--"
"Juna kamu itu salah." Sela Mingyu. "Saya bukan belain Arka karena saya tinggal bareng dia atau apa, tapi kamu salah. Yang namanya orientasi seksual itu privasi orang lain, kamu nggak bisa dengan mudahnya nyebarin hal itu, bahkan sampai satu kampus." Lanjutnya.
"Tapi pak, Arka yang mulai duluan.." Ucap Junhui.
"Dia emang salah, saya tahu gimana jalan cerita kalian berdua, tapi bukannya kamu yang memperbesar masalahnya? Kan kamu tidak memiliki perasaan apapun sama Arka, terus kenapa harus terus kamu pikirin huh? Sampai segini besarnya?"
Junhui terdiam, ia menelan ludahnya dengan kasar, sedikit mendongak dan menatap Mingyu takut.
"Apa kamu sebenarnya juga suka sama Arka?" Tanya Mingyu.
Wonwoo membulatkan kedua matanya dan menoleh ke arah Junhui, ia tidak percaya dengan hal itu. Junhui tidak mungkin memiliki perasaan untuknya. Wonwoo tidak akan pernah percaya.
"S-saya enggak pak." Jawabnya dengan ragu.
"Kalo kamu nggak suka kenapa harus dipikirin? Bikin masalah tambah besar gini?" Mingyu mendesah lelah. "Sekarang kamu hapus seluruh pesan yang kamu kirim di semua grup itu.. Setelah itu, terserah kalian mau saling memaafkan atau tidak, saya tidak peduli, yang terpenting jangan membuat reputasi jurusan menjadi buruk."
"I-iya pak." Lirih Junhui.
"Dan kamu Arka." Mingyu menoleh ke arah Wonwoo yang sedikit terperanjat. "Kamu juga harusnya nggak main labrak-labrak gitu di kantin, udah bikin keributan, bikin malu jurusan lagi." Lanjutnya.
"Maaf pak.." Lirih Wonwoo, ia menunduk begitu dalam sembari menggigit bibirnya.
"Ya sudah, keluar kalian dan renungkan kesalahan masing-masing. Jangan sampai terulang lagi." Ucap Mingyu.
Keduanya mengangguk dan pamit keluar. Mingyu menghela napasnya. "Good job Arka.." Lirih Mingyu lalu ia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya.
•
Wonwoo berjalan memasuki rumah dengan wajah murungnya. Bibir yang manyun dan gerak-gerik menunjukkan rasa bersalah. Ia melihat Mingyu yang duduk di sofa ruang tamu.
Berdiri dan berjalan ke arahnya, Mingyu mendekat dan berdiri di hadapannya. Lalu tiba-tiba ia meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya erat dengan tangan kanan yang mengusap rambut Wonwoo.
Membuat Wonwoo sendiri bingung. "I'm so proud of you, Arka.." Ucap Mingyu sembari melepas pelukan tersebut.
"Huh?" Wonwoo menatapnya dengan bingung. "Apa maksud mas Alvaro?" Tanyanya.
Mingyu terkekeh. "Di kampus saya itu dosen kamu, tapi di rumah, saya kakak kamu." Mingyu mengajak Wonwoo untuk duduk di sofa ruang tamu tersebut. Ia menatap Wonwoo dengan bangga.
Wonwoo masih menatapnya dengan bingung. "Saya nggak ngerti mas, bingung." Ucapnya sembari menghela napasnya, karena selama perjalanan pulang tadi, ia terus berpikir bahwa Mingyu akan memarahinya lagi.
Mingyu menghela napasnya. "Saya suka cara kamu nglabrak Juna, dia jadi ciut kan karena dia yang ngelakuin ini sama kamu." Ucapnya sembari menyentuh ujung bibir Wonwoo yang terluka.
Sang pemilik hanya bisa membulatkan kedua matanya sembari menelan ludahnya. "Hehe.. S-sakit hati saya mas.. Juna kelewat batas sih, saya juga punya batas sabar kali." Balas Wonwoo dengan sedikit senyuman tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
second lead
FanfictionMINWON • COMPLETED - dedicated to 'mas arka wonwoo' that have sad ending Local Fanfiction "Kamu tahu kan kalo lidah itu nggak bertulang?" "Tahu.." "Tapi bisa ngangkat pinggang kamu." "Huh?" • Dylan Wonwoo Arkana • Mingyu Alvaro Mahendra start :...